White Wishes [Taehyung BTS] ✔

By Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... More

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
9#Pembalasan
10#Penasaran
11#Heart
12#Ungkapan
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
19#NgeFly
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
31#Rumit
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
43#Usaha
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

26#Meluap

1.3K 111 10
By Jungkookie1273

Kris - Time boils the rain
...

Author POV

Hae ra tengah berjalan santai di halaman sekolah. Dirinya tidak kelihatan aneh. Bahkan sebelum berangkat dia berkaca terlebih dulu. Tapi ada apa dengan orang-orang di sekitarnya? mereka semua menatap aneh Hae ra sambil berbisik-bisik.

Hae ra melihat kekanan dan kekiri. Benar mereka semua menatapnya.

"Bukankah dia sudah memiliki kekasih?"

"Dia kan kekasih Taehyung.."

"Orang ini kekasih Taehyung?? Taehyung anak kelas 1-3 itu? yang benar saja...."

"Bisa-bisanya dia..."

"Dia tidak bersyukur sama sekali. Kekasihnya sudah tampan begitu tapi masih saja bersama orang lain"

Deg

Bisikan terakhir yang dia dengar membuatnya bingung dan..sedikit sakit.

Apa sebenarnya maksud orang-orang ini? ada apa dengan dirinya? kenapa menyangkut Taehyung?

Hae ra mencoba mengabaikan, dia berfikir itu mungkin hanya orang-orang yang syirik dengan hubungannya. Dia melanjutkan langkahnya lagi.

Sesampainya di lorong....

"HAE RA!! INI GAWAT...."

Yerin berlarian menghampiri Hae ra dan berteriak.

"Ada apa? kenapa kau berlarian??" Hae ra merasa heran, sebenarnya ada apa hari ini? kenapa orang-orang kelihatan aneh?

Tiba-tiba Yerin menarik tangan Hae ra.
"Ayo ikut aku"

Tapi Hae ra tidak mau ikut, dia masih diam di tempat karena tidak mengerti apapun.

"Wae?? Sebenarnya ada apa ini?"

"Maka dari itu,, jika kau ingin tau ikutlah denganku!" Yerin menarik tangan Hae ra lagi, dia sekarang hanya pasrah karena penasaran juga apa yang terjadi.

Rupanya Yerin membawanya di papan pengumuman, disana banyak sekali yang bergerombol.

"Permisi...permisi...tolong menyingkir dulu!" Kata Yerin dengan ketus sambil membelah gerombolan. Saat para siswa itu melihat Hae ra, mereka diam dan agak menjauh dengan sendirinya.

Hae ra dengan amat sangat terkejut, dia melihat apa yang dipasang disana. Dan ternyata itu adalah foto-foto saat dia bersama Jongin semalam.

Lebih parahnya lagi, semua foto itu diambil saat Jongin menghimpit Hae ra, mengecup telinganya, hampir menciumnya, memeluknya dan terakhir saat Jongin menciumnya di kening. Seketika itu juga Hae ra menutup mulutnya, kakinya lemas, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Saat Hae ra hampir terjatuh di lantai, Yerin dengan sigap menahan tubuhnya.

"Dasar jalang!"

"Sudah punya kekasih masih saja menggoda orang lain."

"Kau kira dirimu secantik apa hah?? Sampai beraninya menyelingkuhi Taehyung....jalang!"

"Sudah kubilang Taehyung tidak cocok dengannya! Taehyung lebih cocok dengan Han Eunji!"

"Lagipula apa yang Taehyung lihat dari gadis murahan sepertinya?!"

Semua siswa yang ada disana satu persatu mulai mencaci Hae ra. Yerin yang mendengar itu tidak terima.

"Ya! Apa yang kalian katakan?!! kalian itu tidak tau apa-apa! jangan bicara seenaknya. Lagipula ini siapa lagi yang memasangnya?? suka sekali mencampuri urusan orang lain?!!"

