CHANCE [END] #Wattys2019

By whiskeypink

290K 11.9K 136

COMPLETED✔ 1st book. 2nd book : One-Sided Love ❗DON'T COPY MY STORY, PLEASE❗ Bisa cek di profile ku untuk cer... More

CHANCE - Chapter 1
CHANCE - Chapter 2
Pemeran CHANCE
CHANCE - Chapter 3
CHANCE - Chapter 4
CHANCE - Chapter 5
CHANCE - Chapter 6
CHANCE - Chapter 7
CHANCE - Chapter 8
CHANCE - Chapter 9
CHANCE - Chapter 10
CHANCE - Chapter 11
CHANCE - Chapter 12
CHANCE - Chapter 13
CHANCE - Chapter 14
CHANCE - Chapter 15
CHANCE - Chapter 16
CHANCE - Chapter 17
CHANCE - Chapter 18
CHANCE - Chapter 19
CHANCE - Chapter 20
CHANCE - Chapter 21
CHANCE - Chapter 22
CHANCE - Chapter 23
CHANCE - Chapter 24
CHANCE - Chapter 25
CHANCE - Chapter 26
CHANCE - Chapter 27
CHANCE - Chapter 28
CHANCE - Chapter 29
CHANCE - Chapter 30
Stories Collaborate With @dyoagst
CHANCE - Chapter 31
CHANCE - Chapter 32
CHANCE - Chapter 33
CHANCE - Chapter 34
CHANCE - Chapter 35
CHANCE - Chapter 36
CHANCE - Chapter 37
CHANCE - Chapter 39
CHANCE - Chapter 40
CHANCE - Chapter 41
CHANCE - Chapter 42
CHANCE - Chapter 43
CHANCE - Chapter 44
Sequel CHANCE????!!!
CHANCE - Chapter 45 (END)
INFO UPDATE SEQUEL!
ANOTHER STORY

CHANCE - Chapter 38

4.9K 215 1
By whiskeypink

Jessi kembali ke Villa, namun ia tak mendapati Leon di kamar laki-laki itu. Walau mereka satu Villa, namun mereka tidur di kamar yang berbeda. Jessi kesana kemari mencari sosok Leon. Ia masih kesal kenapa Leon tanpa memberitahu dirinya tentang rencana mempertemukan ia dengan Andrew.

"Leon? Dimana kau?" Seru nya.

Ia tak mendapatkan sosok Leon yang menyebalkan itu dimanapun. Ia menuju Villa dimana Diana dan Matthew tinggali. Ia mengetok pintu Villa Diana, tak lama keluarlah perempuan itu, "Jessi! Dari mana saja kau?" Serunya. Jessi tersenyum lebar, "Dimana Leon?" Bukannya menjawab, ia malah bertanya balik.

Diana memutar bola matanya malas, "Dengan Andrew, huh?" Ledek Diana, Jessi menggaruk tengkuk nya malu, "Nanti akan aku ceritakan semuanya. Dimana Leon? Aku tidak menemukan laki-laki itu di Villa."

"Dia sudah kembali ke New York, katanya ada pekerjaan yang sangat harus ia urus disana. Dia meminta maaf padamu karena tidak memberitahu hal ini. Dia benar-benar mendadak." Ucap Diana lirih. Ia tau sekali Leon sengaja kembali ke New York karena ingin segera melupakan Jessi. Menghilang dalam waktu sebentar adalah pilihan laki-laki itu.

Wajah Jessi tampak kesal, "Dasar Leon menyebalkan!" Kesal Jessi dengan wajah yang ditekuk. Diana terkekeh pelan, "Tidakkah kau sadar jika laki-laki yang kau bilang menyebalkan itu sangat mencintaimu, hm?"

Jessi terpaku. Matanya mengerjap tak percaya, "Itu tidak mungkin, Diana." Kekeh nya. Diana mendengus kesal, "Kau terlalu bodoh, Jessi. Tentu saja itu adalah benar!"

Jessi mengingat kembali pengakuan Leon saat malam itu.

'Jes, tidak kah kau sadar jika aku sudah lama mencintaimu, hm?'

'Aku sangat mencintaimu, Jessi! Kenapa kau lebih memilih laki-laki brengsek itu? Bahkan dia sudah melukaimu!'

