Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three

Fifty four

3.5K 272 56
By suchasadgirl



Satu minggu sudah Coolio tidak kembali ke mansion nya. Dia meninggalkan kedua anak kembarnya bersama anak angkatnya dengan para pelayan dan penjaga yang berwajah datar. Aaron sudah kehabisan ide harus melakukan hal apa karna mereka dilarang keluar rumah kecuali ke mansion kakek nenek mereka, laki laki itu bahkan sampai bingung harus mengajak Arabella bermain apa didalam mansion karna sudah semua permainan mereka lakukan. Anak perempuan itu sedikit mirip dengan nya yang gampang bosan. Akhirnya hari ini dia berakhir di taman belakang mansion dengan Lala bermain kelereng dengan Aaric yang memperhatikan nya sambil membaca buku

Coolio benar-benar melakukan penjagaan yang ketat sampai untuk pergi sekolah saja mereka tidak diizinkan

"Aku tidak mengerti cara bermain nya"

"Kau boleh memainkan nya dengan caramu sendiri terserah aku akan mengikuti, asalkan kau tidak memakan nya oke?"

"Kenapa?"

"Kalau kau makan nanti bisa mati, kalau kau mati, aku juga mati, kalau aku mati belum tentu Aaric mau ikut mati"

Arabella mengangguk mengerti

Memperhatikan adik kembar bodohnya dengan adik angkatnya dari jauh menurut Aaric itu sudah cukup. Lagipula karna janjinya untuk memperbaiki diri dengan ayah mereka ya Aaron siap menjaga Arabella kapanpun, dan Aaric pikir Aaron yang sekarang tidak terlalu bodoh

Harus Aaric akui walau hubungan nya dengan Coolio memang terlihat datar dialah dirumah ini yang memikirkan kemana orang itu pergi hingga satu minggu ini tanpa mengabari mereka sama sekali. Aaric kadang bertanya lewat telfon pada bibi mereka yang jauh di belahan bumi lain dan suka menanyakan tempat Coolio melepas penatnya, tapi bibinya sendiripun tidak tahu karna ayah mereka memang sangat tertutup bahkan pada keluarganya sendiri

Satu hari, seorang penjaga yang suka mengantar Coolio kemana-mana mendapat tugas untuk berjaga dirumah, melihat kesempatan itu Aaric berusaha menanyakan keberadaan nya pada penjaga itu

"Maaf young master saya tidak bisa memberitahu, tapi saya pastikan master Coolio dalam keadaan baik dan aman saat ini"

Walaupun Coolio berada di ketinggian gunung himalaya juga Aaric percaya bahwa orang itu akan baik-baik saja. Coolio akan mati kalau tuhan langsung yang menjemputnya, setidaknya itu yang dia yakini melihat Coolio berada dalam bahaya manapun masih tetap selamat

Aaric hanya ingin tahu dimana tempat Coolio berada saja. Lama kelamaan dia juga bisa marah kalau Coolio meninggalkan nya dan Aaron seperti ini terus menerus. Bukan dia terlalu bergantung pada nya, hanya saja itu sudah tugas orang tua untuk menjaga anak-anaknya, bukan malah menyuruh penjaga mengelilingi mansion agar mereka aman dirumah

Aaric memilih melanjutkan kembali bukunya yang dia tutup tadi. Mendengar suara tawa Arabella sudah cukup menjadi tanda bahwa Aaron setidaknya belum melakukan hal bodoh yang membuat adiknya itu menangis, jadi dia terus melanjutkan bacaan nya tanpa memperhatikan dua orang yang sedang asik dengan permainan mereka

Ketika Aaric menutup bukunya dia melihat langit sangat gelap. Mungkin karna sebentar lagi malam atau bisa jadi malam ini akan turun hujan besar

Bagai seorang cenayang, yang baru saja dia filirkan itu terjadi. Air hujan sedikit demi sedikit mulai turun membasahi bukunya

"Aaron bawa Lala masuk"

Aaric berjalan santai masuk ke dalam mansion. Berbeda dengan Aaron yang berlari sambil membawa Arabella di punggungnya

"Nona, kita mandi?"

Aaron menyerahkan Arabella pada pengasuhnya yang membantu mereka mengurus Arabella. Walaupun Coolio mengatakan mereka harus mengurus Lala sendirian tapi ada beberapa hal yang memang tidak bisa mereka lakukan karna mereka seorang laki laki

Aaron menyusul Aaric yang duduk di sofa ruanh keluarga mereka. Entahlah, ruang keluarga ini bahkan tidak pernah mereka gunakan bersama. Hanya terkadang Aaron ketiduran di sana atau Aaric yang sedang dalam mood baik menghabiskan waktu membacanya di ruangan ini, walaupun Aaric lebih banyak menghabiskan waktunya di kamarnya atau perpustakan mansion

Aaron menatap langit-langit yang tingginya berkali-kali lipat dari dirinya. Kalau Arabella tidak tinggal disini, kemungkinan rumah ini sangat terasa kekosongan nya. Dengan Coolio yang gila bekerja, Aaric yang lebih suka menyendiri, atau Aaron sendiri yang mungkin lebih memilih keluar bersama teman-teman nya. Kelurga ini mungkin hanya bertemu ketika makan malam saja. Ya setidaknya Aaron keluar rumah untuk berusaha tetap waras dalam dunia gila yang dia jalani sekarang

"Sudah tahu daddy dimana?"

