Let Me Love You

By DzHamiedah

466K 18.7K 211

"Selalu terlihat baik baik saja? Ya memang. hanya di depan kalian, tapi apa kalian tau apa yg sebenarnya aku... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Typoo hmm-_-
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 41
Part 42
Epilog
Extra Part
Sequel

Part 40

8.6K 336 0
By DzHamiedah

Sorry for typo

@ Star Restaurant

09.30

Terlihat Seorang perempuan yg baru saja duduk di kursi outdoor restauran tersebut, baru saja ia terduduk sudah ada pelayan yg datang padanya. Ia pun nemutuskan untuk memesan 2 Vanilla late, yah untuk menemaninya menyelesaikan pekerjaannya dan juga sekarang ia sedang menunggu seseorang, setelah pelayan itu pergi, ia pun segera membuka laptopnya untuk segera menyelesaikan pekerjaan yg sempat tertunda.

Tak terasa sudah setengah jam berlalu tapi perempuan itu, Key. Masih terus mengutak atik laptopnya, sampai sampai seseorang laki laki yg baru saja duduk di hadapannya, ia tidak sadar dan masih saja terus menatap ke arah layar laptopnya.

Laki laki itupun tersenyum melihat perempuan yg ada di depannya, ia pun segera memesan makanan dan minuman terlebih dahulu.

"Ehemm" masih belum menoleh, Key masih saja fokus ke layar laptopnya.

"Ehemm" kali ini lebih keras, Tapi Key masih saja fokus ke layar laptopnya.

"Lucy" panggilnya agak keras, tapi hanya mampu di dengar kedua orang tersebut. Seketika Key yg merasa namanya di panggil pun memutuskan pandangan pada layar laptopnya dan menatap seorang laki laki memakai setelan jas rapi yg kini duduk di hadapannya.

"Alvin?" tanya Key pada lelaki tersebut, laki laki itu pun tersenyum lalu berdiri merentangkan tangannya pada Key. Key pun ikut berdiri lalu memeluk laki laki yg ada di depannya ini.

"Nice to meet you Lucy, ternyata semudah itu mencari lo" gumam orang tersebut dg kekehannya pada Key.

"Nice to meet you too Alvin" balas Key yg kini kembali duduk di kursinya yg semula, yah lelaki itu memanglah Alvin, Alvin Riargara. Sahabat Kecil Key.

Tanpa sepengetahuan Key, ada 2 pasang mata yg melihat kejadian itu, orang itu pun menatap tajam ke arah Alvin dan Key sambil mengepalkan tangannya.

"Udah lama ya?" tanya Alvin pada Key.

"Dari setengah jam lalu mungkin" kata Key sambil melihat jam yg ada di pergelangan tangannya.

"Eh sorry Lucy, gue gk maksud buat lo nunggu" kata Alvin merasa bersalah.

"Gkpapa kali Vin orang kita janjiannya jam 10.00 nah sekarang masih jam 09.56, btw panggil aja Key lebih simple" jawab Key, Alvin pun mengangguk anggukkan kepalanya.

"Ok boleh gue minta lo buat cerita yg sebenarnya?" tanya Key, Alvin pun tegang. Selanjutnya dia berusaha untuk menceritakan apa yg sebenarnya terjadi antara dirinya dan Ditta pada 12thn lalu.

Flashback

"Ada apa Vin? Kenapa Alvin buru buru ajak Ditta kesini?" tanya Ditta pada Alvin sambil bermain ayunan yg ada di halaman rumah Alvin.

"Alvin mau jujur sama Ditta" kata Alvin yg mulai gugup.

"Alvin mau jujur soal apa?" tajya Ditta dg polosnya.

"Sebenernya..."

"Ih gantung banget sih Vin, lanjutin dong" kata Ditta gemas karena Alvin menggantung ucapannya.

"Alvin gk mau temenan sama Ditta lagi, Alvin gk bisa. Alvin suka sama Lucy, tapi gara gara Ditta datang, Lucy jadi menghindar dari Alvin" Ditta yg mendengar itu pun menatap Alvin dg mata yg berkaca kaca.

"Jadi selama ini Alvin gk suka temenan sama Ditta?" tanya Ditta ragu. Alvin pun menganggukkan kepalanya, Ditta pun menggeleng tak percaya.

