Bukan Sugar Daddy(end)

By AmbarGuys

1M 90.5K 1.7K

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" c... More

01: Kabur
02: Jadi Baby Sitter
03: Pertengkaran
04: Cemburu?
05: Celine Pergi
06: Permohonan Maaf Dafa
07: Kembali Bekerja
08: Mulai Ada Rasa
09: Kepergok
10: Patah Hati
11: Dingin
12: Pacar Salah Alamat
13: Ego Atau Perasaan?
14: Bagaimana Akhirnya?
15: Finally
16: Pacaran
17: Manis
18: Liburan Keluarga
19: Pulang
20: Kesepakatan
21: Tembakan Telak
22: Janji
23: Skill Tersembunyi
24: Rahasia Celine
25: Kencan
26: Camer
27: Melepaskan
28: Goyah
29: Sakit
30: Terkuak
31: Semuanya Terbongkar
32: Interogasi
33: Kembali Seperti Semula
34: Reuni
35: Pembukaan Jati Diri
36: Surprise
37: Lamaran
38: Restu
39: Kesepakatan Celine
40: Pelajaran
41: Penyesalan Dafa
42: Pertemuan Dua Keluarga
43: Dipingit
44: Malam Pengantin
45: Suami Istri
46: Honeymoon
47: Mengintai
48: Lost
49: Pencarian
50: Kabur
51: Sergapan!
52: Tertangkap
53: Tumbang
54: Hadiah Terindah
56: Zee dan Dion

55: Ngidam

15.4K 920 12
By AmbarGuys

Usia kandungan Celine sekarang tepat 5 bulan, badan perempuan itu yang dulunya kurus sekarang nampak sekali berbeda dengan perut yang membuncit. Celine mematut tubuhnya di depan cermin, sampai tak lama sebuah tangan kekar melingkar di perutnya, Celine tidak terkejut karena sudah melihat Dafa dari pantulan cermin.

"Cium," bisik Dafa membuat Celine dengan geli memutar kepalanya ke belakang membiarkan lelaki itu melumat bibirnya.

Dengan masih berciuman tangan Dafa yang semula berada di perut secara perlahan naik sampai dada, Celine seketika memundurkan kepalanya dan menatap Dafa memicing.

"Masih pagi juga!" sungutnya karena tau kode suaminya.

Dafa mencebik, menyungsupkan wajahnya ke ceruk leher Celine. "Main sekali aja yuk," ajaknya merengek.

"Nggak ah kemarin kamu bilangnya sekali tau-taunya bablas gak karuan, nih pinggang aku bisa-bisa encok loh Mas!" tukas Celine blak-blakan. Memang karena trimester awal-awal mereka tidak diperbolehkan berhubungan jadi mereka baru boleh melakukannya saat usia kandungannya 3 bulanan, dan saat sudah boleh melakukannya lelaki ini benar-benar meminta hampir setiap hari, apalagi Celine tidak haid jadi tidak ada jeda sama sekali.

"Aku puasa 3 bulan loh Cel masa kamu tega." Alasan klasik basi itu-itu saja yang selalu Dafa keluarkan.

Celine jadi menyentil jidat Dafa gemas, lelaki ini makin tua malah makin menjadi aja. "Udah mending sekarang kamu siap-siap ke kantor, masa Bos telat!" omel Celine galak khas Emak-emak.

Dafa makin merengut, "Bos kan bebas," gumamnya tapi langsung ngacir lari ke kemar mandi saat Celine bersiap melemparkan tamparan mautnya.

Begitulah rutinitas keduanya setiap pagi, bukanya terlihat seperti suami istri namun justru seperti ABG yang baru jadian.

***

"Hueekk!"

Dafa yang baru berjalan turun tangga langsung berlari menghampiri istrinya yang muntah di wastafel, dengan perhatian lelaki itu memijat tengkuk istrinya lembut.

"Mulai mual-mual lagi? Sejak kapan?" tanya Dafa khawatir, Celine memang sudah jarang mual setelah kandungannya beranjak 3 bulan jadi Dafa sedikit cemas melihat istrinya tiba-tiba kembali mual.

Celine menggeleng lemas, membersihkan mulutnya dengan air mengalir. "Jarang kok mualnya, cuma sesekali aja."

Dafa menghela napas tetap cemas menatap Celine, lelaki itu mengelap bibir basah istrinya dengan lengan kemejanya. "Jadwal cek kandungan masih lama apa kita percepat saja?" tanya Dafa makin khawatir.

