White Wishes [Taehyung BTS] ✔

By Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... More

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
9#Pembalasan
10#Penasaran
11#Heart
12#Ungkapan
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
19#NgeFly
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
26#Meluap
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
31#Rumit
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

43#Usaha

1.5K 120 14
By Jungkookie1273

Chap selanjutnya aku Private🙏
...

Author POV

Sudah dua hari semenjak terungkapnya perbuatan Han Eunji, satu persatu siswa atau bahkan ada yang bergerombol mendatangi Hae ra, entah sekedar mengobrol atau secara terang-terangan meminta maaf. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah saling mengenal. Hampir setiap ada kesempatan mereka seperti itu sampai Hae ra merasa risih. Sudah berulang kali dia mengatakan jika 'tidak apa-apa' dan 'tidak perlu minta maaf' tapi sepertinya itu tidak cukup jika Hae ra tidak langsung membuktikannya dengan perbuatan, seperti mau makan bersama mereka ataupun menerima tawaran yang lainnya. Padahal itu semua tidak perlu, Hae ra jadi jarang sekali bisa bersama dengan sahabat-sahabatnya. Untungnya Yerim dan Yerin mengerti.

Dan sebanyak itu pula Hae ra mengabaikan Taehyung. Dia bersikap acuh dan tidak peduli, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Luarnya saja dia bersikap seolah mengabaikan Taehyung.

Kalau ditanya dia membenci Taehyung atau tidak, jawabannya dia sangatlah ingin membencinya, tapi itu sangat sulit, hatinya selalu menolak jika dia mencobanya. Perasaan sayanglah yang mengalahkan kebencian itu. Walaupun sikap Taehyung dua hari ini hampir saja membuat pertahanannya runtuh, tapi dia berhasil mempertahankannya. Dia tidak bisa secepat itu memaafkan Taehyung, dia kecewa, meskipun sebenarnya di lubuk hatinya paling dalam dia sudah memaafkannya.

Seperti saat ini, Hae ra sedang berjalan dengan cepat menuju ke perpustakaan, tapi Taehyung terus mengikutinya.

"Ya! Kau saja bisa memaafkan mereka, bahkan Suga hyung yang dalang dari rencana ini juga kau maafkan, kenapa denganku begitu sulit?" Rengek Taehyung tanpa putus asa.

Sedangkan Hae ra hanya bisa membuang muka dan menutup telinganya sambil terus berjalan.

"Baiklah, aku memang sangat keterlaluan padamu, aku benar-benar menyesal...jika kau memaafkanku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi,"

Hae ra akhirnya berhenti melangkah, dia menatap Taehyung dengan lelah.
"Jadi jika aku tidak memaafkanmu kau akan mengulangi kesalahanmu lagi begitu? ternyata kau tidak tulus berubah"

Taehyung melongo, bukan itu yang dia maksud.
"Bukan begitu, akhh! intinya aku akan selalu mempercayaimu apapun yang terjadi, aku tidak akan mengulanginya lagi, percayalah"

Hae ra melengos, dia kembali melangkah, kali ini langkahnya lebih cepat. Tapi belum sempat Taehyung mengikuti langkahnya, dia berhenti tanpa membalikan badannya.

"Jangan mengikutiku, jika kau mengikutiku, aku akan semakin menjauhimu!"

Ancaman itu berhasil membuat Taehyung diam tak berkutik. Dia hanya bisa melihat punggung Hae ra yang semakin menjauh tanpa bisa mengikutinya, padahal kakinya sudah gatal ingin mengikuti kemanapun gadis itu pergi. Tapi jika dia melakukannya, dia benar-benar tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi dengan Hae ra, dan dia cukup waras untuk tidak mengambil resiko itu.

"Sial!" umpatnya. Dia menarik rambutnya kebelakang dengan kencang karena merasa frustasi.

Di balik tembok ada seseorang yang mengamati mereka sedari tadi.
"Memetik buah yang sudah ditanamnya sendiri."

