Davendra

Per cutesforme_

1.9M 97.3K 3.6K

Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka... Més

AWAL
1•Davendra
3•Davendra
4•Davendra
5•Davendra
6•Davendra
7•Davendra
8•Davendra
9•Davendra
10•Davendra
11•Davendra
12•Davendra
13•Davendra
14•Davendra
15•Davendra
16•Davendra
17•Davendra
18•Davendra
19•Davendra
20•Davendra
21•Davendra
22•Davendra
23•Davendra
24•Davendra
25• Davendra
26•Davendra
27• Davendra
28•Davendra
29•Davendra
30•Davendra
31•Davendra
32•Davendra
33•Davendra
34•Davendra
35•Davendra
36•Davendra
37•Davendra
38•Davendra
39•Davendra
40•Davendra
41•Davendra

2•Davendra

98.5K 4.7K 73
Per cutesforme_

Happy reading guys

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️


"Kanara Keyziadinata."

Archandra mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari putranya itu, ia menatap putranya dengan ekspresi seolah bertanya.

"Aku mau dia."

Senyum puas tercetak di bibir Archandra -daddy dari seorang Davendra. Chandra begitu puas melihat putranya yang kini mulai menunjukan kepemilikannya kepada wanita. Ia bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat Dave tunduk padanya.

Anaknya itu sangat keras kepala, Chandra sulit sekali membuat Dave menurut perkataannya. Tapi kali ini pasti akan mudah.

"Bayaran apa yang Daddy dapat?"

Dave mengangkat bahunya acuh, menyorot tajam sang ayah. Dasar pelit! Begitu saja harus meminta bayaran. Masih untung ia menganggapnya sebagai ayah.

"Dengar, Daddy bisa memberikan kamu gadis itu. Tapi suatu saat, jika kamu membantah ucapan Daddy, maka jangan salahkan Daddy jika gadismu terluka."

Dave mendengus mendengar itu. Ia menggeram marah. "Jangan menyentuh Kanara atau anak kesayangan Daddy yang akan menjadi gantinya."

Chandra menatap putranya tak kalah tajam, namun ia tidak takut ancaman dari anak itu. Dave tidak akan mungkin berani melukai kembarannya sendiri.

Dave menyeringai. "Bukan aku yang melukainya, tapi dia."

Seolah mengerti ucapan sang ayah, Dave berkata demikian.

Diam-diam seseorang mendengar percakapan antara ayah dan anak itu. Melihat Dave yang akan segera keluar dari ruangan kerja Chandra, seseorang itu segera pergi dari sana.

Dave memutuskan untuk pergi ke basecamp. Tempat itu merupakan tempat berkumpulnya anak-anak geng motor, berandal atau bahkan pengedar.

"Abis dari mana lo?" Tanya seorang pria bernama Haidar itu. Pria yang menyukai hal-hal berbau teknologi. Haidar itu pecinta teknologi, ia tergila-gila pada mesin-mesin canggih, gedget, bahkan Haidar telah meneliti banyak mesin canggih di negaranya. Bukan hal sulit bagi Haidar untuk menyabotase data.

Dave mengangkat bahu acuh. Enggan menjawab.

Ferran sang ketua dari ratusan anggota persatuan para kriminal di negara ini. Sebut saja dengan Penale yang berarti kriminal dalam bahasa Yunani. Ratusan orang dikumpulkan disini sebagai wujud terbentuknya sebuah komplotan yang berisi orang-orang berbahaya disana. Penale berisi orang-orang yang memiliki kasus tersendiri, tidak heran jika komplotan itu dijuluki dengan Calm devil.

Ferran itu terlalu tenang dan santai. Ia tidak seperti Dave yang tidak mau membuang-buang waktunya untuk bersantai atau berbicara hangat. Ferran itu tenang, hangat namun dia lebih liar dibanding dengan Dave. Oleh karena itu Ferran ditunjuk sebagai ketua.

