White Wishes [Taehyung BTS] ✔

By Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... More

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
9#Pembalasan
10#Penasaran
11#Heart
12#Ungkapan
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
26#Meluap
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
31#Rumit
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
43#Usaha
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

19#NgeFly

1.4K 125 0
By Jungkookie1273

Kali ini nyeritain Hae ra sama Taehyung. Jangan bosen yak😁
...

Hae ra POV

"Huahh...lelah sekali," aku meregangkan otot-ototku.

Hari ini badanku rasanya remuk. Bagaimana tidak? Di sekolah tadi olahraga senam lantai, siangnya membantu Park ssaem memilah buku-buku yang sudah usang di perpustakaan, sebelum pulang harus naik turun tangga dulu mencari Taeyong untuk menemui kepala sekolah. Memangnya tidak ada orang selain aku? Bukannya tidak ikhlas, tapi sungguh melelahkan. Pulangnya juga bekerja, dan pesanan juga banyak.

Aku segera mengganti pakainku dan bergegas pulang. Semua pekerja disini juga sudah bergegas pulang. Aku rasa hari ini Jongin oppa tidak kesini, karena aku belum melihat batang hidugnya sama sekali. Lalu LiSa eonnie? Dia kan harus mengunci toko, tapi kenapa dia tidak kelihatan setelah berganti pakaian tadi? Ah mungkin dia sedang di toilet.

Aku keluar dari toko, samar-samar aku mendengar suara orang berbicara. Aku menajamkan pendengaranku lagi, arahnya ada di samping toko. Aku mendekat ke sumber suara, dan ternyata yang sedang bicara adalah LiSa eonnie dan...Jongin oppa? Kenapa dia ada disini? Aku kira tidak datang ke toko.

"Aku tidak bisa terus bergantung padamu.."

"Bergantung bagaimana? Kau kan bekerja."

"Tapi tetap saja itu semua karena--"

"Hei...tidak baik menguping pembicaraan orang lain,"

Demi apapun aku sangat terkejut dengan suara orang yang mengagetkanku. Kalau bukan karena ada Jongin oppa dan LiSa eonnie, aku mungkin sudah berteriak.

"Sstt! diamlah! Kenapa kau bisa ada disini??"

"Ya memangnya kenapa?" Jawabnya santai.

"Memangnya kenapa??? Wah...jinjja! Hei kau itu secara tidak sadar mengangguku. Aku baru saja akan mendengar inti pembicaraan mereka dan kau berisik, lihat...mereka sudah tidak ada" kataku sambil melihat ke arah mereka lagi, tapi sudah tidak ada siapa-siapa.

Taehyung melihat ke arahku melihat.
"Siapa sih mereka? Penting ya bagimu mengetahui urusan mereka? Ooo...atau jangan-jangan kau menyukai pria tadi?"

Tak!

Aku menjitak kepalanya itu. Sungguh dia kalau berbicara selalu saja menjengkelkan.
"Dasar alien! Dia itu bosku, dan yang perempuan temanku. Aku hanya penasaran saja.."

"Bisa tidak jika kau tidak memakai kekerasan?" Taehyung mengerucutkan bibirnya. Rasanya ingin sekali mencubit pipinya.

"Begitu saja marah,"

"...daripada itu, kau kenapa bisa tau aku ada disini?"

Taehyung memutar bola matanya.
"Waktu itu aku pernah memesan pizza disini dan kau yang mengantarnya ke rumahku. Aku harap kau tidak melupakan kejadian di rumahku, pintar" dia sengaja menekankan kata 'pintar' disini. Rupanya dia menyindirku.

"Jadi kau kesini untuk membeli pizza? Tapi maaf tuan, toko kami sudah tutup" aku berbicara dengan sopan padanya layaknya Maid dan pelanggan.

"Oh..tapi sayangnya aku kesini bukan untuk itu nona, aku kesini untuk menjemputmu" jawabnya tak kalah.

"Menjemputku??"

Taehyung mengangguk.

"Sayangnya aku tidak mau tuan," aku beranjak pergi, tapi tangan Taehyung menahanku.

"Kau itu keras kepala sekali. Sudahlah ikuti saja aku, aku ingin mengajakmu menemui seseorang"

Menemui seseorang? Siapa?

Belum sempat aku bicara lagi, Taehyung sudah menyeretku.

"Ya! Pelan-pelan aku bisa terjatuh jika mengimbangi langkahmu yang seperti ini!"

