HARMONIZE

CiiPandaa tarafından

283K 21.6K 1.5K

Selalu ada nada dalam cinta, meskipun terkadang nada cinta tak selamanya terdengar syahdu di telinga. Casting... Daha Fazla

Prolog
SMPursand
Pertengkaran!
One Call Away
Kecerobohan Prilly
Taruhan
Music Battle
Kontrak Perjanjian
Penyesalan
Perasaan Aneh
Kau yang ada dihatiku
Terjebak berdua
Bertahan atau?
Candu
Sakit
Kunjungan tak Terduga
Empty
ThrowBack
Mereka Kembali
Sabarlah Hati
Serendipity
Guardian Angel
Setengahku (masih) Bersamanya
Terjebak Masa Lalu
Ysaye Sonata No.2 1st Obsession
Melupakannya
Siapkah tuk Jatuh Cinta Lagi?
Kembalinya Rasa
Tak Akan Meninggalkan
Hilangnya Harapan
Keputusan Terbaik
Do You?
Sandaran
Wish
Usaha yang (tidak) Sia-sia
Harapan yang Terkabul
Fix You
Persahabatan
Tunas Baru
Little Happiness
Another Conflict
Masalah yang Terselesaikan
Harmonize
Ulang Tahun Sekolah - Harmonize
Kehidupan Baru
Apologize

Mendadak Pacaran

5.7K 429 24
CiiPandaa tarafından

Terkadang, tanpa kita sadari, apa yang ingin kita tinggalkan justru seakan mengejek dan membuat kita susah untuk menghindar, apakah melupakan harus sesulit itu?

Prilly hanya bisa memindah tubuhnya kekanan dan kekiri, mengingat setiap kejadian yang sepanjang hari ini ia lalui. Ali, bagaimana mungkin dia bisa sebegitu perdulinya dengan dirinya, padahal jelas, apa yang dikatakannya dulu itu terdengar seperti perintah yang tak bisa dilanggar, lantas, kenapa dia menelan ludah yang sudah Ia keluarkan itu?

"Ngapain sih loe, dari tadi glebak-glebak gak jelas gitu?"

"Jabang bayi!!! Hito...! Udah kayak setan aja loe!" Prilly membalik tubuhnya, menatap Hito yang berdiri bersidekap di ambang pintu dengan wajah menyebalkan.

"Gue dari tadi itu ngetuk tu pintu berkali-kali, sampek sakit ini jari-jari gue," Hito berjalan masuk ke kamar Prilly "Karena gak ada jawaban dari loe, gue buka aja, eh gue malah ngeliat loe kayak orang kurang waras gitu, atau? Jangan-jangan loe udah gak waras ya Prill?"

Buk...

"Ya Tuhan Prilly! Ilang ganteng gue, kena iler loe!"

Prilly melempar bantal yang semula untuk alas kepala ke arah Hito dan tepat mengenai wajah pria itu.

"Lagian loe juga gitu kayak seneng banget punya temen gila!"

"Eitss..., gue gak bilang loe gila ya, gue cuma bilang loe KURANG WARAS."

"Sama aja bego! Elo apa-apaan sih, malem-malem ngerusak hidup gue?"

"Enggak ngapa-ngapain sih, cuma mau nawari jasa aja." Hito menjatuhkan pantatnya di sisi ranjang Prilly.

"Maksud loe?"

"Mulai besok gue bakalan anter jemput elo sekolah. Gimana? Minat gak?"

"Sumpah demi apa loe mau ngelakuin itu? Minat banget donk guenya." Prilly tersenyum sumringah, sedang Hito langsung girang, karena mendapat persetujuan dari Prilly.

Entah apa yang ada di otak pria itu, yang pasti wajahnya tampak menyiratkan kelegaan yang teramat sangat.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Flashback on

"Mbak Sar, pingin cepet punya cowo nda?" Sarah yang tengah asyik melipat baju yang baru saja ia angkat dari jemuran memandang Yuki penuh tanya.