^^

Bukan Taehyung namanya jika menyerah hanya dengan satu ancaman. Selagi Hae ra tidak mengatakan 'jangan pernah mengikutiku lagi' dia tidak akan berhenti.

"Kalian ingin ke kantin kan? aku ikut,"

Tiga gadis yang baru saja keluar kelas dengan sesekali bercanda menatap seseorang yang baru saja bicara.

Hae ra, satu-satunya yang merasa malas dengan kehadiran Taehyung. Yerin dan Yerim saling pandang.

"Apakah akan ada perang lagi?" Bisik Yerin.

"Entahlah kita diam saja," balas Yerim juga dengan berbisik.

"Sayangnya kami tidak akan ke kantin," kata Hae ra dengan wajah datarnya.

Taehyung mengangkat alisnya.
"Lalu kemana?"

"Ke Rooftop." jawab Yerin dengan lancarnya, dia tidak sadar jika Hae ra menatapnya tajam, bahkan Yerim menyenggol lengannya.

"Apa?" Tanya Yerin. Yerim menepuk jidatnya. Dia tidak habis pikir dengan Yerin, memang terkadang dia suka lupa diri dan tidak mengerti keadaan.

"Baiklah, aku akan ikut."

Respon yang diberikan Taehyung membuat Hae ra menatapnya tidak percaya, dia pikir Taehyung tidak akan ikut.

"Ahh...aku berubah pikiran, aku ingin ke toilet" kata Hae ra sembari memegangi perutnya, dia berakting seolah sedang sakit perut.

Baru Taehyung akan berbicara tapi Hae ra sudah memotongnya.
"Apa?? Kau mau ikut juga ke toilet perempuan? perlu aku pinjami rok?"

Taehyung bungkam, dia tidak memiliki alasan lagi untuk mengikuti Hae ra. Gadis itu memang akhir-akhir ini selalu bisa membantahnya dan membuatnya kehabisan kata-kata, belum lagi nada bicaranya yang judes.

Yerin dan Yerim sebenarnya daritadi menahan tawa, tapi mereka masih sadar akan keadaan. Taehyung menggigit bibir bawahnya dan menggerak gerakan kakinya, dia menatap Hae ra takut-takut. Sungguh sikapnya membuat Hae ra gemas sendiri, tapi Hae ra pintar mengendalikan ekspresinya tetap datar.

"Hae ra.."

Suara berat seseorang dari arah belakang Taehyung membuat mereka melihat ke sumber suara. Semua merasa kaget melihat orang yang sekarang sudah berada di dekat mereka, pantas mereka kaget, lelaki berambut blonde yang mengaku sebagai tunangan Han Eunji ini sudah tidak terlihat semenjak kejadian itu.

"Daniel?" Ucap Hae ra.

Daniel tersenyum tipis pada Hae ra, setidaknya gadis itu mengingat namanya.

"Bagaimana kabarmu?" Pertanyaan Daniel membuat semua yang berada disini bertanya-tanya, apalagi Taehyung. Lelaki ini seolah tidak bertemu dengan Hae ra berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

"Kau baru bertemu dengannya dua hari yang lalu, seharusnya kami yang bertanya bagaimana kabarmu. Sejak kejadian itu kau tidak menampakan dirimu sama sekali," perkataan Yerin membuat Daniel mengelus dadanya.

"Dia kira aku hantu yang menampakan diri?" Gumamnya.

"Heh, orang aneh! kau kemana saja? biasanya setiap hari kau selalu berada di sekitarku." ucap Hae ra yang membuat Taehyung langsung menatapnya, tapi Hae ra mengabaikannya.

Daniel tersenyum.
"Kangen ya? ahh sudah kuduga, orang yang selalu berada di sekitarmu dan tiba-tiba menghilang, kau pasti akan mencarinya karena merasa kehilangan."

Hae ra hanya mendengus tanpa menjawab.

"Ayo ikut aku," ajak Daniel tiba-tiba.

"Mau kemana?"

