White Wishes [Taehyung BTS] ✔

By Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... More

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
9#Pembalasan
10#Penasaran
11#Heart
12#Ungkapan
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
19#NgeFly
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
26#Meluap
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
43#Usaha
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

31#Rumit

1.3K 124 11
By Jungkookie1273

Yerim POV

"Ada apa kau memanggilku kesini?" tanya seorang gadis dengan sakarstik.

"Eonnie..kenapa kau melakukannya pada Hae ra??"

Gadis yang dipanggil eonnie itu mengangkat satu alisnya.
"Melakukan apa?"

"Mengungkapkan rahasia Hae ra...kenapa eonnie melakukannya sejauh ini? Bukankah tujuan kita hanya menjauhkan Taehyung dan Hae ra, kenapa malah sampai begini,.." tanya Yerim dengan sedikit takut.

"Wae? Kau sudah mulai luluh lagi padanya? Ouh, aku lupa. Kan memang kalian 'mantan' sahabat, pasti masih ada perasaan iba" ejek gadis yang dijuluki Queen.

"Bukan begitu, aku kan dulu sudah bilang, jangan menyakitinya berlebihan."

"Ck. Terserah kau sajalah! Seharusnya kau senang balas dendammu berhasil. Sekarang Taehyung juga pasti semakin membencinya. Kalau kau merasa kasihan padanya, sana temui dia! tapi sebagai gantinya kita tidak usah berteman lagi" setelah mengucapkan itu Eunji meninggalkan Yerim yang masih berdiri di lorong.

Yerim menggeram. Dia bingung harus bagaimana. Disisi lain dia senang karena masih ada kesempatan mendekati Taehyung, dan disisi lain juga dia merasa bersalah pada Hae ra.

Dia mencoba menenangkan diri.

"Tenang Yerim tenang, sekarang tujuanmu adalah mendekati Taehyung. Lupakan masalah Hae ra, lupakan" setelah berkali-kali mengucapkan itu, Yerim segera pulang karena sekolah juga sudah mulai sepi.

^^

Author POV

Hae ra mengelap meja pelanggan dengan lesu. Dia memang sekarang tidak sedang mengantarkan pesanan karena belum ada pelanggan delivery. LiSa yang daritadi menatapnya merasa heran.

"Hae ra, gwaenchana?" LiSa sudah mendekatinya.

Hae ra agak terlonjak.
"Ahh, gwaenchana. Wae?"

"Aku lihat daritadi kau lemas sekali. Kau sakit? Atau belum makan?" Tanya LiSa khawatir.

Hae ra hanya menggeleng lemah.
"Aku tidak sakit eonnie, aku juga sudah makan. Aku baik-baik saja" dia kembali mengelap meja yang sebenarnya sudah bersih, karena tanpa sadar memang dia daritadi mengelap meja itu.

LiSa jelas melihat ada sesuatu yang tidak beres pada Hae ra. Dia sebenarnya mempunyai sebuah pertanyaan, tapi dia masih ragu menanyakannya. Apa lebih baik ditanyakan sekarang saja?

LiSa memegang kedua bahu Hae ra erat lalu membawanya duduk secara tiba-tiba.

"Eonnie..." Hae ra bingung atas perlakuan LiSa barusan.

"Ceritakanlah, kau terlihat sedang tidak baik-baik saja. Daritadi kau hanya mengelap satu meja. Kau melamun.."

Hae ra menoleh sekitarnya, benar, dia daritadi hanya mengelap satu meja. Ah dasar bodoh.

"Hae ra??"

Karena Hae ra tak kunjung bicara, LiSa akhirnya menanyakan sesuatu yang ingin dia tanyakan. Mungkin saja ini bersangkutan.

"Hubunganmu dengan Taehyung...masih berjalan? Kalian tidak sedang bertengkar?" Tanya LiSa hati-hati.

Hae ra langsung menatap LiSa dengan terkejut.

"A-apa maksud eonnie? hubunganku baik-baik saja," elak Hae ra. Dia enggan membahas sebenarnya.

