White Wishes [Taehyung BTS] ✔

By Jungkookie1273

98.8K 6.8K 317

Sekali lagi aku membuatmu kecewa..sungguh hubungan ini lebih penting dari apapun. Dan menyakiti seseorang yan... More

Intro
1#Hari kelulusanku
2#Senior High School
3#Pertemuan kecil
4#Awal
5#Pertemuan yang tak terduga
6#Teman masa kecil
7#Stalker?
8#Melelahkan
10#Penasaran
11#Heart
12#Ungkapan
13#Teman yang lain
14#Falling in love
15#Keberanian
Baca^^
16#Alien mesum gila!
17#First kiss
18#Memulai
19#NgeFly
20#Kekasih?
21#Perjodohan
22#Secret
happy birthday to my husband
23#terungkap
24#Problem
25#Rasa lain
26#Meluap
27#Hurt
28#LiSa story
29#Rahasia yang terungkap
perkenalan Yerin-Chungha
30#Tuduhan
31#Rumit
32#Kesadaran
33#Keegoisan
34#Terlambat?
35#Perubahan aneh
36#Semua tidak terduga
37#Hurt-2
38#Teman Palsu
39#Pasangan aneh
40#Rindu
41#Terungkap?
42#Pertunjukan
Baca^^
43#Usaha
44#Yes or No?
45#Kesekian kali
46#END
New FF

9#Pembalasan

1.8K 134 3
By Jungkookie1273

Author POV

Jung Yerin, gadis imut yang terkenal dengan sifat cerianya namun tegas itu berjalan dengan membawa beberapa tumpukan buku tebal. Dia diutus Kim ssaem untuk membawakan buku buku itu ke ruang guru.

Ya tentu saja dia kewalahan, bayangkan seorang gadis membawa beberapa tumpukan buku yang tebal dan hampir menutupi matanya. Namun ketika akan menuruni tangga, seseorang tiba-tiba meraih beberapa buku yang dibawanya.
Seketika itu juga Yerin terlonjak.

"Kyaaa.....apa yang kau lakukan?!" Tanyanya dengan keterkejutan yang luar biasa.

Seorang lelaki yang bersurai coklat tengah menatapnya datar.

Yerin terdiam tak percaya memandang lelaki itu, dia sampai mengerjap ngerjapkan matanya. Karena sungguh, lelaki yang di hadapannya itu tampan. Walaupun agak pendek dibanding laki-laki lain, tapi dia mempunyai bentuk tubuh yang bagus. Yerin rasa dia memiliki abs.

"Ehm.." akhirnya dia mengeluarkan suara, dan itu berhasil menyadarkan Yerin yang sedari tadi terhipnotis olehnya.

"S-siapa kau? Aku tidak pernah melihatmu, apakah kau seorang sunbae?" Yerin mencoba menetralkan nada bicaranya. Walaupun jantungnya masih berdegup kencang.

"Menurutmu?" dia menaikan satu alisnya dan masih menatap Yerin datar.

"...aku siswa kelas 2. Dan kau siswa kelas 1, benar?"

"Ah N-ne, aku siswa kelas 1. Siapa nama s-sunbae?" Yerin mencoba memberanikan diri untuk bertanya dan berusaha untuk menatap matanya.

"Namaku Jimin. Park Jimin. Aku berada di kelas 2-1, kau?" Nada bicaranya ramah, dan dia tersenyum tipis.

"Aku berada di kelas 1-3. Namaku Jung Yerin. Sunbae bisa memanggilku Yerin."

"Emm..Yerin-ssi, mau diantarkan kemana buku buku ini?" Dia mengangkat setengah buku yang Yerin bawa sambil memandangnya. Seolah ingin ditunjukan kemana dia akan membawa buku buku ini.

"Astaga! Aku lupa kalu sedang membawa buku buku Kim ssaem. Apakah sunbae ingin membatuku?"

Dia mengerutkan dahinya.
"Tentu saja. Lalu apa yang aku lakukan sekarang ini? dan kenapa kau membawa buku buku tebal ini sendirian tanpa bantuan temanmu?"

"K-kurasa aku bisa membawanya sendiri, jadi aku tidak meminta bantuan teman-temanku." Ucap Yerin asal, karena selama ini dia belum memiliki teman yang dianggap akrab. Meskipun dia mudah bergaul, tapi dia sangat berhati-hati jika memilih teman akrbanya.