Naresh, laki-laki yang sedang menghisap nikotin dengan seorang gadis yang memeluknya itu menatap Dave dengan tajam. "Apa yang lo rencanakan?"

Tepat sekali. Naresh selalu tahu jika Dave sedang menyusun sesuatu diam-diam.

Dave menyeringai senang. "Gue tertarik sama Kanara."

Naresh mengerutkan keningnya. "Kanara?"

"Yeah. She's a sweet girl."

Zidanne, laki-laki yang tergila-gila pada angka. Zidanne mencintai angka, matematika dan segala hal yang berupa angka. Bahkan kamar laki-laki itu hanya dipenuhi rumus-rumus yang ia anggap menenangkan.

Zidanne mengerutkan keningnya, merasa tidak asing dengan nama itu. "Kanara Keyziadinata?"

Dave mengangguk membenarkan.

Zidanne tersenyum miring. "Gak buruk." Ia lantas tertawa, membayangkan Dave yang sebentar lagi akan bertekuk lutut pada seorang wanita.

Tak lama datang seorang gadis yang menjadi satu-satunya anggota perempuan disana. Gadis itu, Sevanya Anjani. Gadis itu bukan gadis sembarangan, ia pengedar tanpa memakai yang bahkan latar belakangnya tidak pernah diketahui oleh siapapun.

Sevanya melihat Naresh dengan pandangan sinis. Ia jijik melihat laki-laki itu yang tak pernah lepas dari sentuhan seorang wanita.

"Lo menjijikan."

Naresh tampak tertantang dengan perkataan Sevanya. "Kenapa? Lo mau gue cobain juga?" Laki-laki itu terkekeh diakhir kalimat.

"Gue terlalu mahal buat cowok murahan." Sevanya berkata santai.

Haidar tertawa keras mendengar ucapan Sevanya. Ia merangkul pundak perempuan itu. "Naresh terlalu murah buat lo. Berhubung gue mahal, lo bisa pertimbangkan Va."

Haidar itu hampir sama dengan Naresh, tidak cukup satu. Namun Haidar masih tahap awal dibanding Naresh yang sudah tingkat atas.

Sevanya mendengus. "Gue gak butuh cowok."

Sevanya memegang keras prinsip kalau bisa sendiri kenapa harus ada laki-laki. Ia tidak ingin membuang waktunya untuk laki-laki yang tak pernah cukup satu itu.

"Kanara? Gue tahu dia bukan cewek yang sesimpel itu, Dave." Sevanya menatap Dave dengan pandangan dinginnya.

"Gak masalah. Gue lebih keberatan dengan kehadiran cowok lain di hidup dia."

****

Kanara mendengus sebal. Ia harus pergi berbelanja sendiri ke salah satu supermarket di kota. Kakaknya, Kean tidak bisa mengantarnya karena akan mengantarkan pacarnya itu. Ayah dan ibunya kembali sibuk bekerja, ayahnya yang kerja di kantor dan ibunya yang berprofesi sebagai seorang dokter di salah satu rumah sakit ibu kota.

Gadis itu melirik sebuah kertas yang berisi catatan makanan yang akan ia beli. Ah iya, ini bukan belanja bulanan tetapi belanja cemilan pribadi untuk di kamarnya. Biasanya Kanara akan diantar oleh Kean, namun laki-laki itu tidak bisa.

Matanya menelisik, mulai mengambil beberapa barang yang sekiranya dibutuhkan.

Kanara beralih pada rak-rak berisi Chiki kentang. Kanara itu pecinta makanan gurih, bahkan jika memakan mie instan dan di rasa kurang gurih maka Kanara akan menambahkan kaldu ayam royco agar gurih.

Ia mengambil Chiki dengan sesuka hati, yang penting gurih berarti enak. Pikirnya.

Setelah tiga puluh menit belanja, muter-muter supermarket takut ada yang ketinggalan. Akhirnya Kanara pergi ke kasir untuk membayar.

Gadis itu mengerutkan keningnya menatap tas selempangnya dengan gusar. Sial, dompetnya kemana?!