"Kau yakin? tadi saat kau belum datang kesini, Taehyung memesan satu kotak Pizza bersama seorang gadis."

"g-gadis?"

"Heum. Gadis berpostur kecil, kulitnya sangat putih dan dia cukup cantik."

Hati Hae ra mencelos. Seulbi. Pasti dia.

"Hae ra, jujurlah. Sebenarnya ada apa ini? dia tadi tidak menanyakanmu sama sekali. Dia juga seolah tak pernah mengenalku, yah..walaupun memang tidak kenal. Setidaknya tersenyum sedikitlah, karena dia kan juga tau aku ini temanmu.."

Hae ra tersenyum perih, sangat terlihat jika itu hanyalah senyum paksaan.
"Aku juga tidak tau,"

"Ne?"

"Aku tidak tau hubungan kami sekarang seperti apa. Yang jelas dia tidak mau menemuiku lagi" jawab Hae ra sambil menatap lurus.

"Bagaimana bisa?? Apa karena ada orang lain? apa karena gadis yang tadi bersama Taehyung?"

Hae ra menatap dalam LiSa.
"Eonnie, mau aku ceritakan semua? Tapi jangan membenci Jongin oppa. Karena itu bukan salahnya"

"Jongin?? apa hubungannya dengan Jongin?" Tanya LiSa tidak mengerti sama sekali.

"Eonnie harus berjanji dulu padaku jika kau tidak akan marah ataupun membenci  Jongin oppa"

LiSa terdiam sejenak, kemudian mengangguk.
"Aku berjanji tidak akan marah ataupun membencinya,"

"Baiklah, karena sudah berjanji, aku akan menceritakannya."

Hae ra sebenarnya enggan bercerita masalahnya lagi, tapi dia juga butuh berbagi beban dengan orang lain. Jadi dia menceritakannya dari malam saat bersama Taehyung dan Jongin sampai dia di bully.

"Jinjja! masih saja melakukan bully!"

"...lagipula kenapa Taehyung tidak mau mendengarkanmu?? Apa dia sesulit itu hanya mendengar penjelasanmu yang kekasihnya sendiri?? Lagipula Jongin juga aneh-aneh saja permintaannya, anak itu benar-benar..."

"Jangan marah, eonnie kan sudah berjanji padaku,"

"Tidak, aku tidak marah. Hanya saja kesal."

Hae ra mendengus.
"Itu sama saja!"

"Tapi bagaimana Taehyung bisa setega itu??!"

"Ini bukan salahnya, ini salahku, karena siapapun pasti merasa tersakiti setelah dibohongi, apalagi dengan kekasihnya sendiri. Jadi wajar dia marah padaku"

"Tapi sangat disayangkan, hubungan kalian baru berjalan sebentar, dan kalian sudah selesai, aish!"

"Mungkin aku tidak ditakdirkan bersamanya."

"..lupakan dulu masalahku, sekarang kita harus kerja lagi, nanti kalau bos tau bisa marah"

Sedetik setelah mereka berbalik, ada yang mengejutkan mereka.

"Bos.."

^^

Langit sore berganti dengan indahnya langit malam yang dihiasai bintang-bintang. Hawanya sangat dingin walaupun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Di dalam rumah yang besar dan mewah terdapat kehangatan yang berasal dari penghuninya. Dua anak manusia yang berbeda lawan jenis sedang bercanda di dekat pemanas ruangan sambil sesekali memakan cemilan yang memang mereka sediakan.

"Aigoo...aku kenyang sekali. oppa! hari ini kau sangat memanjakanku, jika Suga oppa tau, dia akan marah"

"Untuk apa dia marah? lagipula dia tau kalau kau sedang di rumahku. Kau juga perlu sedikit refreshing, belajar terus  menerus akan membuatmu stres"

Gadis itu hanya terkekeh membenarkan apa yang diucapkan lelaki yang sedang duduk di sebelahnya itu.

"Orang tua oppa jarang di rumah ya?"

"Ahh sebenarnya tidak juga, cuma akhir-akhir ini mereka memang sedang sibuk. Tapi paling lama mereka keluar kota hanya beberapa hari saja, tidak sampai seminggu," jawab lelaki itu seadanya sambil memakan cemilannya.

