HARMONIZE

By CiiPandaa

283K 21.6K 1.5K

Selalu ada nada dalam cinta, meskipun terkadang nada cinta tak selamanya terdengar syahdu di telinga. Casting... More

Prolog
SMPursand
Pertengkaran!
One Call Away
Kecerobohan Prilly
Taruhan
Music Battle
Kontrak Perjanjian
Penyesalan
Perasaan Aneh
Kau yang ada dihatiku
Bertahan atau?
Candu
Sakit
Kunjungan tak Terduga
Empty
ThrowBack
Mereka Kembali
Sabarlah Hati
Serendipity
Guardian Angel
Setengahku (masih) Bersamanya
Terjebak Masa Lalu
Ysaye Sonata No.2 1st Obsession
Melupakannya
Mendadak Pacaran
Siapkah tuk Jatuh Cinta Lagi?
Kembalinya Rasa
Tak Akan Meninggalkan
Hilangnya Harapan
Keputusan Terbaik
Do You?
Sandaran
Wish
Usaha yang (tidak) Sia-sia
Harapan yang Terkabul
Fix You
Persahabatan
Tunas Baru
Little Happiness
Another Conflict
Masalah yang Terselesaikan
Harmonize
Ulang Tahun Sekolah - Harmonize
Kehidupan Baru
Apologize

Terjebak berdua

5.9K 473 38
By CiiPandaa

Hari ini adalah hari sial yang paling sial untuk Yuki. Setelah pagi tadi dia harus menjadi kacung Al, Yuki melupakan suatu hal yang penting.

"Mampus, makalah gue" pekiknya tertahan saat melihat Miss Luna sudah berdiri di depan kelas dengan wajah garangnya.

"Baik, sebelum kita mulai pelajaran, tolong dikumpulkan tugas makalah yang minggu lalu saya berikan" ucapnya tegas,

Semua murid langsung mengumpulkan tugas makalah mereka di meja depan, terkecuali Yuki yang masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan.

"Yuki? Tugas kamu mana?"

"Maaf Miss, saya..." kalimatnya menggantung, terganti oleh suara gebrakan meja yang membuat semua murid terlonjak kaget,

"Disiplin, adalah kunci kesuksesan Yuki. Dan saya sangat tidak mentolerir murid yang tidak disiplin"

"Maafkan saya miss"

"Maaf saja tidak bisa memberikan anda nilai bagus nona Hadyn! Sekarang keluar dari kelas ini dan pergi kegudang seni musik, saya rasa tempat itu cocok untuk menjadi perenungan kamu, bersihkan tempat itu dan, jangan kembali sebelum semuanya selesai, mengerti!" Ucap Miss Luna tegas,

"Tapi Miss, ini sudah pelajaran terakhir dan...." Yuki hanya bisa pasrah saat tatapan tajam Miss Luna membuatnya menghentikan kalimatnya,

"Baiklah, kalau begitu silahkan menuju gudang utama Pursand dan bersihkan semuanya, ingat! Jangan kembali jika semua belum rapi"

Baru saja Yuki ingin protes Miss Luna mengangkat tangannya, memberikan kode agar Yuki segera meninggalkan ruang kelas.

Yuki menoleh sekilas ke arah Prilly yang menampilkan ekspresi wajah kasian kemudian beranjak dari posisinya sambil mengembuskan nafas panjang.

Dengan gontai dan perasaan tak karuan Yuki melangkahkan kakinya dan menuju ke gudang utama, di belakang gedung Utama Pursand.

Di pertengahan jalan, Yuki kembali membuang nafasnya kasar karena melihat laki-laki yang pagi tadi menyiksanya menghadang jalan Yuki.

"Elo pasti lagi dihukum" Ucap Al yang disambut lirikan tajam oleh Yuki,

"Kalo elo mau nyuruh-nyuruh gue, please jangan sekarang, gue lagi dapet tugas yang lebih penting" Ucap Yuki acuh sambil meninggalkan Al yang masih berdiri di tempatnya,

"Tugas bersihin gudang utama ya?" Yuki menaikkan sebelah alisnya, bagaimana mungkin Al bisa tahu? Kenapa Al bisa seperti cenayang yang selalu tahu apa yang Yuki lakukan?

Oh ayolah, cinta selalu punya cara untuk mengintai pasangannya.

"Elo mata-matain gue ya?" Ucap Yuki sarkastis sambio mengacungkan jari telunjuknya ke arah Al,

"Ih, Pede banget loh! Gue juga sama kayak elo, makanya gue tau"
Al berjalan melewati Yuki, menuju gudang utama,

"Maksudnya? Elo dihukum juga?" Tanya Yuki sambil menyusul langkah Al dengan sedikit berlari,

"Gue ketahuan tidur dikelas"

"Ya gak kaget sih gue, loe kan pelor banget" ucap Yuki acuh

"Sok tau loe" Al mencubit gemas hidung Yuki yang mancung membuat gadis itu berteriak kesakitan,

"Sakit b*go!! Hidung gue bengkok ni jangan-jangan" Yuki memencet-mencet hidungnya yang kemerahan, sedangkan Al tertawa terbahak melihat hidung Yuki seperti tomat masak.