Aaric menggeleng tanpa melepas pandangan pada buku di pangkuan nya

Aaron menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar

"Kenapa kita tidak menginap ditempat madre saja? Setidaknya tidak akan sesepi disini"

"Disana madre bisa sibuk dengan dunia sosialitanya dan padre pasti tetap bekerja walau dirumah, apa yang kau harapkan" sahut Aaric

"Iyasih" jawabnya lemas "Ya setidaknya kita tidak makan malam hanya bertiga dimeja makan sebesar itu"

"Kau bisa mengajak para pelayan untuk makan bersama"

"Kau fikir mereka mau? Telinga mereka hanya bekerja ketika daddy yang bicara"

"Kau sudah coba telfon?" Kini giliran Aaric yang bertanya

Aaric menyuruh Aaron untuk menelfon Coolio setiap hari karna dia tidak akan melakukan hal itu

Aaron mengangguk "Telfon nya tersambung tapi tidak pernah ada jawaban, aku bahkan melakukan face time tapi dia tetap tidak mengangkat"

Ruangan itu kembali hening karna Aaric masih sibuk membaca buku dan Aaron yang memilih bermain ponsel daripada melamun seperti orang gila. Suasana itu berlangsung satu jam sampai mereka mendengar suara mobil masuk pekarangan

Sontak mereka saling melihat satu sama lain lalu bangkit bersamaan berjalan menuju kedepan

Tepat jam delapan malam jadwal mereka melakukan makan malam setiap hari, Coolio pulang setelah satu minggu menelantarkan ketiga anaknya di mansion sebesar ini

Dua anak kembar itu memperhatikan Coolio yang memakai pakaian yang berbeda dengan yang dia pakai ketika pergi. Ban mobilnya penuh tanah merah, seorang penjaganya langsung membawa mobil itu kebelakang untuk dibersihkan

Mata mereka bertemu. Tapi Coolio hanya berlalu begitu saja melewati kedua anaknya yang masih setengah sadar. Menyadari ayah mereka sudah masuk kedalam, Aaric dan Aaron mengikuti langkah Coolio. Laki laki itu menjatuhkan dirinya di sofa tempat Aaric membaca bukunya tadi

"Lala dimana?" Adalah pertanyaan pertama Coolio hari ini

"Mandi"

Coolio tidak merespon lagi

"Kau kemana saja?" Tanya Aaron

"Tidak kemana-mana"

"Lalu kenapa sampai satu minggu kau tinggalkan kami" kata Aaric menyeruduk

Coolio menatap anak pertamanya itu datar "Satu minggu terasa lama yah, padahal kau sering bilang aku pergi berapa lama pun tidak ada bedanya dengan aku yang meninggalkan kalian 17 tahun lalu"

Mendengar jawaban sarkas Coolio, Aaric langsung diam

"Kenapa tidak pernah angkat telfon ku?"

"Karena aku tidak mau"

"Kenapa kau tidak mau?"

"Ya tidak apa-apa"

"Harusnya kau angkat"

"Harus?"

Aaron mengangguk

Melihat kedua anaknya berdiri dihadapan nya sambil bertanya membuatnya seperti sedang diintrogasi oleh dua orang polisi bodoh. Coolio melihat jam di pergelangan tanganya, ini sudah masuk makan malam, dia melewati banyak malam tanpa makan bersama mereka maka itu malam ini dia harus melakukan rutinitas wajib keluarga ini

"Aku sudah disini dan kembali lakukan aktifitas kalian seperti biasa" Katanya sambil berdiri "Sekarang aku akan mandi kita akan bertemu di meja makan 15 menit lagi"

Coolio melewati celah kedua anaknya ditengah dan berjalan santai menaiki anak tangga menuju kamarnya

Sebagai salah satu pemerhati dan tidak banyak bicara seperti Aaron, kalimat Aaric adalah hal yang kemungkinan benarnya 80 dari 100%

"Dad"

Coolio berhenti dianak tangga kelima mendengar Aaric memanggil dan membalikan badan nya

"Kenapa aku mencium aroma tubuh mommy dibaju yang sedang kau pakai?"

Walaupun wajahnya datar dan tatapan nya biasa saja, Coolio adalah manusia biasa. Dia tetap tidak bisa menutupi suara jantungnya yang berdegup kencang

Continue Reading

You'll Also Like

217K 15.7K 27
DI SARANKAN UNTUK BACA CERITAKU YANG REVANGE FOR DEON TERLEBIH DAHULU SUPAYA BISA LEBIH NGERTI SAMA ALUR CERITA INI!! (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) UP NYA GAK PASTI!! "K...
2.8K 67 6
aku menyukaimu tapi aku membencimu dan kau yang menjadi penyebab kenapa aku membencimu tidakkah kau mengerti???
452K 27.9K 41
Tak pernah Jazel bayangkan ia akan dijual oleh ibunya sendiri. Hidupnya memang beban bagi keluarganya. Namun Jazel tak menyangka, perlakuan sang ibu...
376K 31.3K 155
Title: Death Is the Only Ending for the Villainess BACA INFO!! Novel Terjemahan Indonesia. Hasil translate tidak 100% benar. Korean » Indo (90% by M...