Gadis itu mengangguk paham.

Ting tong

Ditengah keheningan mereka yang baru berjalan beberapa detik, terdengar suara bel menandakan jika ada orang yang datang.

"Sebentar, aku akan membukakan pintu."

Lelaki itu berdiri dan berjalan kearah pintu utama, dia meninggalakan gadis itu di ruang tengah.

Cklek

Lelaki itu mengernyitkan alisnya, agak terkejut juga sebenarnya. Dia memandangi orang yang datang dari kepala sampai ujung kaki. Merasa tidak percaya juga.

Mendapat pandangan seperti itu, orang yang memencet bel tadi membuka suaranya.

"Ehm, Taehyung-ah..."

Seakan sadar jika orang ini nyata, Taehyung berhenti memandangi orang ini.

"Ada apa kesini? bagaimana kau tau alamatku?"

"Begitukah caramu menyambut tamu? bisakah kau biarkan aku masuk dulu?"

Taehyung menghela nafas.
"Masuklah,"

Dengan canggung, mereka akhirnya duduk di ruang tamu.

Suasana masih sama, hening. Setelah mereka duduk, belum ada yang bersuara. Mereka berbicara dalam hati, memikirkan apa yang harus dilakukan?

"Yerim, ada perlu apa kau ke rumahku?" Akhirnya Taehyung yang membuka suara terlebih dulu.

"Ah itu, aku..."

"Mau kuambilkan minum?" potong Taehyung.

"Ani! tidak usah repot-repot,"

"Jadi?" tanya Taehyung lagi.

"Apa kau baik-baik saja?" Gadis itu mengigit bibir bawahnya melihat ekspresi Taehyung yang mulai agak berubah.

"Aku tidak mengerti maksudmu," jawab Taehyung datar, dia sebenarnya tau arah pembicaraan Yerim, tapi dia pura-pura bodoh.

Yerim semakin mengigit bibirnya. Dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Hubunganmu dan Hae ra, aku dengar kalian sudah...."

"Ah, itu. Aku baik-baik saja. Apa kau jauh-jauh datang kesini hanya untuk menanyakan itu?" Air muka Taehyung berubah menjadi dingin.

Yerim menggeleng cepat.
"A-aniyo! S-sebenarnya, ada yang ingin kukatakan padamu.." pipi Yerim merah. Dia tidak berani menatap mata Taehyung.

Taehyung semakin dibuat bingung oleh Yerim, sebenarnya apa yang ingin dia katakan sampai datang ke rumah Taehyung begini?

Taehyung tidak berkata, dia menunggu gadis yang duduk berhadapan dengannya ini bicara lagi.

Yerim menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum mengatakan.

"Sebenarnya...aku menyukaimu. Aku menyukaimu sejak kita berada di kelas yang sama. Setiap hari aku memperhatikanmu, tapi seiring berjalannya waktu, kau semakin dekat dengan Hae ra, dan tiba-tiba kalian sudah menjalin hubungan, jujur aku sangat terkejut dan kecewa. Tapi karena sekarang kalian sudah selesai, jadi aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu..."

Sekarang Yerim berani menatap mata Taehyung, dia menunjukan keseriusan dari kilat matanya yang terlihat ambisius. Dia terlihat benar-benar menginginkan Taehyung.

Taehyung hanya diam saja, tidak merespon apapun. Merasa tidak di respon, Yerim mendesaknya.

"..jadi bagaimana?"

Taehyung mengangkat satu alisnya.
"Apanya? kau ingin aku menjawabnya? Cih. Jadi karena ini, kau menjauhi Hae ra, benarkan?"

Yerim agak terkejut melihat respon Taehyung yang sepertinya tidak merasa tertarik sama sekali.

"Aku membencinya, dia selalu saja merebut seseorang yang aku sukai!"

Taehyung memandang Yerim datar, dia berdiri.
"Kekanakan sekali. Sebaiknya kau sekarang pulang, aku sedang lelah."