Ketika sudah mendekati mobil Taehyung, tiba-tiba seseorang memegang tanganku yang dipegang Taehyung. Sontak kami berhenti berjalan.

"Apa yang kau lakukan pada Hae ra?!"

Jongin. Iya, itu Jongin oppa. Kenapa bisa ada dia? Bukankah tadi dia menghilang bersama LiSa eonnie?

Kulihat Jongin oppa memandang Taehyung sengit. Taehyungpun tak kalah menatapnya sengit. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Siapa kau?" Tanya Taehyung santai.

Jongin menaikkan satu alisnya.
"Seharusnya aku yang tanya siapa kau, kenapa kau menarik Hae ra seperti ini"

Gawat. Aku merasakan atmosfer yang tidak mengenakkan. Aku harus memecahkan situasi ini.

"Ah oppa..ini Taehyung temanku. Dia kesini untuk menjemputku"

Jongin beralih menatapku.
"Teman? Tapi kenapa dia seperti terlihat memaksamu untuk ikut dengannya?"

Matilah aku. Aku harus menjawab apa? Memang benar yang dikatakan Jongin oppa. Tidak mungkin jika aku jujur.

"Tidak kok. Apa terlihat seperti itu? Taehyung tidak memaksaku. Emm..kalau begitu aku pamit dulu ya?" Semoga Jongin oppa tidak curiga.

Aku tersenyum dan berpamitan pada Jongin oppa. Kulihat dia masih memasang ekspresi bingungnya.

"Tae..cepatlah." bisikku pada Taehyung yang masih diam dan menatap Jongin.

Kemudian kami segera masuk kedalam mobil.

Aku menghembuskan nafas. Lega, itu yang kurasakan. Selalu saja seperti ini setelah bertemu dengannya.

"Orang tadi itu, kau yang menguping pembicaraannya kan? sepertinya aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat" tanya Taehyung yang tengah mengemudi.

Aku memutar bola mataku.
"Jelas saja! Dia kan kakak kelas kita dulu. Masak kau tidak ingat?"

Taehyung melihatku sekilas lalu fokus ke jalanan lagi.

"Jinjja? Siapa namanya?"

"Kim Jongin."

"Oh..mendengar nama itu, bukankah Yerim menyukainya waktu smp?" Tanya Taehyung santai.

Aku lupa. Taehyung kan pernah menyukai Yerim, wajar jika dia tau mengenai ini.

"Kau juga tau ternyata.." jawabku seadanya.

"Aniyo. Aku hanya mendengar itu dari orang-orang yang membicarakannya. Aku bahkan tidak tau orangnya. Sekarang aku baru tau, dan rupanya dia adalah bosmu. Hmm...ternyata tipe lelaki seperti itu yang disukainya,"

Deg

Entah kenapa hatiku sakit mendengar ini. Apakah dihatinya masih ada Yerim?

"Kau masih menyukainya ya" yang kubicarakan ini pernyataan bukan pertanyaan. Gamblang.

Tiba-tiba Taehyung mengijak rem. Itu sukses membuatku terkejut. Hampir saja aku terbentur.

"Ya! Taehyung-ah...kenapa kau ngerem mendadak??" Tanyaku.

Bukannya dijawab, dia malah menatapku dalam.

Aku mengernyitkan alisku.
"Apa?"

"Jangan bicara seperti itu lagi. Kau tau betapa mati-matiannya aku melupakan perasaanku padanya.."

Sakit. Sakit sekali. Kenapa dia bicara seperti itu padaku? aku yakin dia mengetahui jika aku menyukainya walaupun aku tidak pernah mengatakannya.

"Sudah kuduga jika seperti ini, lalu kenapa kau tidak mengerjanya. Dia juga menyukaimu," mataku berkaca-kaca. Kutahan air mataku yang hampir jatuh itu.

"Aku belum selesai bicara. Memang seperti itu adanya. Tapi seiring dengan itu, aku menemukan gadis yang lebih baik, dia menerimaku apa adanya. Dari aku yang dulu sampai aku yang menjadi seperti sekarang. Gadis itu selalu ceria,baik hati, pintar, kuat dan...sikapnya yang apa adanya itulah yang membuatku jatuh cinta. Tanpa kusadari aku sudah melupakan perasaanku pada Yerim. Kau pasti tau kalau gadis yang kumaksud adalah dirimu..." pandangan Taehyung terhadapku meneduh. Pandangannya entah mengapa membuatku nyaman.