"Aku yang memasangnya,"

Seseorang maju kedepan, dan saat itu pula keadaan hening. Hae ra yang masih shock itu akhirnya menatap seseorang yang tengah berdiri dihadapannya dengan tenang. Yerin mengerutkan dahinya.

"Kenapa kau melakukan ini?? apa urusanmu dengan Hae ra?!" Bentak Yerin.

Lelaki yang sedang berdiri itu dengan santainya berkata.
"Aku tidak memiliki urusan apapun dengannya"

Hae ra semakin di buat bingung, siapa lelaki ini? tidak kenal tapi kenapa bisa berbuat hal seperti ini padanya.

"Lalu apa maksudmu memasang semua foto ini?? kenapa kau bisa mengambil fotonya? kau seorang penguntit??"

Lelaki itu mengangkat satu alisnya.
"Yah..saat itu aku hanya sedang lewat, tapi aku melihat seseorang yang wajahnya familiar, dia sedang berbuat hal yang tidak-tidak, karena penasaran aku melihatnya lebih dekat lagi, dan ternyata benar, dia siswa di sekolahku. Sebagai sesama siswa di sekolah yang juga sama, aku merasa malu karena dia bersikap seperti itu. Apalagi dia sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya satu sekolah dengan kita juga, apa aku benar?"

"...aku tidak mau nama sekolahku tercemar karena ada salah satu siswa yang bertindak seperti 'jalang' , jadi aku memasangnya di papan pengumuman agar satu sekolah ini tau. Jika kau mendapat hukuman, kau pasti tidak akan mengulanginya lagi. Jadi tindakanku ini sudah benar.." jelas lelaki itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi lelaki itu. Tamparan bukan berasal dari Yerin, melainkan Hae ra sendiri.

"Kenapa kau lakukan ini?? kau tidak tau apa yang sebenarnya terjadi!! Kau pasti ada alasan lain kan saat melakukan ini?? Kau tidak akan tiba-tiba berbuat seperti ini padaku jika kita saja tidak saling mengenal!"

Lelaki itu malah tertawa.
"Masih bisa membantah?? dasar tidak tau malu! sekarang pikirkanlah nasibmu. Pikirkan bagaimana perasaan kekasihmu saat melihat ini."

Hati Hae ra tertohok. Dia lupa dengan Taehyung. Dimana Taehyung? Apa dia sudah tau soal ini semua?

"...oh iya, kau bilang kita tidak saling mengenal kan? kalau begitu perkenalkan, namaku Kang Daniel, aku dari kelas 2-1. Aku anggap tamparanmu adalah salam perkenalan darimu." Setelah memperkenalkan diri, lelaki berwajah tampan itu pergi dengan langkah santai, kedua tangannya di masukan ke saku celananya.


"Ya! Tunggu....dasar kau pria brengsek!"
Yerin dengan tidak terima hendak mengejar lelaki itu, tetapi Hae ra menahan tangannya.

Dia menatap Yerin kosong, seperti tidak memiliki gairah hidup.
"Dia dimana..."

Yerin mengernyitkan alisnya. Merasa bingung dengan pertanyaan Hae ra yang ambigu.

"Taehyung dimana Yerin? A-apa dia s-sudah datang?" Tanyanya lirih, pandangannya masih kosong.

Yerin menepuk jidatnya. Bagaimana dia lupa memberi tau Hae ra mengenai Taehyung??

"S-sebenarnya dia sudah datang daritadi...bahkan..dia sudah melihat pengumuman ini"

"Dimana dia sekarang? A-apa di kelas?" Tanya Hae ra tanpa nada.

Yerin menggenggam tangan Hae ra. Para siswa yang tadinya masih ada disini, mereka satu persatu bubar, karena menurut mereka sudah tidak ada yang menarik lagi untuk dilihat.

"Taehyung....saat setelah melihat semua ini, dia langsung pergi entah kemana..aku tadi sempat mengecek kelas, tapi dia tidak ada sama sekali. Bahkan tasnya juga tidak ada.."