Ketika hendak masuk, Yerim menahan pergelangan tangan Taehyung, dan sontak membuatnya berbalik arah.

"Aku serius. Aku menyukaimu! Apa kau tidak memiliki perasaan padaku walau hanya sedikit? Aku yakin kau pasti memilikinya.." Yerim berkata dengan mata berkaca-kaca.

Taehyung mengepalkan tangannya, dia masih membiarkan Yerim mencekal pergelangan tangannya.

"Ya, memang aku memiliki perasaan padamu..."

Mendengar ucapan itu, Yerim merasa memiliki sebuah harapan, dia tersenyum. Tapi senyum itu luntur saat Taehyung melanjutkan kalimatnya lagi.

"Tapi dulu."

"Wae?? Jika kau memiliki perasaan kepadaku dulu, kenapa kau tidak mendekatiku?? Kenapa kau malah dekat dengan Hae ra??" Tanya Yerim menggebu.

Taehyung melepaskan tangan Yerim, lalu dia berjalan menuju sebuah laci. Dia mengambil sesuatu didalam laci itu.

Dia menyerahkan sebuah bingkai foto berukuran sedang kepada Yerim.

"Apa ini?"

"Lihatlah, ingat baik-baik kau mengenal orang di foto itu atau tidak."

Yerim memandang lekat foto seorang bocah lelaki menggunakan kacamata dan rambutnya ditata sangat rapih seperti culun.

"Ini kan Kim Taehyung, dia seorang nerd di sekolah menengah pertama..."
Yerim tidak meneruskan kata-katanya. Wajahnya shock dia menatap Taehyung dan foto itu secara bergantian.

Taehyung mengambil bingaki foto itu dan meletakannya kembali di dalam laci.

"A-apa m-maksudnya ini..." Yerim menutup mulutnya, dia berjalan mundur.

Taehyung mendekat.
"Ya, aku adalah Kim Taehyung yang tadi kau sebut nerd. Aku dulu berada di satu sekolah denganmu dan Hae ra. Akan kujelaskan bagaimana kelanjutannya..."

Taehyung memegang erat kedua bahu Yerim.

"Kau ingat? dulu aku sering berada di sekitarmu, entah di kantin ataupun taman belakang sekolah, kau merasa risih dengan kehadiranku kan? kau selalu saja mengabaikanku, kau tau? Itu kulakukan karena aku menyukaimu"

Yerim meneteskan air matanya, tubuhnya bergetar.

"Kau tidak pernah sekalipun mengajakku bicara, hanya temanmu, Hae ra, dia yang sering mengajakku berbicara. Bodohnya aku dulu kenapa tidak menyukainya saja, dan malah menyukaimu yang jelas menolakku. Aku sampai berpikir apa yang salah dari diriku. Saat aku sudah menemukan titik dimana semua menganggapku nerd, aku merubah penampilanku, aku hanya tinggal melepas kacamata dan mengubah sedikit styleku. Terbukti saat aku ke sekolah baru, orang-orang menatapku dengan tatapan yang berbeda, beda sekali dengan dulu. Aku sampai tidak habis pikir, semua orang hanya memandang fisik. Sungguh menjijikkan."

Taehyung berhenti sejenak melihat eskpresi Yerim yang benar-benar terkejut.

"Dan ternyata, aku satu sekolah denganmu lagi. Awalnya aku mendekati Hae ra hanya karena ingin mendekatimu, tapi semakin lama aku merasa nyaman dan terbiasa di dekat Hae ra. Jujur aku ingin menepis perasaanku yang mulai tumbuh pada Hae ra hanya karena ingin menyukaimu saja, tapi itu tidak bisa."

Telinga Yerim panas mendengar itu, hatinya sangat sakit. Dia merasa kecewa. Kecewa dengan dirinya sendiri dan kecewa dengan takdir. Kenapa bisa dunia ini sangat sempit? Ternyata dia menyukai lelaki nerd yang dulu paling dia hindari, dan disaat dia menyukai, lelaki itu sudah berpindah ke lain hati. Salahkan dirinya sendiri, katakan itu sebuah karma karena dia membenci orang yang tidak salah apapun terhadapnya, hanya karena fisik dia jadi enggan berteman.

