CHANCE [END] #Wattys2019

By whiskeypink

290K 11.9K 136

COMPLETED✔ 1st book. 2nd book : One-Sided Love ❗DON'T COPY MY STORY, PLEASE❗ Bisa cek di profile ku untuk cer... More

CHANCE - Chapter 1
Pemeran CHANCE
CHANCE - Chapter 3
CHANCE - Chapter 4
CHANCE - Chapter 5
CHANCE - Chapter 6
CHANCE - Chapter 7
CHANCE - Chapter 8
CHANCE - Chapter 9
CHANCE - Chapter 10
CHANCE - Chapter 11
CHANCE - Chapter 12
CHANCE - Chapter 13
CHANCE - Chapter 14
CHANCE - Chapter 15
CHANCE - Chapter 16
CHANCE - Chapter 17
CHANCE - Chapter 18
CHANCE - Chapter 19
CHANCE - Chapter 20
CHANCE - Chapter 21
CHANCE - Chapter 22
CHANCE - Chapter 23
CHANCE - Chapter 24
CHANCE - Chapter 25
CHANCE - Chapter 26
CHANCE - Chapter 27
CHANCE - Chapter 28
CHANCE - Chapter 29
CHANCE - Chapter 30
Stories Collaborate With @dyoagst
CHANCE - Chapter 31
CHANCE - Chapter 32
CHANCE - Chapter 33
CHANCE - Chapter 34
CHANCE - Chapter 35
CHANCE - Chapter 36
CHANCE - Chapter 37
CHANCE - Chapter 38
CHANCE - Chapter 39
CHANCE - Chapter 40
CHANCE - Chapter 41
CHANCE - Chapter 42
CHANCE - Chapter 43
CHANCE - Chapter 44
Sequel CHANCE????!!!
CHANCE - Chapter 45 (END)
INFO UPDATE SEQUEL!
ANOTHER STORY

CHANCE - Chapter 2

9.4K 407 5
By whiskeypink

Kulihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan tengah hari. Kini Peter baru saja selesai belajar. Walau umurnya masih lima tahun, ia sudah diajarkan berhitung dan mengenal beberapa hewan dan juga tumbuhan.

"Apakah kau ingin bermain denganku?"

Aku melihatnya sedang menggambar sebuah rumah, "Um boleh. Kau sedang apa?"

"Menggambar. Apakah kau tidak melihatnya?"

Aku terdiam sejenak. Melihat dirinya yang sibuk mewarnai rumah yang sudah ia gambar, "Kau tau? Ini adalah rumah aku dan pasanganku kelak." Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa anak seumurnya membahas pasangannya kelak. Aku tergelak heran sembari menggeleng, "Kau sudah ingin menikah?" Candaku. Dia menggeleng, "Memang kau sudah siap?"

"Eh?"

Peter tergelak pelan, "Wajahmu sangat lucu, Jessi." tawanya.

Aku mengerti apa maksudnya. Berarti dia ingin menikah denganku, iya kan? Sudah pernah ku bilang kalau Peter berpikiran dewasa tidak seperti anak-anak yang seumuran dengannya.

"Kau juga sangat menggemaskan, kau tau?" aku mencubit pipi tembem nya. Belakangan ini ia sangat banyak makan, sehingga berat badannya bertambah.

"Aku tau. Dan akan selalu menggemaskan." jawabnya percaya diri.

Aku menggeleng heran dengan anak ini. Aku terus menemaninya bermain hingga waktunya ia tidur siang.

***

Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya saat aku tiba di apartemenku. Kesendirianku mulai kurasakan. Tak ada yang menemaniku disini. Aku memilih untuk segera mandi dan bersiap-siapa ke aktivitas malamku. Apalagi kalau bukan menjadi pekerja seks.

Aku membuka semua pakaianku, merendamkan tubuhku kedalam bath up. Rasa hangat air mengalir ketubuhku, seakan semua beban hidupku terhempas begitu saja.