Celine menggeleng, "cuma mual kok gak papa, nanti kalau aku udah bener-bener ngerasa gak enak baru aku kasih tau kamu." Jelas Celine dengan senyuman lembut, tak ayal Dafa jadi bisa sedikit lega. Lelaki itu langsung memeluk erat istrinya, keduanya selalu begitu, bermesraan dimanapun dan kapanpun tanpa melihat situasi.

Bahkan seonggok bocah yang melihat keduanya itu sampai melengos masa bodoh saking seringnya melihat pemandangan itu. "Pelukan teruuuus!" sindir Zee sinis langsung membuat Dafa dan Celine tersentak.

Bocah itu duduk di meja makan dengan wajah seperti tertimpa beban hidup yang amat besar, "Zee laper!" cebiknya memegang pisau dan garpu protes.

Tak ayal Dafa dan Celine justru tertawa geli, "aduh anak Papah yang ganteng ini jangan cemberut gitu dong nanti gantengnya ilang loh," goda Dafa menghampiri Zee.

"Makanya Papah sama Mamah jangan pelukan setiap hari, Zee ngerasa jadi nyamuk tau!" omelnya marah-marah yang justru membuat Dafa sangat terhibur.

Dan juga bocah ini tau darimana coba ungkapan tentang nyamuk?

"Taraa makanan datang!" seru Celine sambil menghidangkan nasi goreng seafood ke piring Zee dan Dafa, dua lelaki beda generasi itu secara kompak mengucapkan terimakasih kepadanya.

Dafa menarikkan kursi untuk Celine duduk, hal sederhana dari Dafa inilah yang membuat Celine selalu merasa sangat dicintai.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Dafa membuka pembicaraan sambil memperhatikan Putranya itu, ngomong-ngomong kenapa ia merasa Zee makin kurusan saja.

"Gampang, pelajarannya mudah-mudah." Balas Zee dengan sombongnya.

"Sebentar lagi ujian tengah semester loh, yakin pelajarannya gampang? Mau Papah les-in nggak?" tawar Dafa namun Zee justru menggeleng.

"Lihat aja nanti pasti Zee dapet juara 1 tanpa les sekalipun, Zee gitu loh!" lalu bocah itu sudah tertawa bulat-bulat dengan angkuhnya, melihat rasa kepercayaan diri Zee yang sangat besar Dafa sudah tidak heran, bocah ini benar-benar keturunannya.

"Mau juara berapapun gak masalah yang penting kamu lulus aja Mamah sudah bangga, dan juga kamu jangan terlalu memaksakan diri ya." Pesan Celine lembut, ia cuma takut kalau bocah ini selalu terdikte untuk menjadi sempurna, memang sih itu adalah hal bagus tapi ia takut Zee nantinya justru tertekan. Zee kan masih anak kecil.

Zee tersenyum lebar sampai gigi kelincinya terlihat, dengan tenang bocah itu mengacungkan jempolnya. "Mamah tenang aja, Zee memang pinter kok."

Dafa menggeleng geli, "tenang aja Cel, meskipun kelihatannya begitu Zee pinter kok." Bisik Dafa membuat Celine jadi menatap Zee.

Kalau melihat modelan Zee yang abal-abal begini pasti orang-orang pun tidak percaya kalau bocah ini selalu juara bahkan sering menang lomba.

***

"Mas-mas bangun!" Celine menggoyang tubuh suaminya yang sudah tidur.

Meski setengah hati akhirnya Dafa tetap terbangun, mata lelaki itu memerah karena memang ngantuk sekali. "Kenapa, hm?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Mau bakso beranak."

"Haa??" Dafa langsung melek sempurna, bahkan sampai mengucek matanya. "Bakso beranak?" ulangnya takut salah dengar.

Celine mengangguk, "mungkin karena lagi hamil jadi aku pengen makan bakso yang ada anaknya."

Teori dari mana itu astaga?!

Dafa dengan sempoyongan duduk, mengelus kepala Celine lembut. "Jam segini dimana yang jualan bakso beranak sayang, besok ya." Bujuk Dafa tersenyum ketar-ketir.

Celine seketika melotot garang, "ini bawaan anak kamu loh Mas, masa cari bakso aja gak mau, dasar gak pengertian!"

Dafa menangis dalam hati sekarang, demi apapun ia ingin menjerit kalau tidak ingat ini adalah istrinya sendiri, sejak awal kehamilan Celine Dafa sudah curiga kenapa perempuan ini tidak pernah ngidam dan sekarang Dafa tau jawabannya. Sekali ngidam permintaannya di luar nalar.