"Maksudmu?"

"Aku punya kenalan cowok mbak, guanteng buanget orangnya, anak kota? Temennya Esa."

"Owh, temennya pacarmu yang gak punya sopan santun itu?" Sarah mengibaskan kemeja milik Pandu-bapaknya-.

"Kok ngomongnya gitu to mbak? Esa itu orangnya baik." Ada perasaan getir saat Yuki mengucapkan kalimat itu.

"Halah, gak percaya aku, palingan cowok yang mau kamu kenalin ke aku orangnya juga gak sopan." Sarah melenggang pergi, meninggalkan Yuki yang masih mencembikkan bibirnya, tak terima jika pacarnya dihina dina.

"Sumpah mbak, orangnya baik banget, sopan juga, ayolah mbak, mau ya tak kenalin sama dia?" Yuki mengejar kakaknya itu dan menangkupkan tangannya, meminta permohonan agar Sarah mau menuruti permintaanya.

"Kamu kenapa tho? Kok ngeyel banget minta aku suruh kenal sama cowok itu?"

"Soalnya biar mbak Sarah gak jomblo, dan ibuk ngerestuin hubungan aku sama Esa." Sarah melotot tak percaya, adiknya memohon hanya untuk alasan yang menururnya terlalu kekanank-kanakan.

Memang sih, dalam rumah ini ada peraturan tak tertulis yang dicanangkan oleh Ibuk, penguasa besar yang setiap keputusannya tak bisa diganggu gugat.

Peraturannya adalah, Yuki yang notabene anak bungsu tidak diperkenankan untuk pacaran jika Sarah, sang kakak belum mendapat pacar. Titik tidak ada koma.

"Ayolah mbak, ketemu sekali aja wes, kalau mbak gak cocok gak usah dilanjut lagi, please mbak, nanti uang jajan aku satu bulan buat mbak Sarah wes."

Helaan nafas panjang terdengar dari mulut gadis itu, sejudes-judesnya ia pada Yuki, jiwa kekakakannya masih melingkupi nalurinya, hingga akhirnya anggukan pasrah membuat Yuki tersenyum girang.

"Makasih mbakku yang cuantek!"

Sarah hanya bisa menggeleng lemah, melihat tingkah adiknya yang sungguh berbanding terbalik dengan kepribadiannya.

Flashback off

Sekali lagi Yuki terhenyak kaget, buliran keringat sebiji jagung membuatnya kembali terbangun dengan nafas tersengal dini hari. Entah apa yang akan terjadi, yang pasti selama tiga hari belakangan Yuki merasa hatinya tak nyaman. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Kenangannya bersama Sarah seakan tersemat dan tak bisa hilang dari fikirannya, hingga dalam mimpipun Yuki bertemu dengan kakaknya itu.

"Sarah..." Yuki menyembunyikan wajah di sela kakinya yang tertekuk, dengan tangan yang memeluk kakinya.

Seandainya waktu bisa diulang, ia ingin memperbaiki semuanya, dan mengembalikan hidup Sarah, tapi nasi sudah menjadi bubur dan menanti bubur yang bertopping ayam, kerupuk dan tetek bengeknya ternyata butuh waktu yang sangat lama. Ada proses yang menyakitkan yang harus diterimanya.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Klinting...

Bunyi benda jatuh membuat Al menghentikan aktivitas beberesnya, sebuah gantungan kunci berbandul Hello Kitty membangunkan memori Al yang tengah tertidur.

Pemuda itu berusaha mengingat darimana ia mendapatkan benda yang identik dengan perempuan itu, seingatnya Al tak pernah kenal dengan seorang perempuan yang menyukai karakter Hello Kity.

Memori yang terbangun ternyata butuh waktu untuk mencerna sesuatu, sama seperti saat kita yang sudah terlelap tiba-tiba terbangun karena kaget, separuh jiwa kita seakan masih melayang-layang mencari raga yang jelas berada di depan matanya.

