Bukan Sugar Daddy(end)

By AmbarGuys

1M 90.3K 1.7K

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" c... More

01: Kabur
02: Jadi Baby Sitter
03: Pertengkaran
04: Cemburu?
05: Celine Pergi
06: Permohonan Maaf Dafa
07: Kembali Bekerja
08: Mulai Ada Rasa
09: Kepergok
10: Patah Hati
11: Dingin
12: Pacar Salah Alamat
13: Ego Atau Perasaan?
14: Bagaimana Akhirnya?
15: Finally
16: Pacaran
17: Manis
18: Liburan Keluarga
19: Pulang
20: Kesepakatan
21: Tembakan Telak
22: Janji
23: Skill Tersembunyi
24: Rahasia Celine
25: Kencan
26: Camer
27: Melepaskan
28: Goyah
29: Sakit
30: Terkuak
31: Semuanya Terbongkar
32: Interogasi
33: Kembali Seperti Semula
34: Reuni
35: Pembukaan Jati Diri
36: Surprise
38: Restu
39: Kesepakatan Celine
40: Pelajaran
41: Penyesalan Dafa
42: Pertemuan Dua Keluarga
43: Dipingit
44: Malam Pengantin
45: Suami Istri
46: Honeymoon
47: Mengintai
48: Lost
49: Pencarian
50: Kabur
51: Sergapan!
52: Tertangkap
53: Tumbang
54: Hadiah Terindah
55: Ngidam
56: Zee dan Dion

37: Lamaran

12.3K 1.2K 33
By AmbarGuys

Deg!

"I-ini serius Mas?" Celine sampai menutup mulut dengan tangan saking syoknya.

Dafa terkekeh pelan, maju selangkah dan dengan lembut menurunkan tangan Celine. "Memangnya aku kelihatan kayak lagi bercanda, hm?"

"Ya siapa tau aja kan, kemarin aja Mas ngajakin aku nikah cuma bercanda." Celine mencebik.

Ctak!

Celine spontan mendelik saat keningnya disentil oleh Dafa, "ini momen nya lagi romantis jangan berantem dulu," Dafa menghela napas, menyodorkan cincin yang entah sejak kapan dikeluarkan oleh lelaki itu. "Jadi gimana ... kamu mau nggak jadi istri aku?" ulangnya terlihat kalem padahal tangannya sedang menahan gemetar tremor.

Celine diam-diam mengulum senyumnya, menahan euforia di dadanya yang seperti ingin meledak saking senangnya.

"Emm ... gimana ya Mas."

"K-kok gitu, jawab iya dong." Dafa langsung panik, masa dirinya mau ditolak, kan gak lucu.

Melihat wajah panik dan ketakutan Dafa membuat Celine mati-matian harus menahan tawa gelinya, ternyata lelaki ini sangat lucu jika dikerjai.

"Habisnya kamu lamar aku di halaman rumah begini, padahal kan sebagai cewek aku maunya dilamar di tempat yang romantis gitu, yah intinya Mas Dafa gak modal."

Dafa makin belingsutan, "i-itu idenya Zee!" lelaki itu tiba-tiba menunjuk Zee yang sejak tadi masih anteng membawa spanduk 'will you marry me', tentu saja bocah itu mendelik tak terima. "Sebenarnya aku tuh udah ngerencanain buat lamar kamu di tempat mewah Cel." Jelas Dafa makin membuat Zee melotot bulat-bulat, wah asem sekali dirinya yang dijadikan tumbal.

Celine sudah tidak kuat mengerjai Dafa lagi, gadis itu tertawa renyah sembari mengulurkan jemari tangannya membuat Dafa seketika tertegun diam.

"Kok diem aja, pakein."

Dara berkedip-kedip, "i-ini..."

"Iya aku mau jadi istri kamu."

Dafa sampai menahan napas saking senangnya, ekspresi tak percaya dan bahagia menyatu tidak dapat digambarkan.

Tanpa menunggu lama lelaki itu langsung memakaikan cincin ke jari manis kekasihnya, dan langsung mendekap erat tubuh mungil Celine, kecupan-kecupan ringan tak berhenti ia bubuhkan pada ujung kepala Celine. Ia sangat bahagia, luar biasa bahagia.

"Makasih ... makasih banget, aku janji bakal bahagiain kamu selamanya." Bisiknya dengan suara serak.