Hae ra melepas genggaman Yerin, dia menutup wajahnya, sepertinya dia..menangis.

"Apa yang harus aku lakukan? Hiks.."

Yerin mengepalkan kedua tangannya, dengan kasar Yerin melepas semua foto yang terpampang di papan pengumuman itu. Dia menyobek dan meremasnya lalu membuangnya di tempat sampah yang tersedia di dekat sana. Kemudian dia menghampiri Hae ra dan memeluknya.

"Sekarang pulanglah...keadaanmu benar-benar kacau. Aku akan mengizinkanmu 'sakit' pada guru kelas." Ucap Yerin.

Hae ra hanya mengangguk. Dia benar-benar sakit kali ini. Sakit secara batin. Setelah keluar dari sekolah dia akan mencari diamana keberadaan Taehyung.

Setelah Yerin mengantarnya sampai ke gerbang, Hae ra berlari menuju halte bus. Dia akan ke rumah Taehyung, siapa tau lelaki ini pulang ke rumahnya.

35 menit dia sampai di rumah Taehyung. Ketika sudah berada di depan rumah, dia mengusap sisa air matanya di pipi, menetralkan suaranya yang serak lalu dengan segera memencet bel yang ada pagar.

Tak butuh waktu lama, seorang wanita yang umurnya sekitar 30an keluar dari rumah Taehyung.

"Cari siapa?"

"Apa Taehyung ada di rumah?"

Wanita itu mengernyitkan alisnya.
"Tuan muda jam segini pasti ada di sekolah.." wanita itu melihat seragam yang Hae ra kenakan.

"...bukannya itu seragam yang sama dengan Tuan muda? kenapa nona tidak ke sekolah dan malah kesini? ini sudah siang."

Hae ra menghembuskan nafasnya berat. Dia berpikiri lagi, tidak mungkin Taehyung ada di rumah sekarang.
"Jadi Taehyung tidak ada di rumah?"

"Sudah saya bilang Tuan muda ada di sekolah, apa nona temannya?"

Hae ra hanya tersenyum.
"Bisakah saya bertemu dengan Ny.Kim?"

"Nyonya sedang berada di luar kota bersama Tuan, mungkin besok baru pulang. Apa ada pesan yang ingin nona sampaikan?" Tanya wanita itu sopan.

"Tidak ada bi, kalau begitu saya permisi dulu, maaf kalau sudah menganggu pekerjaan bibi."

Setelah membungkukan badannya, Hae ra segera pergi meninggalkan rumah Taehyung. Dia berjalan gontai tanpa semangat.

Sebenarnya kau ada dimana...aku takut kau berbuat yang tidak-tidak. Maafkan aku...aku ingin segera menjelaskan ini semua padamu tapi kau menghilang..
Batin Hae ra.

Di tengah perjalanan yang sebenarnya tidak ada tujuannya, Hae ra melihat ada taman kecil. Dia duduk di salah satu bangku yang tersedia. Tidak ada orang di taman itu, sepi. Ya..mungkin sekarang orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan ini juga masih pagi untuk anak-anak jika ingin bermain.

Dia melamun, dia terus saja memikirkan Taehyung. Sebenarnya dia ingin mencari keberadaan Taehyung, tapi tidak tahu mencari dimana, sedangkan Seoul sangatlah luas.

Sesekali juga dia sudah menghubungi Taehyung, tapi ponselnya tetap saja tidak aktif. Hae ra memijat kepalanya yang pusing, dia tidak tau lagi harus bagaimana. Yang ada dipikirannya sekarang adalah dia harus menunggu Taehyung sampai dia pulang, mungkin Taehyung akan pulang seperti waktu biasanya pulang sekolah. Dia lebih baik menunggu di taman yang tidak jauh dari rumah Taehyung ini, kemungkinan Taehyung akan melewati taman ini.

.

.

.

Drrt...drrt...

Drrr...drrt...