Jika kau membenci atau menghindari seseorang secara berlebihan, percayalah pasti kau akan selalu di pertemukan dengan orang itu, dan bisa saja malah kau menyukainya. Itulah sebabnya jika membenci seseorang sewajarnya saja, jika perlu, bersikap baiklah walaupun sebenci apapun diri kalian terhadap orang itu.

"Hentikan! jangan bicara lagi.." Yerim terisak.

Taehyung melepaskan pegangannya pada bahu Yerim.

"Pulanglah,"

Yerim mengusap pipinya yang sudah basah. Dia menggeleng.
"Aku tidak akan pulang! aku masih ingin disini. Aku mohon, maafkan aku...aku benar-benar tidak tau. Aku menyukaimu...kau juga dulu menyukaiku kan?? Jadi apa salahnya kau mencoba menyukaiku lagi, kita coba jalani dulu, aku yakin seiring berjalannya waktu kau bisa memaafkanku dan menyukaiku seperti dulu.." mohon Yerim dengan senyum yang dipaksakan, dia menggenggam tangan Taehyung.

Taehyung melepaskan secara lembut genggaman Yerim.
"Aku tidak bisa. Kau tidak bisa memaksaku. Kalau kita paksakan, itu akan menyakitimu."

"Tidak. Aku tidak akan merasa sakit. Asal kau bersamaku saja aku sudah bahagia.."

Taehyung menggeleng.
"Maafkan aku, aku tidak bisa. Sekarang pulanglah, ini sudah semakin malam. Diluar juga pasti semakin dingin"

"Aniyo!!"

Yerim bersikeras tetap berada di rumah Taehyung sampai kehadiran seseorang mengalihkan pandangannya.

"Oppa, ada apa ini?" Seulbi masuk dari arah ruang tengah karena dia merasa ada keributan.

"K-kau?? Bukankah kau..."

Sulbi mengernyitkan alisnya, dia merasa pernah bertemu Yerim tapi entah dimana.

"Jadi ini yang membuatmu menolakku??! Cih. Cepat sekali kau mendapatkan pengganti Hae ra..dengan adik temanmu sendiri?!! Baiklah aku mengerti. Terimakasih untuk perasaanmu dulu terhadapku." Sebelum berlalu, dia menatap tajam kearah Seulbi, dia mengambil tasnya lalu pergi keluar rumah Taehyung dengan hati yang sangat sakit.

Di samping itu...

"Oppa, bukankah dia mantan kekasih Suga oppa??" Dia sekarang ingat, mereka pernah bertemu di butik saat gadis yang barusan pergi sempat beradu mulut dengan kakaknya dulu, dan dia menganggap gadis itu mantan kekasih Suga.

Taehyung membulatkan matanya.
"Serius?"

"Entahlah. Dulu aku bertemu dengannya di butik, dia sempat beradu mulut dengan kakakku, ya aku menyimpulkan dia mantan kekasih Suga oppa yang baru putus karena sebuah pertengkaran."

Taehyung terkekeh. Gadis ini selalu membuatnya tertawa karena keluguannya.
"Dasar. Hanya karena itu kau menganggap dia mantan kakakmu? tidak mungkin." Taehyung mendorong dahi Seulbi dengan telunjuknya.

"Dia temanmu? kenapa dia tadi bicara seperti itu? Seperti sedang marah..." tanya Seulbi memastikan.

"Dia teman sekelasku. Dia tadi hanya mengatakan seluruh isi hatinya, dia sedang ada masalah."

Seulbi hanya bisa mengangguk dan percaya pada Taehyung.

"Sekarang kuantarkan kau pulang, sudah malam."

"Ahh...tapi kan rumah kita dekat, sebentar lagi ya?"

"Tidak. Nanti Suga hyung mengamuk, dan kau tidak boleh keluar lagi"

Seulbi merasa ada benarnya juga perkataan Taehyung, jika dia tidak boleh keluar, artinya dia tidak bisa bersama lagi dengan Taehyung.