"Alvin bohongkan?" tanya Ditta memastikan, Alvin masih diam.

"Vin, semua ini bohongkan?" tanya Ditta lagi, Alvin masih saja bungkam.

"Vin..." panggil Ditta, Alvin pun menoleh ke arah Ditta dg pandangan yg sulit di artikan.

"Ini semua benar, Alvin gk suka sama Ditta, Alvin gk suka Ditta deket deket Alvin lagi" teriak Alvin yg membuat tangis Ditta pecah dan segera beranjak meninggalkan Alvin sendirian.

"Alvin jahat!" teriak Ditta lalu pergi dari hadapan Alvin.

Sejak saat itu Ditta membenci Key, dan Ditta tidak mau bertemu lagi dg Alvin. Alvin pun merasa bersalah pada Ditta, tapi memang itu yg harus ia lakukan.

Flashback end

"Maafin gue Key, gue gk maksud nyangkut pautin lo dalam masalah itu" kata Alvin yg kini tidak berani menatap mata Key.

"It's ok, udah berlalu kan. Tapi kalau boleh gue tau alasan lo buat ngegituin Ditta itu apa?" tanya Key pada Alvin, sontak Alvin pun menatap ke arah Key.

"Lo serius gk marah sama gue Key?" tanya Alvin masih belum percaya dg balasan Key.

"Iya Vin, gue saat ini butuh penjelasan lo please" kata Key pada Alvin.

"Sebenernya hari itu, hari terakhir gue ada di Bandung Key, papa dan mama gue memutuskan untuk membawa kakak gue ke Jakarta agar kakak gue bisa cepet sembuh, dan otomatis gue juga ikut. Lo masih inget kan? Kakak gue waktu itu lumpuh ringan. Dan gue gk tau sampai kapan gue ada di Jakarta, jadi ya gue terpaksa bilang gitu ke Ditta" jelas Alvin.

"Oh, btw kakak lo udah gkpapa kan?" tanya Key.

"Udah sehat ini, bahkan udah bisa beraktivitas lagi, dia memutuskan untuk menetap di Jakarta. Dan lo lihat sekarang, gue baru aja menginjakkan kaki di Kota Bandung bulan lalu dan itu pun gue ada pekerjaan di sini" jelas Alvin yg membuat Key mengangguk anggukan kepalanya.

"Eh lo serius gk marah sama gue Key?" tanya Alvin lagi.

"Enggk, tapi lo harus jelasin ini semua ke Ditta. Gue rasa itu yg membuatnya membenci gue selama ini"

"Gue coba Key, serius gue minta maaf sama lo, gue gk maksud" Key pun terkekeh dg perkataan Alvin.

"Santai elah Vin, Ditta bentar lagi otw sini mungkin. Oh iya asalkan lo gk naksir beneran aja sama gue" kata Key yg membuat Alvin tergelak.

"Hidih, ogah naksir sama lo" kata Alvin dg raut yg di buat meniijikkan, sontak Key pun menjitak kepala Alvin

"Ughh.., udah beberapa tahun gk ketemu masih aja sadis lo" ringis Alvin yg membuat Key makin terkekeh.

"Alay lo juga masih ada tuh, oh iya lo tadi katanya ada kerjaan, lo sekarang udah kerja dimana?" tanya Key pada Alvin.

"Oh, gue Arsitek, gue sekarang lagi ngurusin pembangunan Frans group yg sebentar lagi selesai. Mangkannya gue ada di Bandung, dan lo?"

"Gue dokter spesialis mata di Rumah sakit Frans group"

"Wihh keren, cita cita lo dulu kan jadi pengusha, lah sekarang jadi dokter. Keren keren" kata Alvin yg membuat Key terkekeh.

"Sorry ganggu" sontak Key dan Alvin yg bercanda pun terdiam melihat Ditta yg baru saja tiba di kursi yg mereka tempati, Key yg melihat Ditta datang pun tersenyum, sedangkan Alvin ia menegang di tempat.

"Akhirnya lo dateng juga" kata Key senang, yah karena ia takut Ditta tidak mau menemuinya. Dan Key memberi tahu Ditta untuk datang kesini tidak secara langsung, melainkan lewat note yg ada dalam kado yg di taruhnya di depan pintu kamar Ditta kemarin malam.