"Cepet ih aku laper nanti keburu anakmu ngiler loh!" semprot Celine mendorong-dorong Dafa sampai hampir terguling dari ranjang.

Dafa mau tidak mau harus menuruti permintaan konyol Celine itu, sekarang sudah jam dua malam dimana ia bisa mencari penjual bakso beranak coba?!

***

Dan ternyata ngidam Celine makin menjadi hari demi hari, bahkan sekarang rasanya Dafa sampai takut bertemu istrinya itu sendiri karena pasti dimintain hal aneh-aneh.

"Mas bangun."

Dafa malah makin memejamkan erat matanya, hampir setiap malam ia selalu begadang kayak kalong jadi hari ini saja ia ingin berpura-pura tuli.

Celine terlihat makin jengkel menggoyang tubuh lelaki itu, perasaan biasanya Dafa gak susah deh kalo dibangunin. "Maaaas ih bangun dong aku pengen sesuatu." Rengek Celine namun Dafa justru makin kuat memejamkan matanya, dalam hati lelaki itu terus bergumam 'tidak dengar tidak dengar'.

"Mas Dafa bangun, aku pengen begituan sama kamu!"

Dalam sekejap mata Dafa terbuka, lelaki itu langsung menatap istrinya lebar-lebar. Celine seketika melongo cengo, "dari tadi aku bangunin gak bangun-bangun kok sekarang tiba-tiba bangun?!" tuduhnya.

Dafa langsung berdehem keras untuk menutupi salah tingkahnya, gimana dirinya gak tiba-tiba bangun kalau tiba-tiba mendengar permintaan yang 'ehem' itu dari istrinya.

"Tadi aku denger kamu minta ... itu." Ujar Dafa mencicit.

"Gak jadi, lagian Mas juga gak mau kan?"

"Kata siapa!" mana mungkin dirinya menolak rejeki senomplok itu, tanpa membuang waktu Dafa langsung membuka pakaiannya sendiri yang tak ayal membuat Celine memicing geli. "Ayo mulai." Pintanya sudah tidak sabaran.

"Jangan-jangan tadi Mas Dafa pura-pura tuli karena takut aku mintain beli sesuatu kan!" tuduh Celine tepat sasaran, Dafa hanya bisa meringis kaku. "Cih dasar suami gak pengertian!" gerutu Celine membuat Dafa langsung merempet maju.

"Maaf ya habisnya aku capek banget setiap malam beliin makanan aneh-aneh terus, janji deh gak akan kuulangi lagi, apapun yang kamu minta bakal aku turuti." Bujuk Dafa sambil mendusel-dusel ke ceruk leher Celine.

Celine mendengus kecil, "beneran, janji?"

"Janji!"

Celine jadi tersenyum lebar.

"Kalau begitu bisa dimulai sekarang kan begituannya?"

Senyum Celine langsung pudar, memang ya kalau sudah masalah beginian pasti lelaki manapun gak bakal nolak.

"Hm."

Bola mata Dafa seketika berbinar-binar cerah, tanpa berlama-lama lelaki itu langsung mencium kasar bibir Celine, beneran kasar kayak orang yang tidak makan setahun utuh. Namun bukanya kesal Celine justru terlena oleh permainan suaminya, dan begitulah permainan mereka berlanjut ke tahap yang lebih intim.

Bulan di malam itu menjadi saksi bisu momen panas mereka.

***

TBC.

Wihhh gak nyangka aja udah mau ending, insyaallah satu part lagi ending ya hihi.

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 130K 27
[Completed] Bagaimana jika calon suami kalian kabur di hari pernikahan kalian? Tentu nya pasti kecewa, marah, sekaligus malu. Hal itu terjadi pada se...
193K 22.4K 41
"Pak, kayaknya mata Bapak ini lampu merah, deh." Ulfa menatap Sam sambil tersenyum sebelah. Sam menoleh acuh, "Lampu merah?" "Iya, tiap ngeliatnya sa...
154K 20.9K 26
Renjun di hadapkan dengan anak kembar yang berbeda sifat. Haechan yang berandalan dan Donghyuck yang pintar. Yang manakah yang Renjun harus pilih? Bx...
1.9K 302 15
Seorang bocah yang berasal dari desa, pergi menuju kota dengan bermodalkan tekad menuntut ilmu. Dengan tekadnya yang kuat ia mencoba bertahan dari te...