Seperti tersengat listrik. Darahku berdesir. Rasanya menyenangkan. Tapi tunggu, jadi yang membuat Taehyung melupakan perasaannya pada Yerim adalah aku?

Tanpa terasa air mataku yang kutahan tadi menetes. Entah aku harus merasa bahagia ataupun sedih. Taehyung yang melihatku terkejut.

"Kenapa kau menangis? Apa aku menyakitimu?" Tanyanya panik.

Aku menggeleng lemah.
"Aku hanya merasa seperti penganggu di antara kalian.."

"Tidak! Kau bukan penganggu. Kuharap kau tidak lupa apa yang pernah kukatakan padamu saat di Lotte World. Kau kenal Suga hyung kan? Dia juga menyukai Yerim, aku rasa dia lebih baik untuk Yerim. Dan aku harus mengalah padanya, karena dia sulit sekali untuk jatuh cinta,"

Oh God! Benar. Aku melupakan apa yang dikatakan Taehyung saat itu. Suga sunbae ya? Aku rasa dia juga orang yang sangat baik. Benar yang dikatakan Taehyung. Apa itu artinya aku bisa menyukai Taehyung?

Sibuk dengan pikiranku. Tanpa sadar Taehyung menghapus air mataku.

"Berhentilah menangis. Aku tidak bisa melihat wanita menangis, apalagi itu dirimu."

Dia memandangku lekat-lekat. Tangannya terangkat, dia menarik bibirku membentuk senyuman.

"Nah..seperti ini kan lebih baik. Hapus sisa air matamu, eoh? Aku akan membawamu menemui seseorang," setelah melakukan aktivitas yang membuat jantungku berdebar tak karuan. Dengan santainya dia melajukan mobilnya lagi.

Tunggu..menemui seseorang? Aku benar-benar lupa tujuan kami sekarang.

"Memang siapa yang akan kita temui?"

"Eommaku,"

"Ohh eom-- Mwo???"

WTH!! Siapa tadi? Eommanya? Sial. Kenapa dia mengajakku menemui eommanya dengan penampilanku seperti ini? Wajah kusut, sisa air mata, rambut yang kuikat asal karena habis bekerja, malam-malam masih mengenakan seragam. Apa Taehyung sudah gila?

"Hentikan mobilnya!"

Taehyung memandangku sekilas.

"Untuk apa?"

"Tae...cepat hentikan! Aku tidak mau, lihatlah penampilanku sekarang. Aku tidak layak bertemu eommamu jika seperti ini"

"Memangnya kenapa? yang penting kan kau memakai baju lengkap" jawabnya santai.

Memakai baju lengkap pantantnya??!! Bukan itu maksudku. Aku ingin memberi kesan pertama yang baik saat bertemu eommanya. Dasar lelaki tidak peka!

"Tae..aku mohon jangan sekarang, paling tidak antarkan aku kerumah dulu untuk memperbaiki penampilanku," rengekku sambil menggoyang-goyangkan lengannya.

Merasa risih akibat rengekanku dan perlakuanku dia akhirnya menyetujui.

"Baiklah. Tapi untuk ke rumahmu tidak mungkin, karena ini sudah setengah jalan. Aku akan membawamu ke butik dekat sini, kau nanti pilihlah baju yang nyaman kau pakai dan bereskan penampilanmu di ruang ganti."

"Lalu siapa yang akan membayar bajuku? Aku tidak membawa uang lebih,"

Taehyung berdecak.
"Kau itu pintar tapi bodoh."

Lihatlah dia sekarang kembali menjadi Taehyung yang menyebalkan. Padahal beberapa menit yang lalu dia sangat lembut. Memang dasarnya alien gila! Daripada berdebat dengannya lebih baik aku diam.

Aku merasa dia sesekali melirikku. Mungkin dia merasa aneh jika aku diam seperti ini. Biarkan saja, aku tidak akan bicara sekarang.

Tak beberapa lama akhirnya dia berhenti.

"Ayo turun, kita sudah sampai."

Aku tidak menanggapi perkataannya. Aku turun dari mobilnya tanpa bicara.

"Nanti pilihlah baju yang sesuai dengamu, jika kau pakai nyaman, ambil saja yang itu."

Aku masih terdiam. Aku ingin memberinya pelajaran.

"Jangan diam saja, kau membuatku seperti bicara dengan patung"

"...jika kau masih diam, akan kugendong kau sampai kedalam. Tidak peduli berapa banyak orang yang akan melihat kita." Ancamnya.

Shit! Ancamannya sukses membuat pertahananku buyar.

"Hmm, arasseo arraseo. Tidak perlu seperti itu juga!" Aku berjalan mendahuluinya. Terserahlah dia mau apa.

Ketika aku masuk kedalam butik aku tidak terkejut dengan apa yang ada didalam. Itu karena dulu aku sering sekali ke butik dengan Yerim. Haha. Lagi-lagi teringat, rasanya ingin menangis saja jika mengingat kenanganku bersamanya. Oke. Tapi sekarang bukan saatnya meratapi nasib. Aku harus bergegas agar tidak terlalu malam nanti.

Jujur aku bingung jika harus memilih baju. Karena dulu Yerim yang memilihkan untukku. Nah kan..Yerim lagi.

Karena aku tidak ingin berlama-lama aku mengambil asal baju yang ada digantungan tanpa melihatnya terlebih dahulu. Yap benar! Aku berspekulasi. Semoga saja cocok denganku. Sebelum aku masuk ke ruang ganti, aku mencari Taehyung. Ternyata dia sedang duduk di dekat kasir sambil memainkan ponsel. Terserahnya sajalah.

Ketika sudah masuk, aku melihat baju yang kupilih tadi. Dan....

Lagi-lagi dress. Demi Tuhan dressku dirumah sangat banyak. Aish kenapa tadi aku tidak memilih celana saja. Tapi ini memang salahku yang asal mengambil dan tidak mau repot. Ingin kembali tapi nanti malah aku bingung lagi dan memakan waktu lama. Mau tidak mau aku memakainya.

Yap. Dress selutut berwarna pink soft, dengan pita yang menghiasai punggungku sudah terpasang ditubuhku. Tapi...aku rasa ini manis jika sudah kupakai. Simple. Tidak mewah tapi terkesan manis. Tidak buruk juga pilihanku. Kulihat rambutku, sangat tidak cocok jika begini. Aku mengambil sisir di tasku dan merapikannya. Aku memilih membiarkan rambutku tergerai tanpa hiasan apapun. Karena kurasa sudah cukup, aku keluar dari ruang ganti dan segera menghampiri Taehyung.

"Jadi bagaimana?" Tanyaku.

Diapun mendongak. Menatapku dari atas sampai bawah.

"Manis. Hmm...tapi ada yang kurang, ukuran sepatumu berapa?"

"39. Wae?" Dia tidak menjawab dan beranjak. Aku tidak peduli apa yang dilakukannya. Aku memilih mengalihkan pandanganku ke arah luar. Tak berapa lama dia kembali dengan membawa.....

Sepatu?

"Duduklah," karena aku yang tak kunjung duduk akhirnya dia yang mendudukanku.

"Wait wait...apa yang kaulakukan?" dia melepas sepatu sekolah yang kupakai lalu memakaikan sepatu yang dibawanya tadi.

Dan akhirnya sepatu berwarna senada dengan dressku, berhak yang tidak terlalu tinggi terpasang di kakiku.

"Begini kan pas.." Taehyung melihatku dari atas sampai bawah lagi.

"Ck. Terserahlah. Lalu siapa yang membayar ini?"

"Aish kau lama-lama membuatku kesal ya? Siapa lagi kalau bukan aku." Dia langsung pergi meninggalkanku ke kasir.

Aku menunggunya disini saja, malas kalau berhadapan dengannya.

"Kajja. Kita keluar" baru saja aku mendudukan pantatku dia sudah selesai membayar. Cepat sekali. Kemudian aku berdiri dan berjalan berdampingan dengannya.

"Nona! Tunggu..." serentak aku dan Taehyung menoleh.

Ternyata yang memanggilku adalah orang yang ada dikasir tadi.

"Labelnya belum di lepas,"

1 detik

2 detik

Aku tersadar. Malu. Sangat malu. Ternyata dari tadi aku berjalan dengan label yang masih bertengger di dressku.

"Ah iya, aku lupa." Jawabku sambil menggaruk-garuk tengkukku yang tidak gatal. Taehyung melihatku dengan menahan tawanya. Sungguh jika bukan karena ada orang lain sudah kumaki maki dia. Beraninya dia menertawaiku.

"Sini biar kulepaskan nona.." dengan hati-hati wanita tadi melepaskan label yang ada di kerah belakangku.