'Jessi cintaku..'

Mulut Jessi terbuka lebar tak percaya, "Tapi Leon pernah bilang padaku beberapa hari lalu, dia sama sekali tidak mencintaiku." Diana mencubit hidung Jessi geram, "Itu dia lakukan karena dia tau kau begitu mencintai Andrew yang sudah menyakitimu dan bukan dia."

'Oke, Jessi. Kau bodoh. Kau bahkan sudah melukai perasaan Leon yang selama ini bahkan selalu berada di dekatmu. Selalu ada disaat kau terpuruk. Selalu ada disaat kau butuh bahu nya. Disaat kau senang, sedih, ataupun terluka.' Batin Jessi.

***

"Kau serius akan kembali ke New York sekarang?" Jessi mengangguk cepat pada Andrew, "Baiklah. Aku akan menelfon James untuk segera menyiapkan pesawat keberangkatan kita. Bersiap-siaplah, sayang."

Jessi sibuk mengemasi semua barang-barang nya. Tak lupa ia berpamitan pada Diana dan Matthew dan meminta maaf karena tidak dapat lebih lama liburan disini. Lagi pula Diana juga akan kembali ke New York karena akan kembali bekerja. Yaitu sama seperti Jessi, menjalankan profesi mereka menjadi model.

"Kau sama menyebalkan nya dengan Leon. Kenapa terburu-buru? Waktu liburanmu masih lama, Jessi."

"Kau tau aku harus meminta maaf pada Leon."

Diana mendesah, "Ah, masalah percintaan memang sangat sulit. Baiklah, semoga kau dan Leon masih berhubungan baik setelah ini. Bilang pada Andrew, jika dia berani menyakitimu, aku dan Matt tidak akan segan-segan menghajarnya." Jessi terkekeh pelan mendengar perhatian dari Diana.

Mereka berpelukan sangat lama. Jessi juga memberikan pelukan serta kecupan kecil pada Flora, "Kita akan bertemu lagi di New York! Jangan terlalu lama berlibur!" Seru Jessi dengan tawa kecil di akhir kalimatnya.

-

Andrew menakutkan jarinya lembut di sela-sela jari Jessi saat akan menuju bandara. Pesawat pribadinya sudah bersiap untuk pergi. Andrew sudah tau semuanya, bahkan dia juga menjelaskan pada Jessi jika ia sudah tau sangat lama kalau Leon mencintainya. Jessi begitu merasa bersalah, kenapa ia bisa dengan polos melukai hati Leon. Ia bercerita serta menangisi Andrew padanya. Ia yakin hati Leon sangat terluka mendengar semuanya. Semua keluh kesah tentang Andrew padanya.

Mereka memasuki pesawat yang tidak terlalu besar karena ini hanya sebagai pesawat yang digunakan oleh Andrew jika berpergian ke mana pun dalam konteks tiba-tiba.

"Kau baik-baik saja?"

Jessi mengangguk, "Hanya sedikit menyesal."

Andrew mencium kening Jessi lembut, "Ini bukan salahmu. Semua orang berhak bahagia, semua orang juga merasakan luka. Disini kau tidak bersalah, laki-laki itu saja yang bodoh tidak mau mengungkapkan perasaannya padamu agar dia lega." Walau sejujurnya Andrew tidak ingin Leon mengungkapkan perasaan nya pada Jessi. Itu bisa saja membuat Jessi luluh dan malah memilih melupakan Andrew dan menerima cinta Leon. Cinta timbul karena terbiasa, bukan?

"Apa aku terlihat jahat, Andrew?" Andrew menggeleng pelan sembari mengelus rambut Jessi, "Tidak, sayang. Jika kau merasa bersalah, bicaralah padanya nanti." Oke, Andrew mencoba untuk dewasa. Tidak ada lagi sifat ke egoisan nya. Ia mencoba mengerti Jessi agar ia dapat di mengerti oleh Jessi.

"Ku harap dia tidak akan marah padaku." Bisik Jessi.

Mereka sudah tiba di New York beberapa jam yang lalu. Jessi terlalu lelah untuk mencari keberadaan Leon, untuk saat ini ia harus beristirahat dulu, esok adalah hari yang pas untuk membicarakan hal ini agar Leon tidak salah paham.