Suara ponsel membangunkannya. Ya, Hae ra tengah tertidur di bangku taman. Dia membuka matanya perlahan, ketika dia bergerak, dia tampak meringis memegangi kepalanya. Mungkin sakit gara-gara posisi tidurnya yang duduk dan sangat lama itu.

Drrt...drrt...

Ponselnya berbunyi lagi.

Dia membuka ponsel yang ada di genggamannya lalu melihat siapa yang menelpon.

Lisa eonnie

Dia teringat jika sekarang adalah waktunya kerja. Tunggu...jika sekarang waktunya kerja, jadi sekolahnya sudah pulang?? Sial. Hae ra ketiduran.

Tanpa basa-basi dia mengangkat telepon dari LiSa.

"Hae ra....kau dimana?? Kau akan terlambat?? Kenapa tidak bilang? Bos mencarimu!"

Belum sempat berkata, suara disebrang sana sudah memotong duluan.

"Bos mencariku? Ada apa?"

"Dia khawatir jika kau akan keluar dari pekerjaanmu...sebenarnya ada apa ini?? kenapa bos bilang begitu?? Kalian sebenarnya ada hubungan ap--"

"Eonnie tidak perlu khawatir, kami tidak ada hubungan apa-apa. Dan bilang pada bos, aku tidak keluar dari pekerjaanku. Hanya saja....hari ini aku minta izin sehari untuk tidak kerja dulu, aku...sedang tidak enak badan"

"Ya! kenapa baru bilang?? Kau sakit apa?? nanti sepulang dari kerja aku ke rumahmu ya?"

"Tidak tidak. Eonnie tidak perlu ke rumahku, aku hanya demam biasa, besok juga sudah sembuh."

"Yakin jika hanya demam biasa?"

"Iya eonnie...hmm kalau begitu aku tutup dulu ya? aku ingin tidur.."

"Ohh baiklah...cepat sembuh ya..aku ingin segera melihat wajahmu karena beberapa hari ini kita tidak bertemu."

"Hahaha...ada-ada saja, baru beberapa hari sudah ingin segera melihatku. Aku besok akan masuk kerja, jadi tenang saja. Yasudah, aku tutup dulu ya.. selamat bekerja eonnie.."

Tutt

Sambungan terputus.

Hae ra segera beranjak dan berlari menuju rumah Taehyung tanpa melihat jam, karena tanpa dilihatpun dia tau ini sudah hampir malam. Tadi di taman juga sudah mulai ada beberapa orang.

Sambil berlari, sesekali Hae ra mendongak, dia rasa akan hujan. Ah, itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah dia harus segera bertemu dengan Taehyung dan menjelaskan semuanya.

Ketika sudah sampai, dia berhenti sebentar di persimpangan, dia mengatur nafasnya. Rumah Taehyung sudah terlihat. Dengan sisa tenaga, dia berlari lagi, dan sampailah di depan rumah Taehyung. Untuk yang kedua kalinya, dia berada di depan rumah Taehyung, di hari yang sama pula. Semoga Taehyung ada di rumahnya.

Ting tong

Di menekan bel beberapa kali. Dan keluarlah....wanita yang menemuinya tadi pagi.

"Loh..nona. Nona kesini lagi?" Tanya wanita itu agak terkejut, dia membuka pagar rumah Taehyung.

"Bi...Taehyung ada di rumah kan??" Tanya Hae ra tidak sabaran.

"Dia baru saja pulang, kelihatannya nona sangat ingin bertemu Tuan muda ya...sebentar saya panggilkan dulu."

Hae ra mengangguk beberapa kali. Wanita itu masuk kedalam lagi, bermaksud memanggil Taehyung. Dia lega karena Taehyung pulang dan tidak melakukan hal-hal yang di luar dugaan.

Ketika Taehyung keluar, dia berhenti saat manik matanya bertatapan dengan Hae ra. Hae ra dengan berbinar menatap Taehyung, dia ingin memanggil Taehyung tapi Taehyung malah membalikan tubuhnya hendak masuk, dengan kecepatan tinggi, Hae ra mengejar Taehyung dan menahan tangannya.

