Bukan Sugar Daddy(end)

By AmbarGuys

1M 91.1K 1.7K

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" c... More

01: Kabur
02: Jadi Baby Sitter
03: Pertengkaran
04: Cemburu?
05: Celine Pergi
06: Permohonan Maaf Dafa
07: Kembali Bekerja
08: Mulai Ada Rasa
09: Kepergok
10: Patah Hati
11: Dingin
12: Pacar Salah Alamat
13: Ego Atau Perasaan?
14: Bagaimana Akhirnya?
15: Finally
16: Pacaran
17: Manis
18: Liburan Keluarga
19: Pulang
20: Kesepakatan
21: Tembakan Telak
22: Janji
23: Skill Tersembunyi
24: Rahasia Celine
25: Kencan
26: Camer
28: Goyah
29: Sakit
30: Terkuak
31: Semuanya Terbongkar
32: Interogasi
33: Kembali Seperti Semula
34: Reuni
35: Pembukaan Jati Diri
36: Surprise
37: Lamaran
38: Restu
39: Kesepakatan Celine
40: Pelajaran
41: Penyesalan Dafa
42: Pertemuan Dua Keluarga
43: Dipingit
44: Malam Pengantin
45: Suami Istri
46: Honeymoon
47: Mengintai
48: Lost
49: Pencarian
50: Kabur
51: Sergapan!
52: Tertangkap
53: Tumbang
54: Hadiah Terindah
55: Ngidam
56: Zee dan Dion

27: Melepaskan

15K 1.2K 18
By AmbarGuys


"Anak Papah kenapa belum tidur?"

Zee merangkak, tanpa dosa duduk diantara Celine dan Dafa, dua orang dewasa itu sudah seperti maling yang habis kepergok.

"Pengen dibacain dongeng sama Mamah, tapi kenapa Mamah malah bobok disini?" tanya Zee dengan kerlipan polosnya, tak ayal Celine langsung meringis kaku.

"Ah ... itu Mamah ketiduran disini tadi."

Zee diam sejenak membuat suasana jadi canggung, tapi tak lama bocah yang masih sangat lugu itu manggut-manggut seolah tak ada hal berarti. "Oh, yaudah Zee bobok disini ya, kita bobok bertiga!" serunya langsung semangat merebahkan dirinya, Dafa diam-diam terkekeh melihat kelakuan anaknya.

"Loh tapi—"

"Udah ikutin kata Zee aja," potong Dafa jelas sekali sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan, Celine mendengus mencibir. Perlahan mereka bertiga merebahkan diri di kasur king size itu, Zee berada di tengah-tengah dengan Dafa dan Celine yang menghimpitnya.

"Mau dibacain dongeng apa?" tanya Celine mengelus kepala bocah itu lembut.

Zee mulai memejamkan matanya, "gak jadi deh, Zee mau dinyanyiin aja." Pintanya.

"Ooooke." Balas Celine tertawa singkat sebelum mulai melantunkan lagu Nina Bobo sembari menepuk-nepuk pelan kepala Zee.

Dan sepanjang Celine menidurkan Zee, Dafa terlihat tak melepaskan pandangannya seinchi pun dari mereka, diam-diam dadanya berdesir, menyadari kalau ini adalah impiannya yang pernah hampir terkubur akibat perselingkuhan yang dilakukan mantan istrinya dulu. Namun ternyata harapannya masih ada di lubuk hatinya terdalam.

Kalau ia menginginkan keluarga harmonis untuk Zee.

***

"Ada perlu apa Om memanggil saya, tumben sekali?" tanya Jordi setelah mendudukkan dirinya di depan Ayah Celine.

Cakra bersandar, bersedekap dengan ekspresi tak terbaca. "Dimana Celine?"

Jordi terkesiap kaget karena tiba-tiba ditodong, Cakra makin menatap pemuda di depannya itu dengan datar. "Saya sudah lihat CCTV dan kamu yang bawa Celine keluar dari rumah ini." Imbuhnya membuat Jordi terbatuk kecil.

"Saya mengurung Celine juga bukan tanpa alasan, lihatlah kelakuan Celine, dia kabur dari rumah dan tidak jelas berada dimana, harusnya kamu paham posisi saya Di." Cakra terlihat sedikit kecewa dengan sikap lelaki yang sangat ingin ia jadikan mantu ini, bukan tanpa alasan tapi menurutnya Jordi merupakan lelaki paling pas dan sempurna dari segi apapun.

Jordi menghela napas, kali ini berani menatap lurus manik mata Cakra. "Saya tidak mau menikahi gadis yang hatinya bukan untuk saya."

"Maksud kamu apa?"

"Celine sudah punya kekasih, jadi apakah Om mau saya jadi perusak di hubungan mereka?"

Cakra melotot syok, terlihat sangat kaget mendengarnya. "Apa? Celine sudah punya kekasih? Kenapa saya tidak tau!"