"Arraseo. Kajja! antar aku pulang."

Setelah itu mereka berjalan berdampingan. Selama perjalanan mereka tidak bicara. Seulbi sibuk mengeratkan jaketnya karena merasa kedinginan, dan Taehyung sibuk dengan pikirannya. Dia lega karena mengungkapkan semua isi hatinya kepada Yerim, tapi juga merasa sedikit bersalah, disisi lain dia juga memikirkan Hae ra. Dia sebenarnya rindu, dia bahkan belum tau mengenai masalah Hae ra di skors. Tapi lagi-lagi dia menepis perasaan itu. Mungkin suatu saat dia akan menyadari betapa pentingnya Hae ra baginya.

.

.

.

"Kenapa kau baru pulang?" suara dingin itu sukses membuat Seulbi yang hendak membuka pintu kamarnya berhenti. Dia berjalan kearah Suga yang sedang duduk di sofa depan televisi.

"Aku sedang asik tadi, jadi lupa dengan waktu. Lagipula kan aku pergi ke rumah Taehyung oppa, rumahnya juga ada di dekat sini."

Suga berdehem, dia mencoba meredam emosinya.
"Seulbi, bisakah mulai sekarang kurangi pergi bersama Taehyung?"

"Wae? kenapa oppa melarangku?"

"Aku tidak melarangmu, hanya saja kurangi. Hampir setiap hari kau pergi bersamanya. Apa kau belum tau jika dia baru saja mendapatkan masalah dengan kekasihnya?"

"Aku tau," jawab Seulbi cepat.

"Tolong beri kesempatan Taehyung untuk memikirkan ulang masalahnya, biarkan dia memikirkan Hae ra. Mereka salah paham." mohon Suga dengan wajah sendu.

Seulbi mengepalkan kedua tangannya.
"Untuk apa Taehyung oppa harus memikirkan gadis yang mengkhianatinya??"

"Hae ra tidak mengkhianati, itu semua hanya salah paham."

"Aku tidak peduli itu salah paham atau tidak. Aku hanya ingin Taehyung oppa tetap bersamaku. Jika dia kembali lagi dengan kekasihnya, dia tidak akan perhatian kepadaku seperti saat ini!" bentak Seulbi yang membuat Suga terkejut.

"Jangan egois, ingat kataku. Kau tidak boleh berpikir merusak hubungan orang lain. Apa kau tidak kasihan dengan Hae ra? Bagaimana jika kau di posisi Hae ra?"

Seulbi diam. Dia menggigit bibirnya.

"Taehyung masih mencintainya, aku mohon kau berhenti sekarang juga. Aku tidak ingin kau merasa sakit, kau adikku satu-satunya, dan aku harus menjagamu. Jika eomma dan appa tau, dia pasti akan kecewa. Kau mau di kembalikan lagi ke Australia?"

Mata Seulbi mulai berkaca-kaca. Dia tidak menjawab perkataan Suga dan malah pergi menuju kamarnya. Dia menutup kencang pintu kamarnya.

Suga menghempaskan tubuhnya di sandaran sofa. Dia memijat keningnya lelah. Merasa pusing atas apa yang terjadi.

Dia bergumam.
"Bagaimana masalah ini bisa selesai? semoga saja ada jalan keluarnya,"

Mohon bantuannya^^

Continue Reading

You'll Also Like

16.6K 2.6K 27
LEBIH BAIK BACA FUCKBOI 1 DULU ^^ "Na, lo bertahan hidup untuk apa?" Tanya shuyang dengan nada yang berbeda dari biasanya. Ana diam sebentar, "Orang...
9.1K 1.5K 24
END Sohyun sangat menyukai Jimin saat dia pertama kali melihat pria itu, selalu menyatakan cintanya kepada Jimin, dia tidak pantang menyerah untuk me...
40.1K 1.8K 11
"Aku ingin kau han raeki"-Laki'misterius "Apa maksudmu? Dan siapa kau?"-Tanya raeki dengan hati'karena jujur dia sangat sangat takut sekarang. "Perke...
855K 52.3K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...