"Taehyung-ah.."

Yang di panggil namanya itu berhenti, disamping itu juga karena tangannya yang di tahan Hae ra.

"Taehyung-ah....a-apa kau s-sudah tau tentang pengumuman itu?" Tanyanya dengan gagap, karena Hae ra takut.

Taehyung melepas pegangan tangan hae ra, dia berbalik, menatap Hae ra datar. Taehyung tersenyum miring.

"Pengumuman? Oohh...pengumuman tentang seorang gadis yang sudah memiliki kekasih tengah bermesraan dengan lelaki lain??"

Deg

Seperti di tusuk ribuan anak panah, hati Hae ra sakit. Sangat sakit melebihi apapun. Pertanyaan Taehyung membuatnya hancur.

"Benar? berarti benar karena kau hanya diam."

Air mata Hae ra menetes begitu saja.
"Taehyung-ah...bukan seperti itu yang sebenarnya terjadi.."

Taehyung berdecih.
"Lalu? ohh aku tau...yang sebenarnya terjadi adalah kau sedang selingkuh dengan bosmu sendiri kan??"

Hae ra terkejut dengan perkataan Taehyung. Sakit di hatinya bertambah lagi. Dia di tuduh sesuatu yang sebenarnya tidak dia lakukan.

"Tidak....aku tidak selingkuh..ak--" Hae ra berhenti melanjutkan kata-katanya. Dia melihat Taehyung yang sedang....meneteskan air mata?

"Bohong....kau berbohong Yoon Hae ra...kau berbohong..." ucap Taehyung sangat lirih dan suaranya hampir habis karena dia menahan tangisnya, tidak, bahkan dia sudah menangis.

"Tae--"

"Kau sudah membohongiku..bahkan...di foto itu jelas kau masih mengenakan jaketku yang semalam. Cih. Aku tidak menyangka jika kau seperti ini.." Taehyung segera mengusap air matanya dengan kasar, ekspresinya kembali lagi menjadi datar.

"...sekarang pergilah. Aku tidak ingin melihatmu" Taehyung segera berbalik, dia meninggalkan Hae ra di halaman rumahnya.

Hae ra sekali lagi menahan tangan Taehyung, tapi belum sempat memegang tangannya, Taehyung segera menepis tangan Hae ra.

"Pergi" Taehyung berkata tanpa menghadap Hae ra, badannya masih membelakangi Hae ra.

"Tae...dengarkan dulu...memang benar jika aku membohongimu...tapi bukan karena aku selingkuh"

"Aku bilang PERGI!"

Hae ra meneteskan air matanya.

"Tidak. Aku tidak akan pergi" jawab Hae ra mantap.

"Baiklah, terserah saja. Aku tidak akan menemuimu" setelah mengucapkan itu Taehyung melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Dia memilih membiarkan Hae ra tanpa menyuruhnya pergi lagi, karena takut jika dirinya emosi dan tidak bisa mengendalikan diri. Hae ra juga pasti keras kepala. Dia takut jika tanpa sadar menyakiti fisik Hae ra.

Skip

Hae ra masih setia menunggu di halaman rumah Taehyung. Hampir 2 jam dia berdiri disitu. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, dia hanya ingin menemui Taehyung sekali lagi untuk menjelaskan semuanya.

Hae ra menggosokan kedua tangannya, hawa malam ini sangat dingin, dari sore langit juga mendung. Apa jangan-jangan...

Tes

Tes

Tes

Yap, dugaan Hae ra benar jika akan hujan. Sialnya dia tidak membawa sweater, jaket apalagi payung. Sungguh buruk nasibnya hari ini.

Keinginannya untuk menunggu Taehyung masih kuat, dia sudah meyakinkan dirinya untuk tetap berdiri di sini walaupun hujan deras dan kakinya sangat pegal. Yah...siapa tau Taehyung mengasihaninya, jadi dia bisa bertemu Taehyung lagi.