"Jadi? Kemana aku harus membawa ini?" Dia merengkuh buku buku itu di satu tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya di kibas-kibaskan. Pertanda jika dia lelah karena sedari tadi mereka hanya diam ditempat.

"Mianhae. Kajja! Kita ke ruang guru." Yerin turun dari tangga mendahului Jimin, lalu Jimin mengekorinya untuk menuju ke ruang guru.

Dan demi apa selama perjalanan Yerin terus bersyukur karena dia baru saja di bantu oleh sunbae tampan ber-abs itu. Lebih senangnya lagi dia bisa berkenalan dengan Jimin. Ah benar-benar Lucky day bagi Yerin.

^^

Yerim POV

Jam istirahat aku habiskan hanya duduk di kelas. Aku masih malu untuk keluar kelas dan bertemu siswa kelas 2-3 karena kejadian kemarin. Berbicara dengan teman-teman sekelas saja aku tidak berani. Hae ra daritadi juga diam disebelahku, dia masih setia menemaniku.

"Ya! Yerim, apa yang sebenarnya terjadi kemarin? Aku ingin tau yang sebenarnya." Tiba-tiba temanku yang bernama SooAh bertanya, dia mendekatiku dan di temani teman-teman yang lain. Nampaknya mereka semua penasaran tentang kejadian itu.

Pertanyaan itu malah membuatku senang. Yah, setidaknya ada yang bertanya, dan ingin tau kejadian sebenarnya.

"Emm...apa kalian akan percaya kepadaku?" Teman-teman yang ada dikelas semua melihatku, dan gerombolan SooAh sudah berada di depanku, lebih tepatnya mengelilingi mejaku.

Mereka semua mengangguk.
"Coba jelaskan dulu.." SooAh bertanya lagi untuk mewakili pertanyaan semua siswa di kelasku.

Aku menatap Hae ra, dan dia mengangguk meyakinkanku kalau aku harus bercerita sejelas-jelasnya.

"Geurae, aku akan bercerita" aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar.

"Saat itu aku sudah selesai mengompakkan gerakan senamku. Kemudian aku meregangkan otot-ototku, dan tiba-tiba saja Suga sunbae sudah ada di depanku. Jarak kami hanya ada 3 jengkal tanganku, aku sangat kaget apalagi dia terus memandangku dengan tatapan aneh. Pandangannya pun beralih ke bibirku, dia terus mendekat sampai aku menabrak tembok. Dan disitulah jarak kami hanya ada 1 jengkal tanganku, lalu dia mendekatkan wajah kami dan masih saja memandang bibirku. Reflek aku memejamkan mataku. Tapi...ternyata dia hanya mengerjaiku" Aku menunduk, karena benar-benar malu.

Hening. Itu yang kurasakan saat ini. Aku takut mereka tidak memercayaiku.

Tapi beberapa detik setelah keheningan, SooAh menggenggam tanganku.

"Mianhae Yerim, kami sempat membencimu dan tidak memercayaimu kemarin. Kau tau kan kalau kami menggemari Suga sunbae. Mianhae..kami semua sekarang percaya padamu."
Aku menatap semua teman-temanku, mereka semua mengangguk dan tersenyum padaku. Aku benar-benar sangat senang dan lega. Walaupun siswa kelas 2-3 belum mengetahui kenenarannya, tapi setidaknya teman-temanku sudah mengetahuinya. Jadi aku tidak terlalu khawatir lagi.

"Gomawoyo...aku sangat senang kalian memercayaiku."

Drrt...drrt...

"Ah mian, aku ingin menjawab pesan terlebih dahulu."

Lalu semua teman yang menggeromboliku mengangguk dan kembali ke tempatnya masing-masing.

From Eun Ji Eonnie :
Yerim-ah..pulang sekolah temui aku di kelasku.

Jadi aku harus ke kelasnya dan bertemu semua siswa kelas 2-3? Ah tidak tidak.

To Eun Ji Eonnie :
Aku tidak bisa Eonnie, aku takut bertemu teman-temanmu karena kejadian kemarin.