***

Jessi serasa ingin menangis, berteriak, dan juga marah dalam satu waktu. Ia tidak mendapatkan Leon di mansion laki-laki itu. Ataupun di kantor. Bahkan dirinya mendatangi rumah Laura hanya untuk menanyakan apakah Leon datang kesini atau tidak.

"Dia kemarin memang kesini, ada apa?" Tanya Laura mengintimidasi. Jessi menggeleng pelan, "Kami hanya memiliki sedikit urusan, Laura. Apakah kau tau dimana dia sekarang? Karena aku tidak mendapatkannya di rumah ataupun kantornya." Jelas Jessi. Dibelakang sana, Andrew dengan sabar menunggu Jessi yang tengah berbincang pada Laura.

"Tidak. Aku tidak tau."

"Jessi!!" Seru Peter dari dalam. Jessi menangkap tubuh kecil itu yang berlari padanya. Mereka berpelukan, "Peter! Ah, kau semakin menggemaskan." Ucap Jessi sembari mengacak-acak rambut Peter yang sudah di potong. Tidak ada lagi si Peter berambut panjang.

"Aku lebih suka rambutmu yang panjang." Puji Jessi, "Mom, yang menyuruhku untuk memotong rambut. Padahal aku tidak mau, Jessi." Adu Peter. Laura menatap mereka berdua, "Rambutmu memang sudah harus di potong, Peter. Jangan membuat Mommy seakan jahat karena sudah memaksamu memotong rambutmu." Kesal Laura. Jessi tertawa melihat pertengkaran lucu antara Ibu dan anak ini.

"Baiklah, Laura. Aku harus pergi. Terimakasih atas waktumu." Ucap Jessi lembut dengan senyum manis nya, Laura membalas nya, "Ya, itu perbincangan yang tidak buruk."

"Sampai jumpa, Peter!" Seru Jessi sembari mencium pipi anak kecil itu yang makin menggembul, "Ah, apakah secepat ini, Jessi? Baiklah, sampai jumpa!" Balas Peter tidak rela.

Jessi berjalan masuk kedalam mobil Andrew, "Maaf membuatmu menunggu lama."

"Bukan apa-apa. Aku tau kau juga merindukan anak itu, siapa namanya?"

"Peter." Jawab Jessi semangat, "Ah, Peter. Jadi bagaimana? Apa Leon kemari?"

Jessi menggeleng pelan, "Tidak. Hari ini dia tidak datang kesini. Tapi kata Laura kemarin memang Leon kemari. Namun setelah itu Laura tidak tau kemana keberadaan Leon." Jelas Jessi. Andrew mengangguk pelan. Ia mengecup lembut bibir Jessi.

Seketika Jessi merasa mual saat mencium aroma gel rambut yang Andrew gunakan, "Kenapa? Apa aku bau?"

Jessi mengangguk, "Kau sangat membuatku mual!" Seru Jessi sembari menutup hidung nya, "Mual? Jangan-jangan.." Bisik Andrew.

Jessi seketika terdiam, "Aku hamil?" Andrew mengangguk dengan senyum lebar terpancar dari wajah pria itu. Ia akan kembali memiliki anak? Ah, ia tak akan menyia-nyiakan anaknya lagi.

To Be Continued.

-

Yeayy double update for this night. Beda beberapa menit aku langsung ketik lagi karena mumpung ideku lagi lancar kayak arus sungai😂

Semoga suka ya!

jangan lupa vote dan comment.

-

©Next ➡ Chapter 39©

Continue Reading

You'll Also Like

431K 845 4
[UNPUBLISHED.] ❝No matter how hard he runs away from reality. No matter how hard he ran from destiny. No matter how hard he searched for...
12.4M 566K 61
Raline Aghnia (22) gadis cantik berasal dari Indonesia, yang menempuh pendidikan di luar negeri melalui jalur beasiswa yang dia dapatkan. Hingga sua...
2.5M 38.3K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
329K 12.9K 52
[21+] Naradira, dia sangatlah ingin membunuh laki-laki di hadapannya, yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Kecewa? Sudah pasti. Marah? Tentu saja...