Bukan Sugar Daddy(end)

By AmbarGuys

1M 90.4K 1.7K

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" c... More

01: Kabur
02: Jadi Baby Sitter
03: Pertengkaran
04: Cemburu?
05: Celine Pergi
06: Permohonan Maaf Dafa
07: Kembali Bekerja
08: Mulai Ada Rasa
09: Kepergok
10: Patah Hati
11: Dingin
12: Pacar Salah Alamat
13: Ego Atau Perasaan?
14: Bagaimana Akhirnya?
15: Finally
16: Pacaran
17: Manis
18: Liburan Keluarga
19: Pulang
20: Kesepakatan
21: Tembakan Telak
22: Janji
23: Skill Tersembunyi
24: Rahasia Celine
25: Kencan
26: Camer
27: Melepaskan
28: Goyah
29: Sakit
30: Terkuak
31: Semuanya Terbongkar
32: Interogasi
33: Kembali Seperti Semula
34: Reuni
35: Pembukaan Jati Diri
36: Surprise
37: Lamaran
38: Restu
39: Kesepakatan Celine
40: Pelajaran
41: Penyesalan Dafa
42: Pertemuan Dua Keluarga
43: Dipingit
45: Suami Istri
46: Honeymoon
47: Mengintai
48: Lost
49: Pencarian
50: Kabur
51: Sergapan!
52: Tertangkap
53: Tumbang
54: Hadiah Terindah
55: Ngidam
56: Zee dan Dion

44: Malam Pengantin

17.7K 1.1K 14
By AmbarGuys

Suara riuh terdengar menggema di gedung itu saat mempelai wanita yang digandeng Ayahnya melangkah memasuki altar pernikahan, taburan bunga dan suara tepuk tangan tidak henti-hentinya terdengar sampai sang pengantin berhenti di depan mempelai pria.

Untuk beberapa saat Celine dan Dafa saling bertatapan lekat, nampak pancaran kebahagiaan yang meluap luar biasa dari balik sorot mata mereka.

"Daf saya percayakan Putri saya kepada kamu, tolong jangan kecewakan saya." Pesan Cakra dengan suara dalam, meskipun tidak menangis nyatanya mata Cakra berkaca-kaca.

Dafa mengangguk tegas, "pasti Pah." Janjinya sungguh-sungguh membuat Cakra bisa tersenyum lega.

Secara perlahan Celine melangkah maju, dan dengan lembut menggandeng tangan Dafa, terasa sangat dingin. "Mas Dafa grogi ya," bisik Celine terkekeh.

Dafa menipiskan bibirnya, membentuk sudut senyuman tak habis pikir. "Kamu pikir," balasnya dengan tubuh tremor, apalagi saat pendeta mulai membacakan janji suci.

Mereka dan para tamu undangan yang ada disana seketika mengheningkan cipta khidmat mendengar penuturan pendeta, sampai ketika tiba waktunya Dafa menjawab pertanyaannya.

"Saya bersedia!" jawab Dafa lantang saat pendeta bertanya kepadanya, ruangan masih sangat senyap sampai ketika Celine menjawab jawaban yang sama sekarang ruangan itu meledak pecah oleh suara euforia.

"Saya bersedia!" jawab Celine dengan suara lembut.

Suara yang tadi sudah riuh makin meledak tak karuan, Celine menoleh menatap Dafa dan ternyata lelaki itu juga sedang menatap kearahnya. Tak bisa dipungkiri meskipun ini bukan pernikahan pertama bagi Dafa namun rasa yang tercipta masih sama, tak ada bedanya entah itu pertama atau kedua. Celine pun meneteskan air matanya tanpa sadar, padahal sejak awal yang kelihatan paling tenang adalah Celine nyatanya gadis itu sekarang yang tengah menangis hebat.

Dafa menatap Celine sayu, ibu jarinya secara lembut mengusap air matanya dengan kepala menunduk ke wajah Celine.

Sampailah bibir mereka menyatu menjadi saksi bisu ikatan suci mereka, kali ini meskipun hanya kecupan ringan yang mereka lakukan namun akan menjadi kenangan yang tidak dapat dilupakan, karena ini adalah ciuman sakral mereka.

***

"Mamaaaaah!"

Celine mengerjap senang, langsung memeluk Zee yang berlari kencang kearahnya, kedua pipi gembul bocah itu terlihat bergoyang-goyang akibat berlari.

"Mamah cantik banget." Bisik Zee kemudian mengecup pipi Celine, "ini buat Mamah." Tanpa diduga bocah itu menyerahkan setangkai bunga yang tadi ia pungut dari orang-orang yang melemparkan bunga.

Tak ayal Celine tergelak geli, Dafa dan orang-orang yang berada di sekitar merekapun juga sama gelinya. "Makasih hadiahnya, Mamah suka." Balas Celine menerimanya dengan tulus.

Zee langsung sumringah, sekarang berganti menghadap Papahnya. "Zee gak mau muji Papah ganteng soalnya masih gantengan Zee," ujar bocah itu benar-benar sukses mengocok perut semua orang.

Dafa menggeleng tak habis pikir, berjongkok menyejajarkan tingginya dengan Zee. "Iya kamu ganteng banget, siapa dulu dong Papahnya?" Dafa menepuk kepala Zee gemas.

Zee langsung merengut masam, "dih narsis!"

Dafa tak bisa untuk tidak tertawa renyah sekarang, dengan gemas menciumi wajah anaknya itu yang tentu saja membuat Zee kejer-kejer. Semua orang disana sekarang seperti sedang menonton drama keluarga, tertawa bahagia bersamaan.

Dafa memejamkan matanya, tak pernah menyangka Tuhan akan memberikannya kebahagiaan sebesar ini setelah penderitaannya dahulu. Sekarang ia percaya kalau Tuhan pasti akan memberi yang terbaik kepada hambanya.

"Celine."

Celine yang merasa terpanggilpun menoleh, langsung tersenyum sopan saat melihat mertuanya mendekat kearahnya, Desi tersenyum lembut dan memeluk mantunya itu membuat orang tua Celine dan Dafa ikut tersenyum, meskipun sempat ada pertikaian diantara mereka tapi sekarang mereka sudah berdamai.

"Mamah mau ucapkan selamat atas pernikahan kalian, dan semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan."

Celine langsung mengamini, "makasih Mah." Jawab Celine dengan senyuman tulus.

Desi mengulurkan tangan, mengelus wajah Celine yang tentu saja membuat Celine terkesiap kaget. "Ternyata dugaan saya selama ini salah, kamu adalah gadis yang sangat baik." Ujar Desi dengan senyuman di bibir keriputnya, "untuk itu masalah perjanjian kita berdua dibatalkan saja tidak apa-apa."

Bukan hanya Celine, Dafa dan kedua orang tua Celine juga sama-sama syok tak menduga. Desi menghela napas pelan, menatap semua orang bergantian.

"Tapi untuk perjanjian saya dan orang tua kamu akan tetap dilanjutkan."

"M-maksud Mamah?" Celine bertanya bingung.

"Kamu tidak perlu menyerahkan harta kamu ke cucu saya karena saya yakin kamu gadis yang baik, tapi untuk perjanjian saya yang harus menyerahkan semua harta saya jika Dafa melakukan hal buruk ke kamu itu akan tetap berlaku, karena saya sadar itu tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga untuk memegang janji."

Celine spontan menatap Dafa, meminta pendapatnya. Dan tanpa diduga Dafa justru dengan enteng mengangguk, "aku gak keberatan sama sekali."

Cakra dan Indah pun sampai speechless, penilaian mereka terhadap besan mereka seketika berubah drastis. Desi tidak seburuk itu.

***

"Capek, hm?"

Celine mengangguk lemas, tepar di atas kasurnya. "Badanku pegel-pegel semua." Rengeknya manja membuat Dafa terkekeh geli, dengan pelan Dafa mendekati istrinya dan memijatnya.

"Pijitin sampe aku tidur ya," pinta Celine ngelunjak.

Bukannya kesal Dafa justru ingin tertawa, belum sehari jadi suami ia sudah dibabuin bagaimana jika sudah bertahun-tahun nanti.

"Sini benerin dulu posisi tidurnya biar enakan." Dafa dengan lembut mengangkat tubuh Celine, membenarkannya di atas ranjang dan benar-benar memijat gadis itu, Celine seketika memejamkan matanya keenakan.

"Di film-film kok bisa sih langsung malam pertama habis nikah, aku aja rasanya mau tepar." Celetuknya dengan pikiran absurd seperti biasa.

Tak ayal mengundang Dafa untuk terkekeh, "namanya juga film, pasti diatur dulu." Jelas Dafa dengan lembut sambil terus memijat tubuh Celine.

Celine sudah setengah sadar, rasa capek di badannya membuatnya tak punya tenaga sama sekali. "Maaf ya Mas aku bener-bener ngantuk." Lirih Celine dengan sisa kesadarannya sebelum benar-benar terlelap.

Dafa tersenyum menatapnya, lalu secara lembut menunduk mengecup bibir mungil istrinya. "Gak papa." Bisiknya meski tahu Celine sudah tidak sadar.

***

Kelopak matanya terbuka dengan sangat berat, sayup-sayup terdengar suara jam dinding saking senyapnya ruangan itu. Celine akhirnya membuka matanya, dan hal yang pertama ia sadari adalah keadaan kamarnya yang temaram. Setelah sadar sepenuhnya ia spontan melihat jam, mungkin karena kemarin ia tertidur sore sekarang ia jadi terbangun jam 2 dini hari.

Celine mendudukkan tubuhnya, sambil mengucek mata ia melongok mencari keberadaan suaminya, dan terlihat Dafa sedang terlelap di sebelahnya.

Celine berkedip beberapa kali, begitu sadar dan ingat sepenuhnya tentang perbuatannya kemarin ia reflek memukul kepalanya sendiri.

"Istri gila aku." Gumamnya sadar diri.

Celine merangkak mendekati Dafa, rasa bersalahnya makin meluap setiap mengingat ia yang meminta dipijitin, ya memang sih Dafa gak mungkin keberatan tapi ini kan malam pengantin mereka!

Cup.

"Mas tidur ya?" dengan bodohnya ia bertanya, melihat masih tak ada pergerakan dari Dafa kini ia pun tidak cuma mengecup tapi berani melumat sejenak bibir suaminya.

"Bangun yuk Mas, aku kasih jatah." Bisiknya benar-benar tidak normal seperti biasa, dan Celine langsung terkikik gila sendiri saat memikirkan ucapannya yang sangat menggelikan itu.

Terlihat Dafa yang mulai terbangun karena terganggu ulah Celine, dengan mata memerah lelaki itu mengusap kepala Celine lembut tanpa marah sedikitpun meskipun tidurnya diganggu.

"Kenapa?" tanyanya serak khas orang bangun tidur.

Celine menaruh kepalanya di atas perut Dafa, mencebik. "Ini kan malam pengantin kita, kok malah tidur sih!"

Dafa mencubit gemas pipi Celine, "yang tidur duluan kan kamu."

Bibir Celine makin memanyun karena tidak bisa membantah, "masih malem loh Mas." Kode Celine mengerling-ngerling penuh arti.

Mata Dafa yang tadinya merah langsung berubah segar seketika, bibirnya terangkat membentuk sudut senyuman mencurigakan. "Trus?" godanya dengan sengaja.

Celine memukul dada Dafa keras, "kalo gak mau yaudah, aku juga cuma nawarin biar jadi istri yang baik kok, huh!" Celine membuang muka sebal.

Dafa tak bisa mengendalikan ekspresi geli di wajahnya, dengan susah payah lelaki itu duduk sambil mengangkat kepala Celine dari tubuhnya. "Kemarin katanya capek?"

"Kan itu kemarin, sekarang nggak." Jawab Celine yakin.

Dafa tentu saja senang, langsung menarik pinggang istrinya mendekat. "Kalau begitu aku gak akan sungkan lagi." Kemudian mencium bibir ranum Celine, keduanya saling melumat, mengulum, dan mencecap satu sama lain. Gejolak dada mereka meluap-luap dahsyat menggambarkan ketegangan keduanya.

Tak bisa Dafa pungkiri meskipun ia duda nyatanya ia sekarang tidak bisa tenang, saking grogi dan tegangnya ia bahkan sampai tidak sanggup membuka kancing baju tidur Celine.

"Robek aja." Bisik Celine disela ciuman mereka.

Dafa langsung menidurkan tubuh Celine, dan kedua tangannya benar-benar menarik berlawanan baju itu membuat baju tidur Celine itu robek dan kancingnya berjatuhan. Keduanya berhenti berciuman, saling bertatapan dengan napas terengah-engah.

Wajah keduanya memerah parau berkabut, secara perlahan Dafa mengusap wajah Celine menyingkirkan rambut Celine yang berantakan.

"Mungkin akan sedikit sakit." Bisik Dafa menatapnya sangat dalam.

Celine melingkarkan kedua tangannya ke leher Dafa, menyunggingkan senyuman manis yang sangat Dafa sukai.

"Gak papa." Balasnya serak.

Cukup untuk memulai permainan panas keduanya.

***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

846K 17.9K 28
Semua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. A...
3.8M 145K 66
Sebelum baca budayakan Follow Authornya dulu 💞💞💞 Masih ingat Kirana kembaran Kinara? Itu loh anak Yusuf sama Aluna mereka sudah besar dan memiliki...
154K 20.8K 26
Renjun di hadapkan dengan anak kembar yang berbeda sifat. Haechan yang berandalan dan Donghyuck yang pintar. Yang manakah yang Renjun harus pilih? Bx...
122K 466 5
Adira Carissa, perempuan kuat menghadapi masalah yang terus terjadi pada kehidupannya. Adira adalah seorang mahasiswa, hidupnya serba mewah. Tetapi...