"Gudangnya serem banget" Yuki bergidik ngeri saat mereka sudah tiba di depan bangunan tua yang seperti tak terawat.

"Ini tu bangunan paling tua milik Pursand, karena angker makanya sekarang jadi gudang" Ucap Al sambil membuka pintu gudang yang memang tak terkunci dari luar.

"Serius angker?" Ucap Yuki, seraya merapatkan tubuhnya ke arah Al yang sudah mulai masuk ke dalam

Al meraih saklar lampu di bagian kiri dekat pintu dan menurunkannya ke bawah,

Beberapa lampu ternyata sudah tidak berfungsi dengan baik, hanya lampu dekat pintu dan di tengah ruangan saja yang menyala, sedang yang lainnya mati.

Disana, nampak begitu banyak peralatan musik tak layak pakai, beberapa bangku dan kursi yang sudah patah, dan peralatan tak penting lainnya yang ternyata tersusun rapi.

Hanya saja banyak sarang laba-laba yang cukup menganggu dan debu yang melingkupi setiap barang-barang itu. Lantai keramik tuanya pun sudah terlihat kecoklatan, dan jendela model lawas dengan teralis besi pun dipenuhi dengan kotoran yang membuat pandangan matanya tak bisa tembus keluar.

Brakkk...

"Eh, jangan di tutup pintunya Yuki!" AL terlonjak kaget saat ternyata kaki Yuki menendang pintu dan membuatnya tertutup,

"Loh kenapa Al?" Tanya Yuki was-was

"Ini tuh kuncinya otomatis kekunci dari dalam" Al sedikit berlari menuju pintu kayu itu dan berusaha memutar knop pintu, berharap pintu bisa terbuka,

Beberapa kali Al mendobrak pintu dengan bahunya, tapi Nihil, pintu itu benar-benar terkunci. Yuki menatap Al cemas.

"Gak bisa ya?" Suara Yuki gemetar,

"Gak bisa, udah ayok beresin ini, buka aja jendelanya, nanti kalau ada yang nyadar kita gak ada paling nanti kita dicariin" Ucap Al acuh sambil melepaskan almamaternya dan menggulung lengan bajunya hingga siku kemudian membuka semua jendela yang mengitari ruangan tersebut.

"Elo yakin kan?" Debu yang keluar dari hentakan tangan Al di jendela membuatnya berterbangan dan menggelitik hidung Yuki, membuatnya bersin-bersin seketika,

"Udah loe duduk aja deket jendela sini, biar gue yang beresin, tambah gak selesai nanti kalau elo bersin-bersin gitu" Al menggiring tubuh Yuki dan mendudukannya kemudian menyodorkan sapu tangan hitam miliknya yang selalu dibawa kemanapun dia pergi, Yuki hanya bisa menurut sambil menempelkan sapu tangan itu ke hidungnya.

Bau musk khas Al menyeruak menyentuh indra penciumannya, membuat Yuki measa lebih lega, karena mencium bau wangi yang sedikit menetralkan bau debu di hidungnya.

Dalam balutan sapu tangan Al, Yuki tersenyum, ternyata Al adalah laki-laki gentle yang selalu bisa membuat wanita merasa berharga.

Senyumnya memudar saat bayangan masa lalu, menghantui pikirannya.

Yuki membuka sapu tangan Al dan membaginya menjadi dua bagian berbentuk segitiga, kemudian menyematkan ke hidungnya dan mengikat kebelakang sebagai masker pelindung.

Dengan cekatan Yuki melepas almamaternya dan membersihkan sarang laba-laba di bagian atas dengan sapu ijuk bertongkat panjang. Sedang Al membersihkan debu yang menyelimuti barang-barang lain.

Jika tidak ada jendela besar yang mengitari gedung tua itu, mungkin mereka akan mati sesak nafas karena debu.

Tanpa mereka sadari waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi masih belum ada siapapun yang merasakan ketidakhadiran dua orang itu di tengah-tengah mereka. Bahkan guru yang memberikan hukuman tadi pun tidak kelihatan batang hidungnya.

"Kok, ga ada tanda-tanda manusia buka pintu itu ya Al? Tanya Yuki memecah keheningan, sambil membasuh tangannya di wastafel yang bersyukurnya masih berfungsi dengan baik.

Al hanya mengendikan bahunya acuh sambil duduk ditembok kecil menyerupai tempat duduk dekat jendela,

Yuki sedikit tertegun saat melihat Al yang sudah membuka 2 kancing bajunya bagian atas, menampakkan dada bidang Al yang tercetak jelas. Apalagi keringat yang membasahi beberapa bagian tubuhnya terlihat begitu menggiurkan. Yuki menelan salivanya sejenak, kemudian menyodorkan sapu tangan Al ke depan wajah pria tampan itu.