Celine terkekeh dengan mata berkaca-kaca, "iya kamu memang harus bahagiain aku, awas aja kalau sampai bikin aku sedih." Ancamnya membuat Dafa makin erat memeluknya.

Mereka berdua hanyut dalam suasana haru yang tidak dapat dijabarkan, perasaan senang yang luar biasa membuncah membuat Dafa sampai takut jika ini semua hanya bunga tidur.

"Eh!"

Dafa spontan menegak saat tak sengaja bertatapan dengan Zee, wajah merengut dengan mata memicing anaknya membuat Dafa gelagapan karena ingat tentang tuduhan palsunya tadi.

"Zee sayang~" Dafa tersenyum kaku tak lupa pakai nada paling lembut.

Zee bersedekap, menatap sinis Ayahnya. "Gak usah manggil-manggil, kita gak kenal!" lalu melenggang masuk rumah, tak lupa menarik lengan Celine sehingga menyisakan Dafa seorang diri disana.

Dafa tersenyum ngenes, ini dirinya harus seneng atau sedih ya?

***

"Gimana Zee udah tidur?"

Celine yang baru menutup pintu kamar Zee tertawa tak habis pikir, apalagi saat melihat ekspresi cemas Dafa seperti anak yang baru menghilangkan mainan.

"Udah, makanya kamu juga jangan gitu lagi, gimana Zee gak sebel kalo kamu tuduh begitu." Omel Celine membuat Dafa makin cemberut.

"Iya maap."

Celine makin cekikikan, beneran deh kemana perginya Dafa yang berwibawa dan gengsian itu.

"Ngomong-ngomong soal lamaran kamu tadi..." Celine berdehem menutupi salah tingkah, "apa kamu udah ada rencana buat kedepannya?"

Dafa mengangkat sebelah alisnya, tak lama senyuman sabit terbit di bibirnya, "rencana apa dulu nih?" godanya jahil sengaja sambil menarik pinggang Celine merapat ke arahnya.

Celine merengut, "ya ituuu masa harus aku jelasin sih, kalau habis lamaran ya ehem ... nikah." Ujarnya mencicit di akhir kalimat, sontak saja membuat Dafa reflek tertawa.

"Kalau bisa pasti sekarang aku udah langsung ajak kamu ke KUA Cel."

"Emangnya kenapa gak bisa?" ceplos Celine tak lama langsung mengatupkan bibirnya, nah kan ketahuan Celine ngebet kawin.

Dafa makin geli sendiri melihat ekspresi lucu Celine, "soalnya pernikahan juga menyangkut dua belah pihak keluarga."

Celine tanpa sadar menahan napasnya, "Mamah kamu kan gak suka sama aku." Lirihnya menunduk sedih saat baru teringat hal itu.

Dafa melenguh, mengusap kepalanya lembut. "Kamu gak perlu khawatir, biar aku yang bicara sama Mamah."

"Gak usah."

"Kenapa?" Dafa langsung mengernyit dalam.

Celine menipiskan bibirnya, "soalnya aku mau ambil hati Mamah kamu," lalu tatapan mata penuh ketegasan Celine tiba-tiba terpancar, "jadi biar aku aja yang bicara sama Mamah kamu."

Sontak saja Dafa tertegun, entah keberapa kalinya terpanah oleh pesona gadis ini. "Hm, terserah kamu kalau begitu," lalu menyandarkan kepalanya ke ceruk leher kekasihnya. "Tapi ingat aku selalu ada di pihak kamu." Bisiknya dalam.

***

Seorang wanita paruh baya yang masih segar bugar itu menjalankan rutinitas kesehariannya seperti biasa, setiap pagi pasti baca majalah sambil minum kopi.

TING TONG!

Desi melirik daun pintu, tak lama kembali acuh pada majalahnya karena tau pasti akan ada pembantu yang membukakan pintu.

Desi tak terlalu peduli pada sekitarnya sampai ketika suara langkah kaki berhenti tepat di sebelahnya membuatnya baru benar-benar tersadar.

"Selamat pagi Mah."

Majalah di tangannya langsung terjatuh begitu saja ke lantai, Desi menoleh sengak melihat perawakan Celine yang sedang tersenyum sopan kepadanya.

"Kamu!" wanita paruh baya itu langsung berdiri tak santai, "berani sekali kamu datang kesini!"

"Saya kesini membawa makanan buat Mamah—"

"Tutup mulutmu! Jangan lancang panggil saya Mamah!" bentaknya membuat nyali Celine mulai menciut, tapi sebisa mungkin Celine tetap mempertahankan senyuman sopannya, Dafa tadi sebenarnya memaksa ingin menemani tapi ia tolak keras karena takut Dafa akan cekcok dengan Ibunya seperti terakhir kali.