From Eun Ji Eonnie :
Tidak usah khawatir, ada aku. Jadi kau harus temui aku nanti.

Aku hanya bisa menuruti Eun Ji Eonnie, karena aku tau kalau dia tidak suka di bantah.

To Eun Ji Eonnie :
Ne Eonnie..aku akan menemuimu sepulang sekolah.


Kurasa tidak ada balasan lagi.

Ternyata daritadi Hae ra memandangku.

"Wae? Kau memandangiku terus. Sangat horror, kau tau?".

Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum sangat manis.
"Ani..aku hanya bahagia jika kau sudah meluruskan masalahmu."

"Belum, masih ada siswa kelas 2-3 yang belum mengetahui kebenarannya" lalu aku menatap kosong papan tulis mengingat Eun Ji Eonnie yang menyuruhku ke kelasnya. Kurasa Hae ra masih memandangku.

"Nanti, sepulang sekolah Eun Ji Eonnie menyuruhku datang ke kelasnya."

"Mwo?? Untuk apa??" Reaksinya sangat kaget.

Aku menggeleng lalu menatapnya lagi.

"Apa kau akan menemuinya?"

"Hmm..aku akan menemuinya"

"Kau serius?" Tanyanya tidak percaya.

"Ne.." aku memantapkan suaraku.

"Aku akan menemanimu nanti!" Hae ra meremas tanganku agak kencang.

"Ani..kau tidak perlu menemaniku, aku sendiri yang akan kesana. Mungkin hari ini aku akan menyelesaikan masalahku juga, entah apa reaksi siswa disana aku tidak peduli." Aku benar-benar yakin sekarang.

"Geurae. Hwaiting Yerim-ah!!" Hae ra menyemangatiku, dan kubalas dengan senyumanku.

"Nanti kau pulang duluan, aku akan mengatakan pada Ahjussi untuk mengantarmu terlebih dahulu."

"Ani! Biarkan Ahjussi menunggumu sampai urusanmu selesai, aku akan pulang sendiri. Karena aku ingin mampir ke perpustakaan." Hae ra berbohong, sebenarnya dia tidak ingin ke perpustakaan.

"Arraseo, tapi jangan sampai ketahuan siswa yang lain jika kau naik bus"

"Aish...sekolah ini benar-benar berlebihan. Aku akan mencoba agar tidak ketahuan" Hae ra mengacak acak rambutnya kasar.

^^

Hae ra POV

Sepulang sekolah aku melihat Yerim sudah berjalan keluar kelas, aku tau dia pasti akan ke kelas 2-3. Semoga tidak terjadi apa-apa padanya.

Bagaimana aku pulang naik bus tanpa ketahuan? Sedangkan halte bus saja dekat di sekolah ini. Entahlah, aku akan menunggu sekolah agak sepi dulu di depan gerbang. Dengan begitu yang lain pasti mengira aku menunggu jemputan.

Aku sudah berada di depan gerbang. Tentu saja aku hanya diam berdiri, aku benar benar bosan. Ku gerak-gerakan kakiku, dan aku menendang beberapa krikil. Sampai suara motor berhenti di sampingku.

"Kau tidak pulang?" Suara berat khas seseorang mengagetkanku. Aku menghadapkan tubuhku kesamping, memandangnya.

"Ta-Taehyung? a-aku...aku menunggu jemputan" aku gugup untuk menjawab pertanyaannya.

Lalu dia mematikan mesin motornya, masih dengan keadaannya yang duduk diatas motor.

"Mobil Yerim?"

"N-ne"

"Aku lihat Mobil Yerim sudah ada di parkiran sekolah. Apa kau tidak tau? kau juga tidak bersama Yerim."

Sungguh mati aku harus menjawab apa. Aku menundukan kepalaku. Berpikir jawaban apa yang akan aku berikan. Aku tidak ingin dia mengetahui jika aku akan menunggu sekolah sepi dan baru pulang naik bus. Karena pasti Yerim akan lama.

Ah sampai suatu ide muncul di otakku.

"S-sebenarnya aku bukan menunggu mobil Yerim ataupun menunggu Yerim...tapi aku menunggu orang lain untuk menjemputku."

"Siapa? Bukankah kau tinggal sendirian, apakah kekasihmu?"