Sudah hampir satu jam aku didalam bath up hingga airnya sudah tidak terasa hangat lagi. Aku segera bangun dan menyiapkan segala pakaianku untuk malam ini. Malam menyebalkan yang sangat-sangat aku benci.

Kira-kira malam ini mood ku akan membaik atau tidak? Semoga saja aku bisa mendapat pelanggan yang baik dan tidak pemaksa seperti kemarin malam.

Aku mengoleskan make up tipis diwajahku dengan lipstik merah darahku. Tampaknya mood ku sudah membaik ketimbang kemarin. Aku mencari dress yang sesuai dengan riasan wajahku. Kembali memilah dress mana yang akan aku kenakan, akhirnya aku memilih dress berwarna putih tulang. Dengan hils berwarna hitam.

Aku melihat kearah arloji ditanganku sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ini saat nya aku pergi menuju club sialan itu. Ah ya Tuhan kapan aku bisa pergi dari tempat itu?

Aku melangkah keluar dan tidak lupa mengunci apartemen milikku agar tidak dimaling orang. Tapi apa yang bisa di maling dari apartemen kecil yang aku tinggali? Bahkan alat-alat elektronik saja tidak ada. Sangat menyedihkan, bukan?

Turun dengan anak tangga yang begitu banyak membuat betis ku semakin besar jika terus seperti ini. Aku menepikan taxi dan segera menuju tempat kerjaku.

Aku tiba beberapa menit kemudian, disana sudah cukup ramai. Semua teman kerjaku sudah bersiap-siap untuk menawarkan dirinya kepada para pria hidung belang yang ada dibawah sana. Aku menambahkan riasan wajahku lebih cetar kembali dibanding sebelumnya.

"Sedang apa?" aku terkejut saat Terresa menyapaku didalam ruangan ini. Wajahku tampak tidak senang melihatnya. Aku begitu membencinya semenjak tiba disini. Semenjak Edward menjualku ke tempat para bajingan berkumpul.

"Bukan apa-apa." jawabku seadanya tanpa melirik nya.

Wajahnya sedikit tidak senang mendengar jawabanku. Ia mendekatiku dan membisik padaku, "Baik-baiklah disini jika kau masih ingin hidup tenang, sayang. Kau disini bekerja untukku. Kau sudah menjadi milikku. Jangan berpikir kau bisa pergi dari sini, ingat itu." Ancamnya kemudian ia pergi dari ruangan ini. Seakan nafasku terhenti saat ia berbicara dan mengancamku dengan kalimat itu terus-terusan.

Ia tak hanya sekali mengancamku seperti itu. Dan itu membuatku muak.

"Pelacur sialan!" gerutuku.

Aku beranjak keluar dari ruangan ini dan menghampiri teman-temanku yang sudah ada di meja bar. Mereka tampak memandang kesegala penjuru mencari mangsa untuk mereka puaskan.

"Kenapa baru datang?" tanya Lolita, wanita asal Fillipina itu sangat akrab denganku. Ia baik, lucu dan juga cantik. Wajar saja jika ia menjadi salah satu aset terpercaya Terresa.

"Aku baru selesai bekerja."

"Kau masih menjadi pengasuh?" Tanya Billy. Aku mengangguk dan duduk dihadapannya.

"Aku sangat membenci anak kecil." ucap Lessa. Aku tau jelas jika Lessa sangat membenci anak kecil karena aku pernah pergi dengannya kesebuah taman. Dan disana sangat banyak anak kecil bermain begitu riangnya, namun Lessa tampak risih dan memilih tempat yang lain untuk didatangi.

"Aku pergi dulu!!" seru Mellisa wanita yang sangat aku benci. Ia bahkan juga begitu membenci ku. Kenapa? Entahlah. Itu masih dipertanyakan. Tak banyak yang akrab dengannya karena ucapannya yang sering kali tajam.