Mbak-mbak kasir sudah menunggu Kanara mengeluarkan uang.

"Total nya berapa tadi mbak?" Tanya Kanara gugup sembari terus mencari uang yang semoga aja ada selipan di tas nya.

"365 ribu, mbak." Jawab mbak kasir.

Kanara menggigit bibirnya, gugup.

"Butuh bantuan, baby?"

Suara bariton itu membuat Kanara tersentak. Ia menoleh kebelakang, Dave sedang tersenyum miring melihat dirinya.

"Lo-" Kanara tidak melanjutkan ucapannya, ia menatap gugup Dave. Apa ia harus minta tolong laki-laki itu?

"Dave." Panggil gadis itu.

Dave tersenyum lebar. "Ya?"

"Bisa tolong bayarin dulu gak? Nanti gue ganti." Kanara menutup matanya malu. Demi apapun ia malu pada lelaki itu, tapi lebih malu lagi jika terus menerus berada di depan kasir karena belum bayar.

Dave tampak tidak keberatan, ia mengeluarkan dompet nya dan mulai mengambil beberapa uang cash disana.

Kanara menghembuskan nafas lega setelah belanjaannya dibayar. Ia mengambil barang-barang tersebut, melirik pria itu sebentar. "Makasih."

Kanara meninggalkan Dave begitu saja.

Laki-laki itu mendengus kesal. Harga dirinya tercoreng, ia mengepalkan tangannya. Tidak apa-apa, demi gadisnya Dave rela di perlakukan seperti ini.

Dave tidak tinggal diam, ia mengejar Kanara. Laki-laki itu mencekal tangan Kanara. "Gue gak bilang gratis." Desisnya.

Kanara berdecak sebal, tak ingin berurusan lebih lama dengan laki-laki itu. "Gue bilang nanti diganti. Atau perlu gue ganti dua kali lipat?"

Dave terdiam saat tangannya dihempaskan oleh Kanara. Lagi-lagi gadis itu pergi meninggalkannya. Ia menyusul Kanara kembali.

"Gue gak butuh ganti. Gue butuh lo." Ucap Dave mensejajarkan langkahnya dengan Kanara.

Decakan kesal terdengar dari Kanara lagi. Ia merotasikan bola matanya, muak.

"Gue yang gak butuh lo." Ketus Kanara, meninggalkan Dave untuk kesekian kalinya.

Kali ini, Dave tidak menyusul Kanara. Ia menatap Kanara dengan sorot dingin lalu tersenyum smirk. Satu hal yang Kanara tidak tahu, semua telah dirancang oleh laki-laki itu termasuk hilangnya dompet Kanara.

"Gue yang akan buat lo bergantung ke gue, Kanara." Gumam Dave menyeringai.


Tcb

omo, beres jugaa

sorry for typo babe hahahaha

kanara engga selemah itu loh, kali ini aku buat tokoh cewek nya punya power sedikit biar ga boring baca cewek lemah mulu.

aku gatau kenapa suka banget sama tokoh zidanne, ada didunia nyata ga si?

lanjut gaaa

see uuu





Continua llegint

You'll Also Like

Our Happiness Per Stroberi

Novel·la juvenil

153K 10.8K 19
Sequel of Fake Nerd and Possessive Boy *** Arvin Evano Ferour, putera sulung Fian dan Abby. Sosok badboy yang digandrungi banyak kaum hawa. Ketua gen...
Brother Brengsek Per Riri

Novel·la juvenil

1.4M 54.4K 19
"Kakak brengsek!" "Iya emang gue brengsek! Gue bangsat! Dan gue bejat! Puas lo!" *** Arlezero Lintang Akbar, cowok tampan dengan sejuta pesona menyim...
31.2K 3.6K 53
Jika ada yang bertanya pada Zanita, apa hal yang paling ia sesali dalam hidupnya, maka Zanita akan menjawab, bahwa meninggalkan cintanya adalah penye...
1.3M 9.3K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...