Dia berhasil sekali membuatku gelagapan. Kenapa dia mengingatnya jika aku tinggal sendirian? Aku benar-benar frustasi.

"Ne, aku menunggu kekasihku menjemputku. Dan kau kenapa tidak pulang?" Aku mengganti topik pembicaraan.

"Begitu ya..aku sebenarnya akan segera pulang, tapi melihatmu sendirian aku jadi ingin berhenti. Kalau begitu aku pulang dulu. Salam untuk kekasihmu."

Dia yang berbicara denganku di atas motornya kini sudah menyalakan lagi mesin motornya dan segera berlalu meninggalkanku. Hah..aku benar-benar lega. Dan Ya ampun..kekasih? Dekat dengan lelaki saja tidak pernah jika bukan hanya sekedar teman. Biar sajalah dia menganggapku memiliki kekasih.

Lalu aku mengedarkan pandanganku ke dalam sekolah, sudah agak sepi. Aku langsung saja berjalan menuju halte bus yang tidak jauh dari sekolahku.

Halte bus sekarang sepi, benar saja karena aku hanya sendirian disini. Dan demi apa ketika aku baru saja mendudukan pantatku, lelaki yang baru beberapa menit mengajakku bicara sekarang sudah ada di depanku.

Dia turun dari motornya dan menghampiriku, seketika itu juga aku berkeringat dingin. Aku akan tamat kali ini.

"Katanya di jemput kekasih, tapi kenapa kau malah menunggu bus? Kau berbohong kan? Sebenarnya kau tidak memiliki kekasih." Dia terus saja bicara. Dan hei... kenapa dia tersenyum?

"K-kenapa kau bisa bilang kalau aku tidak memiliki kekasih?"

Dia tersenyum kotak.

"Karena dari dulu kan kau tidak per--" seketika dia terdiam dan berganti ekspresi kaku.

"...maksudku selama ini kan aku hanya melihatmu bersama Yerim saja. Berangkat dan pulang bersama Yerim, bahkan saat aku bertemu denganmu di luar sekolahpun kau juga bersama Yerim. Jadi mana mungkin kau memiliki kekasih jika dimanapun kau selalu bersama sahabatmu."

Ekspresinya juga berubah lagi. Sekarang dia menatapku datar.

"Mian, aku sudah membohongimu. Tapi, bukankah kau tadi sudah pulang?"

"Ah itu...tadi sebenarnya aku tidak benar benar pulang. Aku berhenti di pinggir jalan, karena ingin melihatmu. Ternyata benar kecurigaanku, kau malah berjalan menuju halte bus. Dan aku mengikutimu."
Taehyung menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.

Aku hanya mengangguk saja.

"Tapi kenapa kau tidak pulang bersama Yerim? Tadi kan mobilnya ada di parkiran." Dia mulai mengerutkan dahinya.

"Yerim ada urusan disekolah, sebenarnya aku di suruh untuk pulang dengan Ahjussi terlebih dahulu. Tapi aku tidak mau, aku tidak ingin merepotkan Ahjussi."

"Jadi begitu.." dia terlihat santai menanggapi perkataanku.

"Apa kau tidak merasa aneh jika aku pulang naik bus?" Aku coba beranikan diri untuk bertanya begitu, berharap semoga dia tidak seperti siswa yang dibicarakan Yerim.

"Aneh? Kenapa aku harus merasa begitu?"

"Bukankah siswa di sekolah ini merasa aneh jika ada siswa yang pulang tanpa mobil ataupun motor? Dan mereka akan membully-nya"

Dia mengerurkan dahinya lagi.
"Memang tampangku itu tampang tampang suka membully ya? Jangan samakan aku dengan mereka!"

Hah aku lega....ternyata dia bukan seperti siswa yang dibicarakan Yerim. Mungkin aku akan bercerita kepadanya suatu hari nanti, tapi tidak sekarang.

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Apa aku boleh bertanya?" Dia menatapku dengan tatapan sulit diartikan.

"Bertanya apa?" Apa dia akan bertanya tentang kehidupanku? Ah tidak tidak, dia bahkan sudah tau tentang appa dan eommaku karena waktu itu aku pernah menceritakannya. Apakah dia akan menanyakan tentang ekonomiku?
Dan mengapa aku bisa sekolah disini? Aku mohon jangan tanyakan itu sekarang...aku akan mengatakannya padamu sendiri nanti.

Aku cemas menunggu dia berbicara lagi.

"Ani. Kajja! Kita pulang, aku akan mengantarmu" tanpa menunggu persetujuanku dia menarikku ke motornya dan memakaikan helm.

Aku masih diam memperhatikannya yang menyalakan mesin motornya.

"Ya! Kau menunggu apa? Cepatlah naik.."

Entah dorongan apa yang membuatku langsung naik ke motornya.

"Gomawo, Taehyung. Kau sudah mau mengantarku pulang."

"Hmm...sekarang berpeganganlah padaku! Aku akan mengebut."

Dan benar saja, dia melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Reflek aku memeluk pinggangnya. Ah..aku merasa bersalah dengan Yerim.

Maafkan aku Yerim, aku tidak bermaksud seperti ini. Hanya situasi saja yang mengharuskanku memeluknya. Aku harap kau belum pulang dan tidak melihatku di jalan.

^^

Yerim POV

Sementara itu di kelas 2-3

Aku sangat cemas, saat sudah berada di depan pintupun aku belum berani membukanya. Aku lirik di kaca pintu, banyak siswa yang belum pulang. Padahal ini sudah jam pulang. Kulihat mereka sedang mengerjakan tugas, walau tidak ada guru yang menemani.

Aku menarik nafas panjang mencoba mengumpulkan keberanianku. Lalu ku hembuskan perlahan.

'Cklek'

Aku membuka pintu depan kelas. Dan Ya Tuhan..semua siswa sedang menatapku sekarang.

Kutarik nafas lagi, lalu kuhembuskan perlahan.

"Annyeong, aku mencari Eun Ji Eonnie." Kuberanikan diriku, untuk apa aku takut. Aku tidak melakukan kesalahan apapun.

"Ssttt. Itu bukannya gadis yang kemarin?"

"Untuk apa dia kesini? Mencari Suga-sshi? Tidak tau malu sekali."

"Jalang.."

Sungguh hatiku sakit mendengarkan itu semua. Tapi aku mencoba tenang, aku menatap Eun Ji Eonnie yang juga menatapku.

"Ya! Kalian semua! Kalian mau mati hah? Apa yang barusan kalian katakan? Cepat minta maaf!" Eun Ji Eonnie tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.

"Untuk apa kita minta maaf Eun Ji-ssi? Dan kenapa kau membela jalang itu?" Salah satu siswi membantah Eun Ji eonnie. Dan kupastikan dia tidak akan selamat jika Eun Ji Eonnie masih memiliki sifat brutalnya.

Benar saja yang kukatakan. Sekarang Eun Ji Eonnie menghampirinya dan menjambak rambutnya. Kemudian kulihat dua orang siswi berlari menuju pintu belakang dan pintu depan, mungkin mereka bermaksud menghalangi pintu jika seorang siswa ingin keluar melapor guru.

"A-aww...Eun Ji-ssi..a-apa yang k-kau lakukan?" Gadis itu kesakitan karena rambutnya yang masih dijambak.

"Kau ingin tau kenapa?? Kau baru saja membantah Queen di sekolah ini! Dan beraninya kau menghina temanku"

"T-temanmu? S-siapa? apakah g-gadis itu??" gadis yang dijambak menunjukku.

Mwo? Eun Ji Eonnie sedang membelaku?

"Yerim-ah..cepat ceritakan kejadian yang sesungguhnya kemarin!" Perintah Eun Ji Eonnie.

"Ne?"

"Cepatlah! Kau tidak ingin terus terjadi kesalah pahaman kan?"

Sekarang aku mengerti tujuan Eun Ji Eonnie menyuruhku kesini. Tapi sebelum aku menjelaskan, aku memandang keseluruh sudut kelas. Yap benar..aku mencari keberadaan Sugar, tapi aku tidak menemukannya. Mungkin dia sedang ke toilet.

"Begini..sebelumnya aku minta maaf karena membuat keadaan dikelas ini kacau. Tapi Eun Ji Eonnie, b-bisakah Eonnie melepaskan gadis itu?"

Dia menurutiku, dilepasnya tangannya di rambut gadis itu. Kelas yang semula kacau sekarang menjadi tenang.

"Gomawo Eonnie"

"...ehm, aku ingin menjelaskan kejadian yang kemarin. Sebenarnya itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Saat itu aku sedang istirahat, meregangkan otot-ototku tapi Suga sunbae tiba-tiba muncul didepanku. Jarak kami sangat dekat, dia menatapku aneh. Lalu dia melihat bibirku sambil terus mendekatiku. Dan aku mundur sampai menabrak tembok. Jarak kami saat itu hanya satu jengkal tanganku, sialnya dia masih memandang bibirku. Dia mulai mendekatkan wajah kami, reflek aku memejamkan mataku. Tapi ternyata dia mengerjaiku, bermaksud ingin mempermalukanku. "

"...jadi aku mohon kepada semua sunbae disini. Aku minta maaf jika itu mengganggu kalian, dan membuat kalian membenciku. Tapi percayalah padaku.." mataku mulai berkaca-kaca, ingin menangis tapi aku tahan.

Lalu Eun Ji Eonnie membuka suara.
"Apa kalian dengar? Sekarang jangan ada kesalah pahaman lagi! Minta maaflah pada Yerim. Palli!!"

Keadaan hening, tapi seseorang mulai membuka suara.

"Mianhae, kami percaya padamu. Dan kami janji tidak akan membencimu"

"Ne.."

"Maafkan kami ya?"

"Salam kenal Yerim-ssi"

Semuanya mulai bicara dan tersenyum padaku. Aku mulai lega. Ya walaupun tidak semua, kulihat beberapa siswi masih memandangku sinis. Kurasa mereka menyukai Sugar.

Omo! Gadis berambut pirang sebahu yang menghalangi pintu depan kini mulai menatapku sinis. Tatapan tak suka. Mungkin dia juga menyukai Sugar. Tapi biarlah..yang penting aku lega karena sebagian siswa berbaikan denganku.

'Srekk'

Gadis yang menghalangi pintu belakang hampir jatuh kebelakang, karena badannya yang bersandar dipintu itu. Tapi badannya ditahan oleh lelaki yang membuka pintu, ya..lelaki yang tadi sempat aku cari keberandaanya. Dia adalah Min Suga.

Seketika semua mata tertuju ke arahnya. Dia mendorong pelan gadis itu dan menatap keseluruh kelas.

"Wae?? Kenapa kalian melihatku seperti itu? Dan kenapa suasana kelas menjadi seperti ini?" Rupanya dia belum sadar jika aku ada disini. Tapi tak lama setelah itu dia melihatku.

"Ya! Kenapa kau kesini?"

Aku masih diam, kini ku beri dia tatapan tajam. Tapi dia tidak takut sama sekali dengan tatapanku, malah dia mendekatiku.

Tepat berada di depanku, dia memamerkan smirknya.

"Kau mencariku? Kau mau aku menciumu seperti apa yang kau harapkan kemarin?" Dia tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Wae?? Jadi aku benar ya? Kau benar-benar ingin kucium?" Dia mendekatiku lagi.

Mataku mulai memanas, dan satu tetes air mata jatuh di pipiku.

Plakk!

Reflek aku menamparnya. Perlakuanku berhasil membuat semua siswa disini terkejut. Malah ada siswi yang menatapku dengan tatapan ingin membunuh. Ya, dia gadis berambut pirang tadi yang menjaga pintu depan.

Karena tak tahan aku langsung pergi keluar kelas, meninggalkannya yang masih memegangi pipinya itu. Masa bodoh dengan apa yang akan dilakukannya padaku nanti. Aku hanya ingin cepat pulang sekarang.

Tapi seseorang mengejarku, dia menahan tanganku. Lalu aku menoleh ke arahnya.

"Yerim, kau tak apa-apa?"

"Gwaenchana. Eonnie, kenapa kau membawa tasmu? Bukankah kalian belum pulang karena masih mengerjakan tugas?" Aku menghapus air mataku.

"Tugasku akan di urus teman-temanku. Apa boleh aku ikut pulang denganmu?"

"Ah Ne, kajja!" Aku menggandeng tangan Eun Ji Eonnie. Aku benar-benar nyaman jika bersamanya, dia bagaikan kakak untukku. Aku tidak peduli dengan sifat kasar dan egoisnya. Yang penting dia tidak pernah begitu terhadapku.

.

.

.

Didalam mobil Yerim.

Selama perjalanan suasana masih hening. Antara aku dan Eun Ji Eonnie tidak ada yang berbicara.

Sampai seketika mobilku berhenti karena adanya lampu lalu lintas, dan saat itu juga aku dikagetkan oleh suara kerasnya Eun Ji Eonnie.

"Ya! Itu bukankah Taehyung bersama temanmu?" Dia memandang kaca mobil di sebelahnya. Aku juga mendekat dan mencoba memastikan.

Astaga...itukan Hae ra dan Taehyung. Mereka pulang bersama? Entah kenapa hatiku terasa sangat sakit. Terlebih lagi aku melihat mereka berbisik, dan sesekali tertawa. Ya walaupun aku mengerti keadaan mereka yang berbicara seperti itu karena naik motor.

Ah apa yang kau pikirkan Yerim? Mereka kan hanya sekedar pulang bersama, itupun karena aku yang menyuruh Hae ra pulang duluan. Mungkin Taehyung melihat Hae ra sendirian dan kasihan terhadapnya, makanya dia mengantar Hae ra pulang.

Bukan saatnya memikirkan itu. Yang sekarang aku pikirkan adalah Eun Ji Eonnie.

"Ya!! Kenapa diam saja? Benarkan itu temanmu? Ahh..kenapa mereka selalu pulang bersama??!" Dia masih memandang kesal Taehyung dan Hae ra di kaca mobil.

Aigoo..kenapa lampu merahnya lama sekali..

"Taehyung hanya mengantarnya pulang Eonnie, dia kasihan melihat Hae ra menungguku lama. Jadi dia mengantarnya." Aku mencoba meyakinkan Eun Ji Eonnie supaya dia tidak melakukan hal buruk pada Hae ra.

Sekarang dia menatapku.
"Dia kan bisa pulang sendiri tanpamu, apa dia tidak punya kendaraan??!"

"Ah..i-itu karena aku yang memintanya untuk bersamaku saat berangkat dan pulang sekolah. Jadi dia selalu bersamaku." Semoga saja Eonnie percaya.

"Jadi seperti itu...tapi tetap saja kenapa harus Taehyung yang mengantarnya??" Dia mengacak rambutnya dan hendak melihat mereka lagi di kaca jendela. Tapi sayangnya mereka sudah tidak ada. Syukurlah lampu sudah berwarna hijau.

"Mereka kemana? Hfftt. Tidak tau lah!" Kulihat dia membantingkan tubuhnya kasar di senderan kursi dan memejamkan mata.

Sebegitu sukanya Eonnie kepada Taehyung? Lalu bagaimana denganku? Kurasa aku juga menyukai Taehyung..semoga kita tidak akan bertengkar karena hal ini. Dan Hae ra? Kuharap dia mengerti jika aku menyukai Taehyung, supaya dia juga tidak menyimpan perasaan yang sama lagi denganku.

######

Ada yang bingung nggak kenapa TaeRa sama YerEun bisa pulang bersamaan dan berpapasan di lampu lalu lintas? Itu karena kejadian saat TaeRa dari gerbang sekolah sampek Halte bus itu bersamaan dengan kejadian Yerim di kelas 2-3. Jadi pulangnya mereka bersamaan.😇😇

Maaf ya kalau kurang menarik. Aku masih amatir. Jadi..
Mohon bantuannya^^
Maksudku mohon bantuan itu kritik dan saran kalian..apapun itu pasti aku terima. Tapi terserah kalian aja, aku gk maksa. Tau kalian baca ceritaku aja udah seneng kok. Jadi jangan bosen yap?😁

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 353 23
Bagaimana jadinya jika matahari dan es disatukan? Siapa yang akan menang? Tentu saja matahari, karena es akan meleleh akibat panas yang dikeluarkan s...
149K 24.3K 45
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
170K 17.3K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
37.7K 1K 149
BTS songs' lyrics {Albums} start from: ❇️Love Yourself: Her (2017) ❇️Hope World [JHope Mixtape] ❇️Face Yourself [Japanese Version] ❇️Love Yourself: T...