Tapi dugaannya meleset. Sudah 1 jam dia berdiri dengan keadaan basah kuyup, Taehyung tetap tidak menemuinya. Hae ra merasa kepalanya pusing, dia kedinginan, pandangannya kabur. Dia mencoba memfokuskan pandangannya. Hae ra memandang sekitarnya seperti berputar, dia ingin bertahan tetapi kakinya lemas.

Grepp

Ketika badan Hae ra terhuyung, ada seseorang yang menahan tubuhnya.


Suga.

"Apa yang kau lakukan? kenapa hujan-hujanan di depan rumah Taehyung??"

Suga yang menahan tubuhnya. Tidak hanya itu, Suga juga memayungi Hae ra dengan payung yang sama dengan Suga.

Hae ra memejamkan matanya sejenak, dirasa sudah lebih baik, dia membuka mata dan menegakkan tubuhnya lagi.

"Sunbae...kenapa ada disini?"

"Hei..pertanyaanku belum kau jawab! kau sedang apa hujan-hujanan di sini?? Diamana Taehyung?? kau tidak masuk??"

"Aku yakin sunbae sudah tau kan mengenai berita di sekolah hari ini?"

Suga mengerti apa yang di maksud Hae ra, karena dia sendiri tadi pagi juga melihatnya.

"Jadi Taehyung tidak membiarkanmu masuk?"

Hae ra menundukan kepalanya, rambutnya ikut terjatuh sampai menutupi wajahnya.

Tidak ada jawaban dari Hae ra, melainkan suara tangisnya yang terdengar samar.

"Kau menangis?" Tanya Suga sambil berusaha melihat wajah Hae ra yang tertutup rambut. Keadaannya sangat kacau. Seluruh tubuhnya basah.

"Ck. Ayo ikut aku" Suga menarik tangan Hae ra, tapi Hae ra tidak bergerak dari tempatnya.

"Aku ingin tetap disini."

Suga memutar kedua bola matanya.

"Untuk apa??"

"Aku ingin menunggu Taehyung disini sampai dia keluar"

"Apa kau bodoh? Taehyung tidak akan menemuimu!" Itu kalimat yang keluar dari mulut pedas Suga.

Hae ra mendongakan kepalanya lalu menatap Suga dengan mata sembabnya.

"Ya...aku memang bodoh. Aku manusia terbodoh di dunia ini...aku sudah membohonginya...aku membohinginyaa....hiks" kata Hae ra setengah berteriak sambil menangis.

Suga berdecak.
"Lalu dengan kau hujan-hujanan seperti ini akan merubah semuanya? Taehyung akan memaafkanmu begitu? Kau itu memang bodoh."

"...sekarang ikut aku"

Hae ra tetap diam, dia tidak ingin kemana-mana. Tidak peduli jika dirinya sakit atau tidak. Yang dibutuhkannya saat ini adalah Taehyung.

"Dasar menyusahkan!"

Suga membuang payungnya, secara tiba-tiba dia membopong Hae ra di pundaknya seperti sedang menculik orang. Dia tidak peduli lagi jika harus basah. Dia harus segera membawa Hae ra ke rumahnya, jika dibiarkan, Hae ra bisa sakit.

"Ya! Apa yang kau lakukann??? turunkan aku!! Aku tidak mau....aku ingin menemui Taehyung...." Hae ra meronta-ronta. Dia memukuli punggung Suga, tapi Suga tetap tidak mau menurukannya

"Kau itu gadis bodoh yang menyusahkan!"

.

.

.

Suga sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia baru selesai mandi.

"Kenapa sunbae ikut basah?" Tanya Hae ra dengan polos.

"Mwo?? kau hilang ingatan? Kau pikir gara-gara siapa aku basah begini?" Jawab Suga ketus.