"Ke taman belakang, sebentar saja. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu"

Hae ra tampak berpikir sejenak, lantas terlintas ide di otaknya. Sebelum mengiyakan ajakan Daniel, dia melirik Taehyung yang ternyata sedang menatap Daniel dengan tatapan tajam, padahal Daniel sendiri mengabaikannya.

"Baiklah ay--"

"Tunggu sebentar, kau tidak bisa mengajaknya, dia sedang ingin ke toilet!" ucap Taehyung dengan judes.

"Kau mau ke toilet? Engg...kalau begitu aku akan menunggu sampai kau selesai"

Respon Daniel membuat Taehyung membulatkan matanya. Hae ra yang melihat itu tersenyum.

"Aniyo, aku sudah tidak ingin ke toilet. Jadi ayo kita pergi" jawab Hae ra sembari mengapit lengan besar Daniel.

Daniel agak terkejut melihat Hae ra seperti itu padanya, padahal sebelumnya gadis itu sangat anti jika dia dekati.

"Benar tidak ingin ke toilet?" Tanya Daniel memastikan.

Hae ra mengangguk.
"Benar, aku merasa sudah tidak ingin ke toilet. Yasudah ayo pergi sekarang sebelum bel berbunyi"

"Baiklah." kata Daniel menyetujui.

"Yerin-ah, Yerim-ah, kami pergi dulu, jika kalian ingin ke kantin tidak usah menungguku"

Yerin dan Yerim mengangguk.

Kemudian Hae ra dan Daniel berlalu begitu saja tanpa memperhatikan lelaki yang daritadi menahan kesal, dia disini merasa seperti pajangan saja.

Taehyung mengepalkan tangannya, dia hendak melangkahkan kaki mengikuti mereka, tapi dihalangi Yerim dan Yerin.

"Mau kemana?? mengikuti Hae ra?" Tanya Yerin sambil merentangkan kedua tangannya.

"Lalu aku harus membiarkan mereka begitu? aku saja diabaikan, tapi lelaki brengsek itu tidak sama sekali. Aku harus meminta penjelasan. Jadi, minggir!"

Yerim dan Yerin semakin melebarkan rentangan tangannya dan mengahalangi kearah manapun Taehyung akan melangkah.

Taehyung mendecak.

"Aku sarankan kau lebih baik jangan mengikuti mereka, kau pasti akan berakhir sama, kau mau Hae ra semakin menghindarimu jika kau seperti ini terus?" Kata Yerim mencoba menenangkan Taehyung.

"Jika kau ingin membuat Hae ra kembali, pakailah cara lain, jika caramu begini, dia akan merasa jengkel padamu"

Kata-kata Yerim dan Yerin barusan membuatnya terdiam, bukan diam karena merenungi perbuatannya, melainkan ada sebuah ide yang membuatnya merasa sangat senang. Dia bahkan tersenyum lebar.

Hal itu membuat Yerim dan Yerin merasa agak takut.
"Taehyung, kau tidak gila kan?" Tanya Yerim memastikan sambil melambai lambaikan tangannya di depan wajah Taehyung.

Taehyung malah semakin melebarkan senyumannya, seketika tubuh Yerim dan Yerin merinding. Mereka mundur beberapa langkah.

"Ucapan kalian barusan memberikanku sebuah ide yang mungkin akan berhasil membuatnya kembali padaku." kali ini bukan senyum yang dia lihatkan, melainkan smirk.

Jika kalian berada di posisi Yerim dan Yerin, pasti kalian saat ini memandang Taehyung seperti psikopat.

"Dia memang sudah gila." kata Yerim berbisik.

"Ck. Hae ra pakai acara mengabaikannya segala sih, jadi dia menjadi aneh seperti ini" ucap Yerin yang tampaknya terlihat lebih frustasi karena memikirkan masalah percintaan sahabatnya. Dia sampai pusing sendiri, padahal kisahnya dengan Jimin tidak serumit ini. Bahkan kisah Yerim dan Suga juga tidak separah ini.