"Kau tidak ingin lagi, hm?" tanya Lolita pelan. Aku mengangguk. Sangat tidak mau!! Terikku dalam hati.

"Kau tidak bisa lari dari kenyataan ini, Jessi. Semuanya sudah menjadi takdirmu. Bahkan aku pun juga."

"Tapi ini bukan mauku, Lol."

"Aku tau. Tapi cobalah dengan pelan. Kau sudah dua tahun bekerja disini. Tampaknya kau tidak ada masalah dengan pekerjaan ini, hanya saja kau geli. Iya kan?"

Aku mengangguk lagi.

"Kau pasti bisa jalani ini semua, Jes. Kau harus tetap semangat. Tidak ada gunanya kau terus bersedih dan berharap akan kebebasan dari tempat ini." jelasnya. Aku tau semua itu. Aku tau!! Aku sadar aku tak akan bisa bebas dari tempat sialan ini. Tapi Tuhan, apakau aku masih memiliki kesempatan?

"Baiklah, aku pergi dulu. Roy sudah menunggu ku di kamar."

Aku tersenyum membalas kepergian Lolita dari sini. Ia pergi untuk memuaskan pelanggan tetap nya yang sudah lama ia layani.

Aku begitu bosan. Menatap kesana kemari namun tidak ada siapapun yang hadir padaku.

"Tampaknya kau memiliki pelanggan malam ini, Jes." ucap Billy tiba-tiba.

"Eh?"

Mata Billy menuju kearah lain dan bukan aku. Sontak aku mengikuti kemana mata Billy tertuju. Seorang pria yang tampan, bahkan sangat tampan dengan rambut ikal nya membuat laki-laki itu terlihat begitu sexy.

"Hay. Sendirian?"

Aku mengangguk, "Ya. Kau ingin aku layani?" Wow! Baru kali ini aku menawari diri pada laki-laki untuk aku layani. Billy bahkan terkejut dengan respon yang aku berikan pada laki-laki itu.

"Tentu. Berapa bayaranmu?"

Aku berfikir sejenak. Jika saja laki-laki kemarin sanggup membayarku begitu mahalnya. Mungkin laki-laki ini sanggup membayar lebih? Terlihat jelas dengan cara berpakaiannya.

"Seribu dollar. Bagaimana?"

Dia terkekeh, "Kau gila? Aku sudah banyak mengenal psk sepertimu, namun tidak semahal dirimu. Memangnya kau bisa apa?"

"Aku bisa apa? Tentu aku bisa memuaskanmu."

"Haha, baiklah. Kita lihat cara permainanmu sayang. Jika kau bisa melalukannya dengan baik, maka bayaranmu bisa lebih dari jumlah yang kau sebutkan tadi. Jika tidak, aku hanya membayarmu tujuh ratus dollar saja. Setara dengan para psk lainnya. Bagaimana?"

"Kau menyamakanku dengan psk yang lain, huh?"

"Tidak. Hanya saja aku ingin kau membuktikan permainanmu diatas ranjang denganku."

To Be Continued.

-

Yuhuu!! Jangan lupa vote, comment and share cerita aku ini ya!! See ya!

-

©Next ➡ Chapter 3©

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 39.7K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.5M 85.6K 26
HTS#2 (HAMILTON TRIPLETS SERIES) Christian Hamilton, seorang billionaire dengan sejuta pesonanya, CEO dari Hans Hotel dan restaurant bintang lima yan...
1.1M 37.3K 54
OPEN PO!! Nicholas Franklin. Pria berwajah tampan pewaris tunggal perusahaan raksasa asal Amerika Serikat. Hidupnya terlihat sempurna, bahkan sanga...
3.7M 186K 33
"Aku mau kamu, Mbak!" Satu kalimat itulah yang menjadi awal dari kisah baru Ayana. Ayana Maharani (22 tahun), mahasiswi semester 6 yang tengah disibu...