"Emm..apa nona mau ke pesta?" Tanyanya.

Aku bingung harus menjawab apa, jadi ya aku hanya menganggukan kepalaku. Wanita tadi mengernyitkan alisnya.

"Nona, duduk disini sebentar ya..aku akan segera kembali" belum sempat aku bertanya wanita itu masuk kedalam yang kurasa ruang khusus untuk pekerja disini.

Aku melemparkan pandanganku ke Taehyung. Dia hanya mengendikan bahunya dan duduk mendahuluiku. Kemudian wanita itu kembali.

"Permisi tuan, apakah kekasihnya boleh aku dandani?"

"Oh..silahkan saja nona. Apakah dia sangat terlihat kusut? Padahal tadi sudah kusuruh dandan, tapi dia tidak mau" Tanya Taehyung sembari melirikku. Bohong. Kapan dia bicara seperti itu? Karena aku tidak mau memperpanjang pembicaraan, aku memilih tersenyum saja.

"Bukan begitu tuan, meskipun tanpa make up dia sudah cantik. Karena ingin kepesta, kurang pas saja jika tidak di poles"

Taehyung hanya mengangguk angguk.

"Duduklah nona, aku akan memberi sedikit make up." Aku menurut saja. Terserahlah apa yang akan dilakukanya padaku.

Perlahan aku sudah mulai di dandani. Dari bedak sampai lipstick. Ya memang hanya dua benda itu yang dipakaikan padaku.

"Selesai. Ini kaca jika ingin melihat hasilnya," tawar wanita itu.

Akupun mengambil kaca itu dan berkaca.

Aku merasa make up tipis ini sangat cocok untukku. Manis. Bukannya sombong tapi memang itu yang aku lihat sekarang.

"Bagaimana tuan?"

Taehyung daritadi menatapku. Dan entah tatapan macam apa yang diberikannya padaku. Aku mencoba tidak peduli walau didalam hatiku aku merasa gugup.

"Cantik" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Satu kata tapi membuatku berdebar.

Wanita itu tersenyum.
"Walaupun hanya dengan bedak tipis dan lipstick. Dia sudah sangat cantik."

Di puji dua orang sekaligus. Rasanya ingin terbang saja. Aku prediksi sekarang pipiku pasti sudah merah.

"Kamsahamnida."

Taehyung beranjak. Tangannya menggenggamku.
"Kamsahamnida, karena sudah membuat kekasihku semakin cantik. Kalau begitu kami pergi dulu," wanita itu hanya membalas dengan senyuman.

Kekasihnya? Walaupun bukan yang sebenarnya tapi aku cukup bahagia.

Taehyung menarikku keluar butik dan membukakan pintu mobilnya untukku. Haha. Serasa seperti seorang putri saja. Kemudian dia memutari mobilnya dan ikut masuk.

"Cantik. Pasti eomma sangat senang melihatmu" setelah mengatakan itu dia melajukan mobilnya. Lalu keadaan hening.

Aku tidak tau harus menjawab apa dan bagaimana. Entah apa yang akan terjadi nanti, aku akan menyiapkan diriku untuk bertemu ibunya Taehyung. Setidaknya penampilanku tidak buruk seperti tadi.







Hai hai...😁
Sebenernya ini mau aku jadiin satu chapter. Tapi nanti terlalu panjang. Jadi dua chapter deh, satu chapternya lagi di tunggu ya..💕

Mohon bantuannya^^

Continue Reading

You'll Also Like

136K 7.3K 47
Park Jimin dan Choi Eunra sudah berhasil melalui banyak rintangan saat mereka pacaran. Kini, mereka sudah terikat dalam hubungan pernikahan. Mereka a...
6.1K 148 3
......! ................. ......... ....... ......... ... ......... ......... ....... .......... :) #gabut:)
64.5K 6.9K 33
✧ 𝒇𝒕.𝒁𝒆𝒚𝒖 ❝ 𝙳𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚋𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗! ❞ -𝚈𝚞𝚖𝚒𝚗 ❝ 𝙳𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚙𝚊𝚢𝚊𝚑! ❞ -𝚉𝚎𝚢𝚞 𝚂𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐...
22K 2.7K 33
Jeon Jungkook; Ketua OSIS idaman yang punya muka ganteng, berbadan tinggi, dan otak yang encer. Pribadinya yang baik pada semua orang yang membuatnya...