Davendra

By cutesforme_

2.6M 122K 5K

•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kan... More

AWAL
1•Davendra
2•Davendra
3•Davendra
4•Davendra
5•Davendra
6•Davendra
7•Davendra
8•Davendra
9•Davendra
10•Davendra
11•Davendra
12•Davendra
13•Davendra
14•Davendra
15•Davendra
16•Davendra
17•Davendra
18•Davendra
19•Davendra
20•Davendra
21•Davendra
22•Davendra
23•Davendra
24•Davendra
25• Davendra
26•Davendra
27• Davendra
28•Davendra
29•Davendra
30•Davendra
31•Davendra
33•Davendra
34•Davendra
35•Davendra
36•Davendra
37•Davendra
38•Davendra
39•Davendra
40•Davendra
41•Davendra
42•Davendra
43•Davendra
44•Davendra
45•Davendra
46•Davendra
47•Davendra

32•Davendra

26.9K 1.2K 65
By cutesforme_

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Kanara tersenyum dipaksakan saat ia mau tidak mau harus mengikuti rencana pria itu. Seperti sekarang, Kanara disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Banyak pertanyaan yang belum terjawab sampai saat ini.

Contohnya seperti, Kenapa Mama dan Papa nya tiba-tiba setuju?

Kenapa laki-laki itu bersikeras ingin menikahinya, padahal jelas-jelas laki-laki itu bukan Dave yang mencintainya, melainkan Daven.

Apa yang Daven rencanakan?

Bagaimana hidup Kanara setelah ini?

Terlalu banyak pertanyaan dalam otak kecilnya hingga Kanara lagi-lagi melamun saat pihak wedding organizer tengah menjelaskan konsep pernikahan mereka.

"Nah, berikut ini merupakan contoh tema wedding modern. Silahkan dilihat-lihat dulu Mas, Mbak, kalau sudah ada tema yang cocok kita langsung diskusikan mengenai tema nya." Ucap Salah satu pihak WO memberikan beberapa gambar-gambar berisi tema pernikahan yang modern, sesuai dengan request dari Daven.

Daven tersenyum tipis, ia merangkul Kanara agar gadis itu fokus menatap lembaran contoh tema yang ada di depan mereka. Mau tidak mau Kanara mengangguk dan mulai melihat-lihat konsep pernikahan mereka.

Kanara menghembuskan nafasnya, sebenarnya ia kurang suka konsep pernikahan modern ini, ia lebih suka dengan tema tradisional dengan menggunakan baju adat saat akad barulah setelahnya menggunakan gaun pengantin bertema kebarat-baratan.

"Mas, ini gak ada yang tema tradisional aja?" Tanya Kanara.

"Oh, Tema tradisional mbak? Ada kok. Saya kira Mas dan Mbaknya gak tertarik tema tradisional, soalnya tadi Masnya bilang tema modern aja. Bentar, saya ambilkan dulu contohnya." Baru saja si pihak WO hendak berdiri, perkataan Daven menahannya.

"Tidak perlu, konsep pernikahannya tetap bertema modern, calon istri saya ikut apapun perkataan saya." Ucap Daven sedikit kaku menggunakan bahasa Indonesia, wajar saja ia lebih sering menggunakan bahasa inggris untuk sehari-hari saat di Amerika.

Kanara menggeram tidak terima, ia bangkit hendak pergi dari sana namun Daven mencekal lengannya hingga ia terduduk kembali.

"Dari awal emang semuanya rencana lo kan? Terserah deh, gue gak peduli." Ketus Kanara memegang lengan pria itu agar melepaskan genggaman pada tangannya.

Daven tersenyum sinis, ia meraih rahang Kanara dengan lembut. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu, berbisik dengan suara yang mengintimidasi. "Duduk dan menurut, jangan buat saya melakukan hal yang tidak pernah kamu bayangkan, Kanara."

Melihat Kanara yang terkendali, Daven tersenyum puas. Ia mulai kembali memilih konsep untuk pernikahan mereka, sesuai dengan yang ia inginkan. Sedangkan Kanara hanya menatap dalam diam.

Akhirnya pilihan Daven jatuh pada tema wedding dreamy glamour. Sangat mewah dan elegan, Kanara bahkan tidak menyangkal jika Daven benar-benar terlihat serius dengan pernikahan ini. Entah apa yang pria itu rencanakan.

****

Setelah kemarin-kemarin energi Kanara dikuras habis untuk menentukan tema pernikahan mereka yang bahkan ia tidak ikut berpartisipasi, jadi untuk apa ia ikut kemarin? Dan kini Kanara kembali harus ikut dalam persiapan pernikahan mereka.

Hari ini jadwal fitting gaun pengantin.   Dengan sangat tidak ikhlas Kanara tetap dipaksa ikut, bedanya kali ini para orangtua ikut mendampingi kedua calon mempelai itu.

Mereka sudah membuat janji temu dengan desainer yang sudah dipercaya, kini kedua keluarga calon mempelai sudah berkumpul begitupun dengan calon pengantinnya.

Kanara bersalaman kepada para orangtua satu persatu, meskipun agak canggung saat ia bersalaman dengan orangtuanya sendiri. Sejak dimana ia bertengkar dengan Mama dan Papanya, saat itu pula Kanara tidak pernah berbicara langsung lagi. Dan Kanara pun tidak berniat meminta penjelasan kepada orangtuanya, karena ia sadar diri mau bagaimanapun kekuasaan pria itu lebih besar darinya.

"Wah, Kanara makin cantik ya?" Sapa Tante Devia, ibu kandung Davendra.

Kanara hanya tersenyum tipis, meskipun ia tidak yakin dengan perkataan wanita itu. Jelas-jelas fisiknya tidak secantik dulu, bekas kecelakaan sialan itu membuat wajahnya memiliki banyak luka goresan jika tidak di tutupi dengan make up.

"Terimakasih, mom."

Mereka segera masuk ke dalam butik. Seperti biasa, Daven selalu melakukan kontak fisik dengan Kanara, sekecil apapun itu laki-laki itu pasti tidak segan untuk merangkul pinggangnya, memeluknya, bahkan mengecup pelipisnya jika dihadapan orang banyak. Ya, hanya dihadapan orang banyak saja. Jika hanya ada mereka berdua, Daven bahkan terlihat enggan hanya untuk sekedar menggenggam tangan Kanara.

Saat para orangtuanya mulai sibuk dengan pilihan pakaiannya masing-masing, Daven terduduk santai di ruang tunggu sembari menunggu Kanara keluar dengan menggunakan gaun pilihannya.

Sedangkan Kanara di ruang ganti mengacak rambutnya frustasi. Sinting! Daven menyuruhnya menggunakan gaun pengantin dengan model terseksi yang pernah Kanara lihat seumur hidupnya.

Bayangkan saja, gaun putih panjang itu memiliki belahan hingga atas lutut, bagian dadanya hanya menutupi bagian belahannya hingga ke perut, bagian punggungnya pun terbuka dengan tali tipis menyilang di bagian punggungnya.

Dengan emosi yang melambung tinggi, Kanara membawa dress itu erat, ia keluar dari ruang ganti dengan tergesa-gesa. Sampai di ruang tunggu, Kanara melihat Daven yang tengah duduk dengan santai. Kanara melempar dress itu tepat di wajah Daven.

Daven tampak sedikit terpaku, ia mengepalkan tangannya, menyingkirkan benda sialan yang dilemparkan padanya ini.

"Lo mau buat gue malu hah?" Sentak Kanara kesal.

Daven masih terlihat tenang. "Maksud kamu apa?"

"Liat!" Titah Kanara mengambil kembali dress itu, ia melebarkan kain dress itu agar terlihat jelas. "Ini bukan gaun pengantin lagi, lo mau buat gue kaya jalang?!"

Daven berdecak sebal, ia mendengus dingin. "Memangnya salah calon suami punya pilihan buat istrinya?"

"Salah kalo baju pilihan calon suaminya biadab!" Sewot Kanara.

"Pokoknya gue gak sudi pake baju itu buat acara pernikahan gue." Final Kanara tidak peduli jika Daven hendak protes.

"Oke, saya pilih ulang buat gaun yang akan kamu gunakan." Daven bangkit, ia memanggil salah satu karyawan butik untuk meminta diperlihatkan gaun-gaun pernikahan yang lain.

Kanara kembali dibuat frustasi saat Daven lagi-lagi memilihkannya gaun pengantin yang seksi. Ia hanya ingin gaun sederhana yang sopan dan elegan, bukan gaun kurang ajar seperti ini.

Hingga ke gaun kesekian Kanara masih saja tidak setuju. Ia benar-benar dibuat menangis karena pilihan Daven sangat brengsek baginya. Biasanya jika calon suami ingin pasangan tampil tertutup, Daven justru membiarkan Kanara tampil terbuka.


Dari keempat pilihan gaun Daven, tidak ada satupun yang Kanara setujui. Gila saja, ia bisa-bisanya masuk angin karena gaun itu terlalu terbuka.

"Sepertinya mempelai wanita ingin gaun pengantin yang lebih tertutup Pak, bagaimana kalau saya ambilkan gaun-gaun yang lebih tertutup?" Tawar seorang karyawan wanita yang menyadari gerak-gerik Kanara yang tidak nyaman mengenakan gaun itu.

Daven akhirnya mengangguk terpaksa.

Padahal Kanara sangat terlihat cantik jika mengenakan gaun-gaun terbuka seperti tadi, Kanara seolah memenuhi fantasinya saat mengenakan gaun-gaun itu.

"Gue tahu lo bukan Dave yang selalu berusaha untuk memperlakukan gue dengan baik, meskipun cara dia berlebihan. Lo Daven, bukan Dave, tapi tolong... Gue udah gak punya kuasa buat nolak pernikahan ini, jadi buat hal ini, tolong biarin gue pilih apa yang gue mau." Ucap Kanara menatap lurus ke depan. Ia harusnya sadar diri, wajar saja Daven tidak peduli dengan penampilannya yang sangat terbuka, toh ia bukan wanita yang dicintai pria itu.

Daven menoleh, ia terkekeh keras. Astaga, lucu sekali mendengar nada menyedihkan gadis itu.

"Are you begging me? Like a dog asking to be fed?" Ejek pria itu tanpa rasa bersalah.

Kanara tidak menjawab, percuma saja.

Pilihan Daven jatuh kepada salah satu gaun tanpa lengan, setidaknya gaun ini lebih normal untuk dikenakan Kanara.

Daven tampak tersenyum puas, melihat raut menyedihkan Kanara saat mengenakan gaun-gaun seksi tadi membuat Daven sedikit kasihan. Akhirnya ia membiarkan Kanara mengenakan gaun yang tidak terlalu terbuka.

Masih membiarkan Kanara berbicara dengan perancang gaunnya, Daven memilih berganti baju mengenakan tuxedo yang dari awal sudah ia pilih. Tidak butuh waktu lama, Daven sudah kembali dengan mengenakan tuxedo berwarna putih. Sangat cocok dan pas ditubuh pria itu.

Daven berjalan mendekati Kanara, ia menarik kunciran rambut gadis itu agar tergerai indah.

"Keluar, para orangtua pasti sudah menunggu." Ucap Daven dengan nada datar.

Kanara menurut, mereka keluar dari ruang ganti dengan mengenakan pakaian pilihan Daven tentunya. Memangnya Kanara diizinkan memilih? Tentu tidak.

"Kana! Cocok banget kamu, sayang. Mommy gak sabar liat kamu nanti, pasti pangling banget." Seru Devia sangat antusias.

Kanara tersenyum tipis.

Kini giliran Gea —Mamanya yang mendekati Kanara. Mama Kanara memegang tangan putrinya, ia tersenyum. "Cantik, Kana."

Kanara mengangguk kaku, bingung harus merespon apa. Hubungannya dengan kedua orangtuanya masih belum membaik, hanya sebatas percakapan formalitas saja.

****

Kanara kira setelah fitting baju pengantin acara mereka telah selesai. Namun ternyata ia salah. Daven mengajaknya pergi ke salah satu toko perhiasan mewah.

Baru saja memasuki toko perhiasan itu, mereka sudah disambut beberapa karyawan yang menunduk dan tersenyum ramah.

"Selamat malam, Tuan Davendra dan Nona Kanara." Sapa seorang pramuniaga itu dengan ramah, ia mempersilahkan Daven dan Kanara untuk duduk.

Daven hanya memandang datar pramuniaga itu, ia sama sekali tidak membalas sapaan darinya.

"Bawakan pesanan saya." Mendengar perintah Daven, Pramuniaga itu segera melakukan perintah Daven.

Tidak lama Pramuniaga itu kembali dengan membawa satu kotak perhiasan berwarna putih elegan. Dengan sarung tangan yang ia kenakan, pramuniaga itu membuka kotak perhiasan dengan hati-hati.

Kanara meneguk ludah melihat sebuah kalung emas dengan ukuran nama 'Daven' sebagai liontin nya. Kanara menatap Daven dengan penuh tanya.

Daven mengangguk seraya tersenyum puas dengan hasilnya, ukiran nama nya terlihat indah sekali.

"Pakai kalung itu dan jangan pernah melepaskan kalung itu sedikitpun. Ngerti?" Mendengar betapa tajamnya perkataan dan tatapan pria itu, Kanara mengangguk.

"Bantu dia untuk memakai kalungnya." Dan bukannya memakaikan Kanara, Daven justru menyuruh pramuniaga untuk memasangkan kalung itu padanya.

"Kalung itu terlihat sangat cocok di leher anda, Nona." Puji Pramuniaga itu menatap iri.

Kanara tersenyum kaku, bingung harus senang atau sedih.

Setelah pergi ke toko perhiasan, barulah Daven membawa Kanara pulang. Sepanjang perjalanan pun Daven tidak mengatakan apapun dan Kanara semakin tidak mengerti dengan sosok Daven ini.

"Buat apa lo ngelakuin ini semua, Daven?" Tanya Kanara penasaran. Namun jawaban Daven jelas-jelas membuat hati dan mentalnya tercubit  hingga sakit sekali.

TBC

part kali ini agak banyak yaaa

nungguin?

suka ga?

next?

Vote&komen

Sorry for typo

Seee uuuuuuu

Continue Reading

You'll Also Like

417K 26.6K 38
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...
478K 21.1K 44
"Lo cantik, boleh gue cium?" tanya Dirgantara blak-blakan. Jena mengerutkan keningnya, menatap tidak suka cowok yang ada di depannya sekarang. Tangan...
1.4M 56.8K 43
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
986K 47K 57
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...