"Ok, sekarang gue balik duluan. Tugas gue cuma sebatas ini, gue harap masalah kalian cepat kelar. Bye" kata Key lalu ngacir pergi meninggalkan Ditta dan Alvin yg duduk dg kaku di tempatnya masing masing.

"Kalau gk ada yg perlu di bicarain gue pulang" kata Ditta yg sedari tadi menunggu Alvin untuk berbicara.

"Tunggu, gue mau bicara sama lo" kata Alvin yg nebgurungkan Ditta untuk beranjak dari kursi.

"Sebenernya waktu itu gue bohong sama lo, gue ngomong gitu karena gue pengen lo benci sama gue. Gue pengen tenang ninggalin lo, tapi kenyataannya sampai sekarang gue di hantui dg rasa bersalah karena sudah membohongi lo dan juga sudah merusak hubungan adik dan kakak.."

"Maksud lo, lo bohong?" sela Ditta, Alvin pun menghembuskan nafas lalu ia memberanikan diri untuk menatap Ditta.

"Ya gue bohong masalah kalau gue suka sama Key, dan gue gk mau temenan lagi sama lo, bahkan kalau bolrh jujur saat itu gue sangat suka sama lo. Tapi gue ngelakuin itu karena gue gk sanggup bilang sama lo tentang ke pergian gue yg gk pasti kapan baliknya. Sorry gue gk pernah bermaksud bohongin atau ngerusak hubungan lo dg Key, tapi waktu itu cuma rencana itu yg terfikir" jelas Alvin, Ditta pun sontak menetaskan air matanya.

"Jadi itu semua bohongan?" kata Ditta yg entah kini ia merasa senang atau sedih. Senang karena Alvin tidak benci padanya atau sedih karena hal itu yg membuat hubungannya dg Key retak. Alvin pun mengangguk merasa bersalah.

"Gue gk maksud buat lo nangis, gue mohon jangan nangis, gue gk mau orang yg gue sayang nangis. Dan tolong maafin Key, Key gk tau apa apa soal ini dulu. Dan lo tau perasaan yg sejak dulu tumbuh pada usia kita yg termasuk golongan belum remaja sampai sekarang masih tetap sama, gue suka bahkan sayang sama lo lebih dari hubungan persahabatan. Gue tau gue emang brengsek, gue udah bohongin lo, ngerusak hubungan lo dg kakak lo, pergi ninggalin lo. Dan sekarang balik malah nyatain perasaan. Gue emang bener bener brengsek, gue gk pantas buat di maafin, sekarang terserah lo mau ngapain gue, lo benci gue siap. Dan saat ini gue udah lega udah bisa jelasin ke lo" kata Alvin yg tak sadar sudah meneteskan air matanya.

Sontak Ditta pun beranjak berdiri dan segera memeluk Alvin, Alvin yg di peluk pun kaget.

"Maafin gue, gue juga sayang sama lo" hanya kalimat itulah yg mampu di ucapkan Ditta, Alvin yg mendengar itupun melepaskan pelukannya dg Ditta.

"Lo.. Lo serius?" tanya Alvin yg di jawab Ditta anggukan. Sontak Alvin pun kembali membawa tubuh Ditta dalam pekukannya.

"Lo gk perlu minta maaf, memang itu semua salah gue dan makasih udah maafin gue" gumam Alvin yg di jawab Ditta dg anggukan kepalanya.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Hai semua, maaf baru bisa update hehe...

Jangan lupa Vote & Comment ya😘

Lirik mulmed Alvin Riargara

Continue Reading

You'll Also Like

22.7K 1.7K 24
[Sequel dari Perfect Home] Anak kembar itu biasanya memiliki banyak kesamaan. Terlebih jika kembar identik. Namun, dari semua persamaan itu, satu hal...
1K 207 43
Nggak balance? Nggak pulang! Salah jurusan hampir semua orang mengalami hal tersebut termasuk Clara yang awalnya berniat masuk SMK agar langsung kerj...
7.5K 1.5K 46
Gimana jadinya kalau sahabat yang udah akrab banget dari kecil suka sama kita? Itulah yang sekarang dirasakan oleh seorang gadis SMA, Aletta Zea. Ket...
25.6K 2.3K 46
Hilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama. Kehilangan. Itulah yang dirasakan Liona, mahasiswi Sosiologi yang tengah merasakan...