"Bukan itu maksudku, sunbae seharusnya tidak perlu repot dan sampai basah-basah begitu"

Suga menatap Hae ra datar.
"Itu bisa saja terjadi, jika kau menurut dan mau ikut denganku dari awal"

"Oppa..sudahlah..jangan memarahinya"

"Aku tidak memarahinya, dia butuh disadarkan dari tindakannya yang konyol itu"

Hae ra hanya menunduk sambil sesekali menyesap coklat hangat di tangannya. Dia juga sudah mandi dan berganti pakaian. Seulbi yang meminjamkan bajunya pada Hae ra. Yah...di samping itu ukuran mereka juga sama dan sangat pas.

"Kau menginap saja disini, di luar masih hujan." Kata Suga.

Hae ra menggeleng cepat.
"Tidak. Aku sebaiknya pulang saja, tidak enak juga dengan kalian"

"Tidak perlu merasa begitu eonnie, kau menginap saja disini. Nanti aku akan berbagi tempat tidur denganmu" ajak Seulbi.

"Tidak..aku harus pulang. Bagian rumahku ada yang bocor, jika aku tidak pulang airnya nanti bisa menggenang"
Hae ra berbohong. Sebenarnya di bagian manapun rumahnya tidak ada yang bocor.

Suga menghela nafas.

"...sunbae tidak perlu mengantarku, aku akan pulang sendiri,"

"Kau mau naik apa?? ini hampir larut, dan hujan semakin deras. Jika kau ingin pulang, aku yang akan mengantarmu, jika kau tidak mau, berarti tandanya kau akan menginap disini" jelas Suga.

Hae ra tau jika Suga sudah berkata, dia harus menurutinya, karena Suga tidak pernah bermain dengan kata-katanya. Contohnya saja saat tadi dia menggedong Hae ra secara paksa. Jadi apapun perkataannya itu mutlak.

"Arraseo" Hae ra akhirnya pasrah saja, daripada dia tidak jadi pulang.

"Kalau begitu tunggu, aku akan kesini lagi" kata Suga sembari keluar dari kamar Seulbi.

Setelah Suga pergi, keadaan hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Seulbi sedang asik dengan ponselnya, dan Hae ra sedang melamun menghadap jendela. Pikirannya sebenarnya kacau, dia frustasi. Bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Taehyung? baru kali ini dia melihat Taehyung marah. Dan jujur dia sangat takut. Dia sangat menyesal karena sudah membohongi Taehyung, seharusnya dia berkata jujur apa adanya, pasti Taehyung mengerti dan tidak akan ada kejadian seperti ini.

Satu tetes.

Air mata Hae ra kembali menetes dengan lancarnya.

"Eonnie menangis?"

Hae ra tersentak, tiba-tiba Seulbi sudah duduk di hadapannya. Mereka sekarang sedang duduk berhadapan di karpet.

Hae ra sesegera mungkin mengusap air matanya.

"Aniyo...ini karena aku sedang pilek, jadi air mataku keluar."

Seulbi hanya mengangguk.

"Tadi Taehyung oppa terlihat sedang kacau"

Hae ra membulatkan matanya.

"Jinjja? hari ini kau bertemu dengannya?"

"Eumm..tadi saat aku baru saja pulang, Taehyung oppa sudah ada di depan gerbang sekolahku. Dia masih menggunakan seragamnya."

"Dia menjeputmu?"

"Sepertinya memang begitu, dia bilang kalau dia sudah izin dengan Suga oppa jika akan menjemputku dan mengajakku pergi sebentar"

Entah kenapa hati Hae ra agak sakit mendengar perkataan Seulbi. Taehyung tidak bisa di hubungi ternyata sedang bersama Seulbi. Mungkin ini karma, karena pasti Taehyung juga merasakan rasa sakit yang Hae ra rasakan sekarang. Tapi bedanya, Hae ra hanya sekedar melunasi janji yang dibuat Jongin, kalau masalah mencium dan memeluk itu karena Jongin sendiri yang melakukannya, Hae ra setuju juga karena Jongin berjanji ini untuk yang terakhir kalinya, yang terpenting Hae ra tidak memiliki rasa apapun pada Jongin. Sedangkan Taehyung? dia sengaja mengajak Seulbi. Mengenai perasaan Taehyung pada Seulbi juga tidak bisa di pastikan. Entahlah. Sepertinya Hae ra tidak harus cemburu, karena Seulbi adalah adik Suga, dan Suga sahabat Taehyung sejak kecil. Jadi untuk apa khawatir?