Ingatan Al ternyata tak setajam yang ia kira, pemuda itu masih belum menemukan sebuah pentunjuk darimana benda itu berasal dan mengapa benda itu bisa nyasar di tumpukan barang-barang yang jelas tak pernah ia sentuh, sejak .... mungkin tiga tahun yang lalu.

"Al... loe tau gak, Cynthia balik ke Indonesia." Al terperanjat saat tanpa diduga, Ali sudah berdiri di ambang pintu dengan bersidekap menatapnya dengan tatapan yang membuat Al merasa jika ini pertanda yang tidak baik.

"Kapan?"

"Tadi pagi, dan loe tahu, dia sekolah di Pursand."

Mendengar kalimat itu membuat Al begidik ngeri, bertemu dengan Cynthia adalah hal yang selalu ingin ia hindari.

"Shit!..." Selama ini tak pernah ada hal yang membuat seorang Alfred Juno Dirgantara mengumpat, selain seorang gadis cantik yang selalu membuat amarahnya membuncah, Cynthia Liliana.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Seorang gadis cantik dengan seragam SMPursand berjalan riang melewati lorong demi lorong gedung sekolah, beberapa mata memandangnya takjub. Gadis itu sungguh cantik, seperti boneka barbie hidup yang selalu membuat murid perempuan di sekolah ini pun sama irinya, gadis itu sungguh mendekati sempurna.

Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dengan poni yang dibiarkan menutup sedikit mata kananya, polesan tipis di wajahnya menambah kesan imut yang membuat para lelaki kepincut, cara berjalannya anggun bak macan kumbang yang sedang berjalan santai di tengah padang ilalang.

Dialah Cynthia Liliana Aksara, anak bungsu dari Purwasandika Aksara, umurnya masih sekitar 17 tahun, memiliki kulit mulus seputih salju dengan bibir pink yang natural.

Senyum terpancar menawan dari wajahnya saat dilihatnya pemuda yang dinantinya berdiri bersandar pada dinding dekat ruang musik dengan tangan tersimpan di saku, akh... pemuda itu selalu tampak menawan seperti biasanya.

"Alfreddd...!!!" Al yang mencium tanda bahaya, terlihat pucat pasi, dari cara panggilannya ia tahu, siapa yang tengah mendengungkan namanya Itu, tanpa pikir panjang pemuda itu perg menghindar.

"Al ..... !!!!" Cynthia menghentakkan kakinya yang jenjang, saat dilihatnya Al pergi menghindarinya.

"Al,... loe nan..ti.." Ali celingukan saat ternyata ia bicara pada dinding tanpa ada sosok Al bersandar di sana.

"ALIIII...!!" Ali terperanjat, saat tiba-tiba seorang gadis menyambar tubuhnya.

"Eh...! Apa-apaan sih loe!" Ali berusaha menarik tubuh Cynthia, tapi gadis itu terlalu erat memeluknya.

Sepasang mata mengawasi mereka dengan tatapan yang sulit di artikan, ada rasa kecewa menggelayut melingkupi ruang hatinya.

Prilly, bukankah dia berjanji akan melupakan Ali? Tapi ternyata melupakan pun tak semudah membuka lembaran buku saat halaman dilembaran lain sudah selesai dibaca.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Seperti biasa, saat hatinya gundah Yuki selalu suka berada di rooftop, dia terlalu suka dengan pemandangan di atas sana, apalagi saat ini cuaca sedang bagus-bagusnya.

Langit biru di atas sana seperti kanvas yang dilukis indah, burung-burung berterbangan, ada yang beriringan, dan ada pula yang terbang sendirian. Bibirnya tertarik saat dilihatnya seekor kupu-kupu berwarna candramawa-perbaduan hitam dan putih-, terbang disekitar tubuhnya.

"Cantik ya?" Yuki terperanjat, saat tanpa diduga Al sudah berdiri di depan pintu, menanatapnya dengan senyum.