^^

Hae ra POV

Kami sudah berada di taman belakang sekolah, bahkan kami sudah berada disini beberapa menit yang lalu, tapi Daniel tidak mengucapkan kata apapun. Dia sedang sibuk memandang langit, semilir angin membuat helaian rambutnya terbang. Melihatnya dari jarak dekat seperti ini membuatku sadar akan satu hal. Dia tampan.

"Jangan memandangku seperti itu, kau akan menyukaiku nantinya."

Ucapan Daniel barusan membuatku tersadar jika aku daritadi sedang memandangnya.

Aku membenarkan posisiku dan menghadap lurus kedepan, bahkan aku agak bergeser dari jarak dia duduk.

Daniel terkekeh. Dan itu malah membuatku jengkel. Jangan lupakan sifat menyebalkannya itu, aku hampir saja lupa karena terbuai dengan wajahnya.

"Ck. Sudahlah lupakan. Tujuan kita kesini itu kan karena kau ingin membicarakan sesuatu denganku!"

Daniel menoleh dan menatapku.
"Kau punya kepribadian ganda ya? tadi saja kau menempel dan bersikap lembut padaku, tapi sekarang kau kembali lagi seperti semula. Ahh...aku tau, kau pasti ingin memanas-manasi mantan kekasihmu itu kan dengan menempel padaku? kau pasti ingin balas dendam" katanya percaya diri. Tapi memang benar sih apa yang dia katakan. Dia ternyata tipe orang yang sangat peka.

"Kenapa malah jadi membahas dia sih, sudahlah. Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?"

Daniel terdiam beberapa detik.

"Aku hanya ingin berpamitan denganmu" dia kembali menatap langit.

Jujur kalimatnya barusan membuatku berpikir macam-macam. Kata 'berpamitan' kan memiliki beberapa maksud.

"Maksudmu?"

Daniel menghela nafas.
"Kau bertanya kemana aku dua hari ini kan? sebenarnya aku mengurus kepindahanku dari sekolah ini"

Kalimatnya sukses membuatku terkejut.
"Pindah? kau akan pindah sekolah? kemana? apa masih di kawasan Korea?"

Daniel menggeleng. Itu membuatku agak kecewa, entah kenapa hatiku merasa sedih saat mengerti apa maksud pembicaraannya ini. Jadi dia akan keluar negeri?

"Lalu kemana?"

"Singapore." jawabnya dengan nada rendah.

Aku sedikit terkejut, jadi dia pindah sejauh itu.

"Apa alasannya? kau memiliki masalah atau karena mengikuti keluargamu pindah?"

"Tidak sama sekali. Keluargaku tetap berada disini. Hanya saja aku yang pindah, aku ingin menemani Eunji, aku tidak tega jika membiarkannya sendiri disana, khawatir juga jika dia salah bergaul. Kau pasti tau alasannya kan? aku tunangannya yang sudah pasti harus menjaganya" jelas Daniel dengan senyum tipis. Tipis sekali, jika saja aku tidak benar-benar memperhatikannya, aku tidak akan tau jika dia sedang tersenyum.

Dia pindah karena mengikuti Eunji eonnie? Jadi perkataan Tn.Han yang mengatakan akan memindahkan Eunji saat itu benar-benar terjadi.

Kang Daniel ternyata lelaki yang sangat baik. Padahal Eunji eonnie sudah memanfaatkannya dan tidak mau mengakuinya sebagai tunangan, tapi dia tetap setia. Seharunya Eunji eonnie bersyukur memiliki lelaki yang mencintainya setulus itu.

"Hae ra.."

Suaranya serak dan terdengar sangat lemah, dia kini menatapku lagi. Hanya dengan pandangan sayunya saja bisa membuat orang terpesona dengannya.

"Ne?"

"Maukah kau memaafkan semua perbuatan Han Eunji padamu?"

Pertanyaan yang sulit untuk kujawab. Munafik jika aku sudah sepenuhnya memaafkan Eunji eonnie begitu saja, tapi di lubuk hatiku paling dalam mengatakan jika aku aku harus memaafkannya.