"Jangan melamun, kau mau pulang kan? Ayo aku antar sekarang."

Hae ra terasadar dari segala macam pikirannya. Suga ternyata sudah berganti pakaian dan bersiap untuk mengantarnya pulang.

"Ah ne...Seulbi-ya terimakasih kau sudah mau meminjamkan bajumu dan membuatkanku coklat hangat, besok bajumu akan aku titipkan pada Suga sunbae. Aku akan mencucinya malam ini dan mengeringkannya dengan mesin cuci,"

"Santai saja eonnie, dikembalikan kapan-kapan juga tidak apa-apa. Eonnie harus istirahat"

"Sudah ayo cepat, aku mengantuk dan ingin cepat tidur" kata Suga, dia menguap karena memang mengantuk dan lelah.

"Kalau begitu aku pamit dulu"

Setelah itu, Suga mengantarkan Hae ra dengan mobilnya.

Di dalam mobil, Hae ra tidak henti-hentinya memikirkan Taehyung. Besok dia harus bisa berbicara dengan Taehyung, dan meluruskan hubungannya.  Yah..mungkin juga sekalian bertanya tentang perasaan Taehyung pada Seulbi, tidak masalah kan jika hanya sekedar memastikan?

"Aku dengar, yang memasang fotomu itu Kang Daniel?"

Hae ra menatap Suga yang sedang menyetir dengan penasaran.

"Sunbae juga melihat saat orang yang bernama Daniel itu mengakui jika dia yang memasang fotoku? berarti sunbae juga melihat kalau aku menamparnya?"

"Tidak. Aku hanya diberi tahu seseorang."

"Sunbae kenal dengannya?"

"Ya sedikit, aku pernah bicara beberapa kali dengannya, itu saja karena dia juga anggotaku"

"Anggota?" Hae ra mengernyitkan alisnya.

"Basket."

Hae ra hanya mengangguk angguk. Dia lupa jika Suga adalah kapten basket di sekolahnya.

Hae ra menyandarkan kepalanya di kursi yang dia tempati.
"Sebenarnya apa alasannya dia melakukan ini semua padaku? aku yakin ada sesuatu di balik perbuatannya itu"

Suga mengangguk setuju.
"Aku akan mencari taunya, karena aku juga penasaran. Padahal setauku anak itu tidak pernah membuat tingkah"

Hae ra tersenyum pada Suga, dia percaya jika sekarang tidak sendirian lagi. Yah walaupun temannya sedikit, setidaknya mereka setia.

Semoga saja besok tidak terjadi apa-apa dan hubungannya dengan Taehyung akan tetap baik-baik saja.










Sorry kurang ngefeel😂

Mohon bantuannya^^

Continue Reading

You'll Also Like

9.2K 1.5K 24
END Sohyun sangat menyukai Jimin saat dia pertama kali melihat pria itu, selalu menyatakan cintanya kepada Jimin, dia tidak pantang menyerah untuk me...
4.7K 862 7
A short story Taehyung x Yn Aku tak masalah jika bagimu aku yang kedua... Selagi kau membalas perasaanku dan juga menyayangiku, aku tak apa-apa... Os...
39.7K 3.2K 20
"Soojung, aku hanya ingin kau mencintai ku. Apa itu sulit?" Jung Soojung, seorang wanita yang selama ini hidup sendirian. Bekerja setiap hari agar bi...
7.6K 940 7
[ Complicated ] • - One Shoot - Shortstory • Bangtan Boys × you • CAST : - Bts All member - Y/N ( your name ) Baca aja dulu siapa tau suka...