"Keringet loe, lap ni" Yuki tak berani menatap wajah Al, entahlah baginya tumpukan barang ditengah ruangan lebih menarik perhatiannya,

"Lap in lah, tangan gue masih kotor ni, gue belum cuci tangan" Yuki baru saja akan protes, melihat cengiran Al yang entah kenapa Yuki memaknainya sebagai kata "elo kan kacung gue", membuat Yuki terduduk di depan Al.

Dengan menahan degupan di jantungnya, Yuki membasuh keringat Al di bagian kening tanpa berani menatap mata laki-laki itu.

Al tak melepaskan pandangan matanya pada wajah Yuki yang terlihat begitu menggemaskan baginya. Meski tanpa ekspresi nampak di wajah polos itu, Al yakin, Yuki pasti merasakan debaran jantung yang sama.

Ketika sampai di daerah leher, Yuki tanpa sengaja mengarahkan pandangan matanya ke manik coklat milik Al, dan mereka seperti terhipnotis. Yuki menikmati pemandangan indah di depannya begitu juga dengan Al.

Hingga akhirnya, debaran jantung Yuki tak bisa di elakan lagi, wajah Al begitu dekat di depan wajahnya. Bahkan Yuki bisa merasakan hawa panas dari hembusan nafas Al yang mengenai wajahnya.

Tanpa disadarinya, gadis itu menutup mata. Merasakan hembusan nafas Al yang entah kenapa membuat Yuki merasa begitu tak keruan.

Cup...

Yuki merasakan suatu benda kenyal dan basah menyentuh bibirnya, dan hal itu cukup membuat gadis itu merasakan sengatan listrik yabg menggelitik seluruh urat nadinya.

Bibir mereka hanya menempel, tak ada pergerakan berarti dari bibir aal yang menyentuh bibir Yuki.

Sejenak mereka sama-sama saling menikmati, hingga suara petir yang menyambar mengagetkan aktivitas mereka.

Wajah Yuki merona saat menyadari aktivitas tak terduganya tadi. Dalan hati dia meruntuki kebodohannya. Tapi tak dipungkiri jika dia pun juga menikmatinya.

Ciuman pertama gue batin Yuki sambil memegang bibirnya.

Sedangkan Al pun juga sama kikuknya dengan Yuki, baru saja dia akan beranjak dari duduknya untuk membasuh wajah dan tangannya, suara petir yang diiringi dengan turunnya hujan membuat Yuki tanpa sadar memeluk tubuh kekar Al.

Yuki takut dengan petir.

Al tergagap saat menerima serangan mendadak dari Yuki, tangannya yahg kotor tak berani menyentuh atau bahkan mengelus rambut Yuki.

"Yuki, bentar gue cuci tangan dulu" suara Al membuat Yuki menarik tubuhnya, dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal,

"Hem,, sori gue takut sama bunyi petir soalnya, jadi reflek" Ucap Yuki iikuk sambil menggigiti bibir dalamnya.

Al beranjak dari posisinya kemudian menuju wastafel, membasuk tangan kemudian wajahnya,

Debaran di dada Al membuat laki-laki itu tersenyum senang, apalagi Yuki seperti memberikan harapan untuknya.

"Kita gimana ini Al?" Yuki mencoba untuk menetralkan suasana yang terasa canggung sesaat.

"Ya tidur sini lah, mau gimana lagi, besok pagi pasti ada yang mau bukain kok" Al duduk selonjoran di dekat jendela bersebrangan dengan tempat duduk Yuki,

"Elo yakin Al? Dobrak ajalah pintunya"

"Ih gue mah ogah dobrak-dobrak pintu, bikin badan gue capek aja" Al tak bergeming dari posisinya,

Yuki takut, dia mengangkat kedua kakinya kemudian memeluk lulut, derasnya hujan malam ini cukup membuat gadis itu merasa kedinginan. Mencoba untuk tetap tenang, gadis itu memejamkan matanya.

Tapi, sesaat kemudian dia membelalakannatanya dan menatap Al yang tengah memejamkan mata.

"Handphone Al! Hubungin sodara loe aja buat nolongin kita"

Al acuh, sama sekali matanya tak terbuka menanggapi wajah berbinar Yuki, hingga membuat gadis itu gemas dan berjalan kearahnya.

"Gue gak bawa handphone, jadi percuma" Yuki baru saja akan mengguncang tubuh Al, tapi suara Al masih dengan mata tertutup dan tangan menyilang di dada membuat Yuki mencembik kesal.

Yuki sengaja hari ini meninggalkan handphonenya di rumah, karena jerasa sedikit terganggu dehgan telefon si mas yang selalu menghubunginya untuk menyampaikan ke adaan Keyla.

Bukan karena apa, Yuki hanya hari ini tak ingin diganggu oleh masalah, dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan hatinya, tapi justru bukan ketenangan yang di dapatkannya, justru malah kesialan yang bertubi-tubi.

***
Thanks to all of you yang masih setia.

Continue Reading

You'll Also Like

333K 35.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
63.2K 5.7K 15
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...
161K 8K 27
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
34K 5.1K 19
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG