Happy reading
Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️
"Meskipun dia pemaksa, tapi setidaknya masih bisa lo manfaatin Na. Dia kan bucin tolol banget ke elo, kalo gue jadi lo sih udah gue manfaatin dari dulu."
Kanara memikirkan ucapan Nilam
tadi, ia mengangguk kecil. Memang ada benarnya juga ucapan gadis itu, Dave bisa dimanfaatkan. Pilihannya hanya dua, tertekan bersama Dave atau mencoba menikmati semuanya dgn memanfaatkan Dave.
"Mikirin apa sayang?"
Kanara tersentak mendapati Dave yang masuk ke kamar Devina, ia harus berterimakasih kepada Devia-Ibunda Dave yang menyuruhnya untuk tidur di kamar Devina yang memang kebetulan gadis itu pulang tidak lama setelah dicari oleh Dave. Sekarang Devina sedang mandi dan tiba-tiba Dave masuk ke kamar kembarannya itu.
"Kok lo disini?" Tanya Kanara heran karena menurut cerita Devina bahwa Dave tidak sedekat itu dengan kembarannya, mereka hanya bertegur sapa sesekali saja.
"Emang gak boleh hm?" Balas Dave duduk tepat di pinggir Kanara, ia memeluk Kanara dari samping.
"Kangen," Bisik Dave lirih.
Kanara memutar bola matanya malas melihat tingkah alay Dave itu, "Baru tadi ketemu."
Tangan Dave mulai nakal menjalar ke segala bagian, Kanara menggeplak tangan pria itu. "Dave!" Peringatnya.
Dave menyeringai, meskipun sudah di tegur tetapi pria itu masih tetap bersikap demikian. Hal itu membuat Kanara jengkel setengah mati. "Dave! Kalau Devina liat gimana?!"
"Pindah ke kamar gue aja." Jawab Dave dengan santai.
"Gak mau, makasih." Ketus Kanara sebal.
"Ck, ke kamar gih, tidur. Gue juga mau istirahat, capek." Usir Kanara secara terang-terangan.
Dave memasang ekspresi kesal tetapi laki-laki itu menurut, ia mencium bibir Kanara sekilas. "Nanti gue balik lagi." Ucap Dave terpaksa pergi dari sana, ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan lebih dulu.
"Ribut-ribut kenapa sih, Na?"
"Oh, gak apa-apa kok. Lo tadi abis dari mana?" Tanya Kanara mengalihkan perhatian.
Devina membenarkan letak handuk di rambutnya, "Ada urusan dikit."
Devina pergi ke arah pintu, ia sengaja mengunci pintu kamarnya karena ia tahu pasti kembarannya itu merencanakan hal macam-macam.
Melihat tingkah Devina, diam-diam Kanara menghela nafas lega. Devina sangat peka sekali.
"Gue udah nebak apa yang lo pikirin, tenang aja gue bantu lo sebisa gue." Ucap Devina.
Kanara tersenyum karena meskipun kembarannya sendiri Devina tidak membela Dave samal sekali.
"G...gue cuma takut karma Dave kena gue." Lirih Devina dengan raut sendu.
****
"Objek obsesi lo itu cuma pura-pura bersikap manis. Dia cuma pengen ngontrol emosi lo, elo yang terlalu bodoh sampai bisa diatur perempuan Dave." Ucap seseorang yang pernah dekat dengan Kanara.
Dave menggeram saat mendengar semua perkataan laki-laki brengsek di depannya ini, sialan.
"Pura-pura atau enggak, ada hubungannya sama elo?"
"Toh, mau pura-pura atau enggak Kanara tetep punya gue." Balas Dave meremehkan, padahal dalam hati ia panas sekali.
"Kanara itu pintar Dave, dia gak mungkin nurut gitu aja. Lo aja yang terlalu goblok sampai gak nyadar kalau dia cuma manfaatin lo." Ucap Gio sembari tertawa keras.
"Gue gak keberatan dimanfaatin Kanara." Sinis Dave dengan rahang yang mengeras.
Tawa Gio pecah kembali, "Bodoh...bodoh. Kanara rela jatuh ke jeratan monster kaya lo cuma demi gue hidup. Bisa diliat seberapa penting gue dihidup Kanara?"
Tangan Dave mengepal, sialan. Bisa-bisanya Dave mudah terkontrol dengan hadirnya Kanara! Lihat saja, ia tidak akan mudah luluh lagi kepada gadis itu.
"Ah, mungkin Kanara terlalu sayang ke gue?" Tanya Gio dengan nada provokasi nya.
Selanjutnya Dave menghajar Gio habis-habisan, sementara Dave hanya tertawa kecil.
"Lo seperti orang gila, Davendra." Ucap Gio di sela-sela kesempatannya untuk berbicara, ia tidak peduli dengan wajahnya yang sudah dipukuli habis-habisan oleh Dave.
"Mati lo anjing!" Maki Dave sembari meludah ke wajah pria itu.
Setelah melihat Gio yang terkapar tidak berdaya, Dave bangkit menginjak perut pria itu hingga Gio terbatuk-batuk dengan darah yang banyak.
Dave melangkah pergi dari sana, tetapi suara lirih Gio membuat langkahnya terhenti.
"Davendra, lo cuma anak yang jadi korban keluarga lo sendiri."
"Brengsek!" Dave berbalik badan, menghajar dengan brutal Gio lagi.
"Tahu apa lo anjing?!" Teriak Dave dengan dada yang naik turun, ia tidak suka ada yang mengusik mengenai kenangan masa lalunya.
Gio tertawa sambil terbatuk-batuk, tidak peduli dengan darah dan memar diwajahnya. "Davendra, pecundang yang cuma bisa nangis mohon ampun di depan—"
Sebenarnya siapa Gio?! Kenapa laki-laki itu tahu banyak mengenai hidup Dave?! Batinnya bertanya-tanya.
"Gue peringatin sekali lagi, jangan pernah usik Kanara dan kehidupan gue. Lo cuma tikus kecil yang gak berguna." Ucap Dave dengan pandangan datar.
*****
Kanara dibuat terusik karena merasakan seseorang yang mengecupi wajahnya bertubi-tubi. Ia meringis kala merasakan seseorang menggigit lehernya.
Mata Kanara terbuka sempurna, ia melihat Dave yang berada diatasnya. "Dave—"
Bibir Kanara terbungkam oleh bibir pria itu, cukup lama hingga Kanara mendorong dada pria itu. Ia hampir kehabisan nafas.
"Kenapa di kunci, hm?" Tanya Dave seraya mengecup hidung gadis cantiknya itu.
Kanara melirik ke samping, ia melihat Devina yang sedang tidur. "Ada Devina, jangan macem-macem Dave."
"Devina yang ngunci pintu, bukan gue." Ungkap Kanara yang memang benar adanya.
Dave tidak menjawab, ia sibuk menatap Kanara dengan lekat hingga Kanara tidak nyaman ditatap oleh pria itu.
"Lihat nya biasa aja, bisa enggak?"
"Lo bohong." Ucap Dave tiba-tiba.
"Bohong ap—"
"Lo suka sama Gio?" Tanya Dave yang mati-matian menahan rasa jijik karena menyebutkan nama pria itu.
"Enggak."
"Kenapa lo bela dia?" Tanya Dave tidak percaya.
"Ya karena Lo mau bunuh dia, bodoh!" Jawab Kanara dalam hati tentunya, mana mungkin ia berani.
"G-gue kasihan, dia gak ada hubungannya tapi harus terlibat."
Tatapan Dave kembali datar, ia mendengus dingin. "Lo bohong, lo suka sama dia makanya lo bela dia."
"Enggak, gue gak suka sama dia!"
"Bohong!" Bentak Dave hingga membuat Devina terusik, gadis itu terbangun dengan wajah yang syok melihat kehadiran Dave.
"Dave! Ngapain lo disini?" Ucap Devina setengah berteriak, ia masih belum konek.
Dave hanya menatap Devina datar, ia mendengus malas. "Bukan urusan lo, gue mau bawa cewek gue pergi dulu. Jangan ngomong apapun ke mommy atau gue akan laporin lo ke dia."
Setelahnya Dave bangkit dan menarik tangan Kanara, gadis itu hanya bisa meringis menatap Devina dengan tatapan memohon agar gadis itu membantunya. Sayangnya Devina tidak bisa berkutik juga sudah menyangkut dengan seseorang yang belakangan ini menguntit nya.
"Devina... Tolong gue." Lirih Kanara merasa takut karena hawa dari pria itu yang sangat tidak mengenakan, ia tidak yakin nyawanya akan utuh sehabis ini.
Devina menelan ludah kasar, ia bingung harus berbuat apa. "Lo mau bawa Kanara kemana?"
Dave terkekeh sinis, "Bukan urusan lo."
Pria itu kembali menarik lengan Kanara, mulai membawa Kanara melangkah pergi dari sana. Kanara meringis saat lengannya dicengkeram kuat oleh laki-laki itu.
"Dave S-sakit... Jangan kasar." Lirih Kanara masih mencoba berontak.
"DAVE! GUE BAKAL LAPORIN LO KE MOMMY!" Teriak Devina yang membuat langkah Dave terhenti.
Dave berbalik menatap Devina dengan malas, ia berdecih. "Silahkan, manusia gak tahu terimakasih. Udah gue baikin malah ngelunjak, cuih!"
Persetan dengan aduan dari Devina, yang pasti Dave hanya ingin membawa Kanara pergi bersamanya. Kalau bisa selama-lamanya, menjauh dari semua orang yang berniat memisahkan mereka berdua.
Dave tidak pernah merasa memiliki seseorang dihidupnya hingga akhirnya Kanara menarik perhatiannya. Dave merasa bahwa hanya Kanara lah yang bisa menemani dan mengerti akan dirinya. Dave hanya menginginkan Kanara.
"Bahkan ketika dunia maksa bawa lo pergi dari hidup gue, gua bakal ngelakuin apapun demi dapetin lo Kanara. Tikus kecil bukan penghalang besar buat gue." Ucap Dave serak dengan lengan yang masih menarik Kanara. Kanara sempat terpaku beberapa saat mendengar penuturan pria itu tetapi lengannya masih dicengkeram dengan keras hingga membuat kesadarannya segera kembali.
TBC
ga sabar banget nunggu nya yaa
kangen ga?
kangen Dave atau Kanara?
semoga bisa up secepatnya yaa
vote&komen
Sorry for typo
Seee uuuuu