"Aku tahu ini berat untukmu, aku akui memang semua perbuatannya sangat menyakitimu. Aku hanya tidak ingin kami meninggalkan Korea dengan perasaan tidak tenang selama kami masih memiliki beban. Sekali lagi aku juga meminta maaf atas apa yang aku lakukan padamu dulu, karena itu adalah awal dari semua masalahmu. Aku mohon tolong maafkan kami...a-apa aku perlu bersujud dibawah kakimu??" Katanya dengan mata berkaca-kaca. Itu membuatku merasa tidak tega, dia sepertinya memang tulus mengatakan ini.

Aku sendiri juga bingung apa yang harus aku lakukan. Tapi untuk apa aku tidak memaafkan mereka? toh semua juga sudah terungkap, bahkan kini orang-orang meminta maaf padaku dan kembali bersikap normal padaku. Tuhan saja bisa mengampuni apapun dosa yang diperbuat umatnya, kenapa aku yang hanya manusia biasa tidak bisa?

"Sunbae, kau tidak perlu melakukan itu, aku memaafkan kalian." baru pertama kali aku memanggilnya dengan benar. 'Sunbae' dia memang sunbaeku kan? aku rasa mulai sekarang juga harus menghormatinya. Dia lebih tua dariku, dia juga ternyata orang yang baik. Hanya saja dulu dia bersikap seperti itu karena tuntutan orang lain, apalagi orang lain itu adalah orang yang sangat dia sayang, yaitu tunangannya sendiri.

"Kau memanggilku apa barusan? d-dan kau sudah memaafkan kami??" Tanyanya dengan senyum lebar yang menampakan gigi kelincinya.

"Sunbae, Daniel sunbae, aku sudah memaafkan kalian. Jadi tidak perlu merasa terbebani lagi ya?"

Daniel reflek memelukku. Pelukannya sangat erat, jika aku tidak segera memukul punggungnya yang lebar, aku tidak akan bisa bernafas. "S-sunbae, lepaskan...aku bisa sesak"

Akhirnya dia melepaskanku, aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Bayangkan saja jika tubuhmu di peluk sangat erat dengan tubuh orang yang berkali lipat lebih besar dari dirimu.

"Gomawo, aku tidak tau harus membalas kebaikanmu ini dengan apa," tanyanya.

Aku tersenyum simpul.
"Hanya dengan cara hidup bahagia bersama Eunji eonnie dan bisa merubahnya menjadi lebih baik"

Daniel mengangguk.
"Pasti. Tanpa kau suruh aku sudah pasti akan melakukannya. Bagaimanapun juga aku mencintainya, aku tidak ingin dia tersesat lagi. Doakan saja agar kami baik-baik saja dan dia bisa menerimaku dengan hatinya."

Kata-katanya membuatku tersentuh. Jika seseorang sudah sangat mencintai, orang itu pasti rela melakukan apa saja untuk orang yang dicintainya.

"Eumm..aku akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian. Aku yakin suatu saat Eunji eonnie bisa menerima sunbae jika sunbae mau terus berusaha."

Daniel mengacak rambutku, tapi tidak sampai berantakan.
"Baiklah kalau begitu, sampai disini pertemuan kita. Dua hari lagi aku akan berangkat, maaf karena Eunji belum meminta maaf padamu secara langsung, dia pasti akan meminta maaf langsung padamu jika pikirannya sudah jernih. Sekali lagi, gomawo" Daniel berdiri dari duduknya dan membungkukan badannya berkali-kali padaku. Sontak aku juga berdiri.

"Sudah, tidak perlu seperti ini. Aku tulus memaafkan kalian. Ah iya, kalau sudah disana, sunbae masih bisa mengunjungi Korea kan?" Akhirnya pertanyaan yang daritadi sudah mengganjal di hatiku keluar juga. Entah kenapa ada rasa kehilangan, aku hanya ingin kami tetap berteman dan masih bisa bertemu.