Yuki tak bergeming, dia malah asyik menatap sepatunya dengan kedua tangan yang tertumpu pada sofa panjang.

Hening, tak ada satupun di antara mereka yang berbicara, Yuki masih asyik dengan pemikirannya sementara Al bermain dengan gantungan kunci yang ditemukannya kemarin malam.

Krikk.. krikk... krikk...

Bunyi jangkrik yang berasal dari otak Yuki seakan mengejek kebisuan mereka.

"Owh woow, oh my God, it was so amazing place." Cynthia yang entah sejak kapan berada disana membuat Yuki dan Al sedikit terlonjat, dalam hati pemuda itu mengumpat.

Al menggenggam gantungan kunci itu dan memasukkannya kedalam saku celananya. Yuki hanya bisa menautan alis bingung, karena selama ini dia tak pernah bertemu dengan gadis yang saat Ini tengah menjelajah rooftop ini dan mengaguminya.

"Ngapain sih loe ngikutin gue?" Ucap Al sarkastis, Cynthia hanya bisa mencembikan bibirnya lucu dan menatap sendu ke arah pemuda yang menatapnya tajam itu.

"Al, loe kok gitu sih sama gue, ini ya gue udah bela-belain bujuk papa biar bisa sekolah disini, bukannya di sambut pake pelukan ini malah dijutekin." Cynthia menyatukan jari telunjuknya dan mengetuk-mengetukannya satu sama lain, membuat Al hanya membuang nafas kasar.

Sedang Yuki hanya bisa memutar bola matanya jengah, kalau boleh jujur Yuki tak suka dengan gesture gadis itu, gayanya terlihat dibuat-buat dan terkesan memaksa, untung saja dia cantik.

"Bisa gak loe gak usah ganggu hidup gue lagi?"

Yuki yang merasa tak ikut andil dengan percakapan tak penting itu bersiap untuk beranjak dari tempatnya, tapi tangan Al lebih cepat bergerak dan meraih pergelangan tangannya, membuat Yuki menatapnya tak percaya.

Sementara Cynthia mengepalkan tangannya geram saat dilihatnya pemuda pujaannya menggandeng tangan gadis lain dihadapan matanya, tapi senyum masih terlihat jelas terpampang diwajah cantiknya.

"Gue udah punya pacar sekarang, jadi loe udah gak bisa gangguin hidup gue lagi." Al berucap dengan mata yang menatap Yuki, dan tak menghiraukan Cynthia yang sudah hampir pinsan.

"Eh,... maksud loe? Gue?" Lidah Yuki kelu mendapat perlakuan tak terduga dari Al membuat gadis itu tak tahu harus bersikap seperti apa.

Set...

Al menari tubuh Yuki dalam pelukannya, dan membisikkan kalimat yang membuat Yuki seakan terpelanting jatuh kebawah.

"Please kali ini gue minta elo bantu gue, jadi pacar gue, dan ya,... gue gak nerima penolakan karena perjanjian kita masih belum berakhir."

Cynthia semakin memanas kala dilihatnya Al mencium kening Yuki, matanya sudah memanas menahan agar air mata tak jatuh dari mata cantiknya, tangannya terkepal semakin kuat, kukunya terasa seperti menancap di telapak tangan.

Hatinya menjerit, ia tak akan menyerah hanya karena seorang gadis yang Cynthia yakin gadis itu tak lebih baik dari dirinya.

***

Ada pemain baru lagi, Cassandra Lee as Cynthia Liliana Aksara, seseorang dimasa lalu Al yang selalu ingin dihindari, muncul kepermukaan, semoga dengan hadirnya Cynthia, membuat Yuki dan Al bersatu.

Jangan lupa vote and comment ya gaisss..
Thanks buat kalian yang masih setia, dan untuk pendatang baru, hai.. selamat datang di dunia yang penuh dengan imajinasi tak terarah ini, hahhaa... selamat bergabung,,


Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

214K 19.4K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
66.5K 7.2K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
215K 17.6K 89
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
158K 25.4K 47
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...