"Angkat kaki kamu dari rumah ini, saya gak sudi lihat wajah kamu disini!"

Celine hanya bisa menahan segala rasa malu dan sesak di dadanya, "sebenarnya apa salah saya sampai Tante begitu membenci saya?" tanya Celine lugas tanpa basa-basi.

Desi tersentak, tak lama tersenyum sinis kearahnya. "Kamu masih nanya? Seharusnya kamu introspeksi diri, kamu mendekati anak saya cuma demi harta kan!"

"Tidak—"

"Selama saya hidup saya sering lihat gadis muda seperti kamu ini, hanya demi menaikkan status sosial kamu rela melakukan segala hal!" Desi bukan tanpa sebab membenci Celine, permasalahannya ia jadi sangat protektif setelah mantan istri Dafa berselingkuh, dulu ia merestui mantan istri Dafa tanpa pikir panjang demi kebahagiaan anaknya. Tapi sekarang ia sadar kalau bibit, bebet, dan bobot itu sangat penting, karena jika pernikahan hanya berlandaskan cinta juga sia-sia, ia tak mau anaknya salah mencari pasangan lagi.

Celine mengepalkan tangannya dengan dada bergejolak, "saya bukan gadis seperti itu!"

"Halah gak usah bullshit," Desi membuang muka dingin, "kamu mau dengan anak saya karena anak saya kaya, kalau anak saya miskin pasti kamu juga gak mau. Gadis macam kamu ini pasti cuma mau hidup enak, tapi gak akan saya biarin, karena saya ingin anak saya mendapatkan istri yang baik!"

Keadaan justru makin memanas, berkali-kali Celine sampai harus mengatur napasnya karena takut terbawa emosi. "Memangnya calon istri seperti apa yang pantas buat Mas Dafa?" tantang Celine balik dengan berani.

Desi mendelik, tapi langsung tersenyum miring. "Yang dewasa, bisa menjaga Zee dan Dafa dengan baik, dan pastinya setara, saya tidak akan membiarkan Dafa mendapatkan istri yang tidak jelas asal-usulnya!"

"Kalau begitu pas sekali dong itu adalah saya." Lantang nya membuat Desi jelas hampir menyahut sarkas, "saya bisa menjaga Zee dan Mas Dafa dengan baik, bahkan saya juga sering masakin mereka, itu berarti saya sudah dewasa kan. Lalu soal setara..." Celine menjeda ucapannya sejenak, tak lama menghela napas berat. "Memangnya harta sepenting itu?"

"Jelas penting! Kamu pikir menikah cuma cukup dengan cinta? Kalau kamu sadar diri seharusnya kamu segera meninggalkan anak saya!" Desi berharap gadis ini akan menyerah setelah ia mengatakan ini, ia tak mau semakin jadi orang jahat tapi di sisi lain melindungi anak dan cucunya adalah prioritas utamanya.

"Kalau sudah tidak ada yang ingin kamu bicarakan lagi lebih baik kamu segera pergi!" usirnya membuang muka.

Celine menelan ludah, jujur ia sangat tidak suka memakai kartu AS nya, tapi keadaan yang memaksa.

"Kalau saya juga kaya apakah Anda mau merestui hubungan saya?"

Desi spontan menoleh, "tentu saja, itupun jika kekayaanmu setara dengan kami!"

Celine menarik napas panjang sebelum dengan tenang mengeluarkan HP nya, dibukanya galeri HP lalu menunjukkan sebuah foto kepada Desi.

Foto keluarganya.

"Saya Putri semata wayang Cakra Feraldin, pewaris tunggal C'IC Corporation."

Desi terhuyung mundur saking syoknya.

"Apakah sekarang saya direstui?" tanyanya dengan senyuman manis.

***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 162K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
846K 17.9K 28
Semua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. A...
208K 7.3K 46
Ibu yang terjatuh sakit dan tak ada sanak saudara yang membantu, membuat Syahbana harus ikhlas menjadi istri ke-2 dari seorang CEO yang bekerja di pe...
30.9K 2.2K 21
🐣Follow sebelum baca yah🐣 Alena angelicia seorang gadis cantik yang memiliki sifat tomboy ia tinggal dipanti asuhan sejak umur 2 tahun suatu hari...