"Tentu saja, sesekali aku akan pulang. Lagipula jika aku tidak menyempatkan untuk pulang, eommaku pasti akan menangis"

Aku tertawa begitu saja saat mendengarkan kata-katanya. Memang benar jika ibu adalah orang yang paling sensitif jika masalah seperti ini. Ngomong-ngomong, eomma sedang apa ya sekarang? jika jam segini kemungkinan besar eomma sedang diajak jalan-jalan dengan perawat.

"Aku kembali ke kelas dulu, ini hari terakhirku ke sekolah, aku akan berpamitan dengan teman-temanku. Dan kau...jangan merindukanku dan menangis seharian penuh ya? saat aku sudah berada disana, aku akan menghubungimu melalui sosial media."

Mataku berkaca-kaca, tapi aku tahan agar tidak mengeluarkan cairan bening itu. Ahh kenapa aku cengeng seperti ini sih? ditinggal Daniel pergi saja sudah begini, bagaimana jika itu Taehyung? aku tidak akan sanggup mungkin.

Bagaimana dengan lelaki itu ya? apa dia sedang mengawasiku sekarang?

"Jadi Eunji eonnie sekarang juga berada di sekolah?"

"Tidak. Semenjak pesta itu, dia lebih banyak mengurungkan dirinya di kamar. Orang tuanya membiarkannya saja, agar dia bisa merenungkan semua perbuatannya."

Aku hanya mengangguk angguk. Mungkin Eunji merasa malu jika pergi ke sekolah, aku bisa merasakannya. Aku harap suatu saat kami bisa berbaikan, keinginanku sih sekarang juga, tapi keadaan tidak memungkinkan, yang ada Eunji tidak mau menemuiku dan berbuat hal menakutkan untuk dirinya sendiri.

"Kalau begitu, sampai jumpa lagi ya pendek! aku harap kau cepat berbaikan dengan lelaki idiot yang notabennya mantan kekasihmu itu. Kurasa dia bodoh, tapi bisa kulihat dia tulus padamu. Jadi, baik-baik disini ya?" Sesudah mengatakan itu, Daniel mengacak rambutku sekali lagi dengan memberikan senyum lebar yang berkesan untukku, aku akan selalu mengingatnya. Kemudian dia pergi dari hadapanku. Sungguh air mataku hampir saja jatuh.

"Sunbae, jaga dirimu disana ya? jangan lupakan Korea. Aku tunggu kedatanganmu bersama dengan Eunji eonnie nanti..." kataku setengah berteriak.

Yang kuteriaki tidak membalikkan badannya, dia hanya mengangkat tangannya dan terus melangkah. Jari-jarinya membentuk 'OK'.

Kuanggap itu sebuah janji. Semoga dengan hidup disana berdua, hubungan mereka akan membaik dan Eunji eonnie bisa menerimanya setulus hati.

^^

Author POV

Seseorang bersurai coklat berjalan memasuki sebuah rumah dengan langkah lebarnya.

"Eomma..." panggilnya.

Yang dipanggil-panggil akhirnya keluar dari dalam kamar dengan pakaian modisnya.

"Eomma disini, kenapa pulang-pulang mencari eomma? biasanya langsung ke kulkas mencari cemilan" jawab wanita paruh baya yang masih cantik sembari membenarkan antingnya.

"Eomma, aku minta tolong..."

Mohon bantuannya^^

Continue Reading

You'll Also Like

191K 17.6K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
4.7K 862 7
A short story Taehyung x Yn Aku tak masalah jika bagimu aku yang kedua... Selagi kau membalas perasaanku dan juga menyayangiku, aku tak apa-apa... Os...
39.7K 3.2K 20
"Soojung, aku hanya ingin kau mencintai ku. Apa itu sulit?" Jung Soojung, seorang wanita yang selama ini hidup sendirian. Bekerja setiap hari agar bi...
37.7K 1K 149
BTS songs' lyrics {Albums} start from: ❇️Love Yourself: Her (2017) ❇️Hope World [JHope Mixtape] ❇️Face Yourself [Japanese Version] ❇️Love Yourself: T...