Jordi dengan enteng menggedik, melirik vas di atas meja dengan tatapan tak terbaca. "Sebenarnya saya berniat buat jebak mereka supaya hubungan mereka hancur, tapi saat saya lihat langsung rasa cinta mereka ternyata saya tidak bisa melakukan hal sejahat itu." Jordi menipiskan bibirnya miris, padahal ia bukanlah orang yang melakukan hal yang tidak menguntungkannya, sebagai pebisnis ia tentu selalu memperhitungkan segala keuntungan di setiap tindakannya termasuk saat kemarin ia membantu melepaskan Celine, sebenarnya ia berniat menjebak Celine dan kekasihnya untuk dilaporkan pada Cakra, tapi melihat keakraban anak duda itu dengan Celine serta rasa cinta Celine dan Dafa membuat Jordi jadi mengurungkan niatnya.

Cakra mendengus, terlihat sangat tidak habis pikir. "Padahal saya kira kamu lelaki yang sesuai kriteria saya."

Jordi menyeringai kecil, "lelaki ambisius dan tidak mementingkan masalah tidak penting seperti percintaan, bukankah itu kriteria Anda?" tanya balik Jordi dengan sindiran sarkas. "Yah tapi nyatanya saya juga manusia biasa, masih memiliki perasaan." Imbuhnya terkekeh miris.

"Kalau kamu sungguhan mencintai anak saya itu justru bagus, lalu kenapa kamu menyerah?"

"Lalu Om mau saya jadi PHO?"

"Why not? Lagian kalau suruh milih saya pasti bakal lebih pilih kamu daripada kekasih Celine yang masih belum jelas asal-usulnya." Cakra menyesap kopinya dengan balasan enteng, mendengarnya membuat Jordi langsung tertawa renyah, untuk sesaat sempat terbesit keinginan jahat itu.

"Om tidak berniat menyelidiki kekasih pilihan anak Om sendiri?"

"Ck buat apa, dilihat dari kelakuannya yang sangat kekanakan pasti kekasih pilihannya cuma lelaki yang bermodal tampang tanpa jaminan masa depan, saya tidak butuh calon mantu tidak berguna seperti itu!" ujar Cakra sangat tegas, Jordi diam-diam mengulum bibirnya mendengar penuturan Cakra.

"Om yakin?"

"Tentu saja!"

Mendengar Cakra yang begitu yakin membuat Jordi benar-benar menahan geli, padahal tebakan Cakra tadi benar-benar salah kaprah, tapi Jordi malas menjelaskan juga, toh lagian buat apa dirinya malah belain cowok pilihan Celine, sejujurnya ia cukup kesal karena Celine direbut.

"Yasudah saya pamit pulang kalau begitu."

"Loh kamu belum kasih tau tempat Celine!" Cakra tak terima.

Jordi justru tersenyum ringan tanpa beban, "maaf tapi saya sudah terlanjur janji sama Celine untuk tidak memberitahukan tempatnya pada Om, saya pamit." Lalu selanjutnya Jordi benar-benar melenggang pergi dengan teriakan koar-koar Cakra.

Yah sepertinya dirinya akan kehilangan respect Cakra.

***

TING TONG!

"Biar aku yang buka." Ujar Celine sembari beranjak dari sofanya, Dafa yang semula tiduran manja di paha Celine jadi berdecak kesal.

"Jangan lama-lama." Pintanya merengek, Celine tertawa geli sebelum pergi, entah kenapa Dafa sekarang jadi lebih manja kepadanya, padahal dulu lelaki itu paling gengsi menunjukkan sikapnya.

Ceklek!

Deg!

Celine menegang kaku, di depannya Jordi yang memakai kemeja dengan setelan rapinya berdiri menjulang, pemuda itu justru tersenyum ringan menyapa Celine yang sedang ketar-ketir.

"Ngapain lo kesini?!" desis Celine langsung menarik lengan Jordi menjauh dari pintu.

Jordi tampak tenang, "aku kangen sama kamu."

Celine mendelik horor, benar-benar tak santai. "Gak usah ngelawak, jawab yang bener!" tukasnya membuat Jordi mendengus kecil.

"Ada masalah."

"Apa?"

"Kemarin Om Cakra ngajakin aku ketemuan." Jelas Jordi membuat Celine makin syok bukan main.

"Jangan bilang lo ngadu soal gue!" tuduhnya kali ini membuat Jordi merengut masam.

"Apa aku kelihatan sejahat itu?"

"Iya, wajah lo tuh wajah-wajah penjahat!"

"Aku sakit hati."

"Bodo amat!"

Jordi jadi mencebik, kenapa ya Celine selalu judes kepadanya, memangnya ia salah apa?

"Cel!"

Panggilan dari Dafa menyentak Celine, gadis itu menatap Dafa panik seolah habis kepergok selingkuh, di belakangnya Jordi dengan tanpa dosa mencelinguk dari balik tubuh Celine.

Dafa seketika melotot lebar melihat kehadiran Jordi.

"Ngapain kamu ke rumah saya?!" sinis Dafa langsung maju menarik Celine ke tubuhnya.

Jordi diam-diam melirik tangan Dafa yang sedang menggenggam pergelangan tangan Celine, "saya ada perlu sama Celine."

"Apa?"

"Saya gak disuruh masuk rumah dulu?" tanya Jordi benar-benar membuat Celine hampir mengumpat.

Dafa mendengus kasar, "gak usah basa-basi, lebih baik Anda pergi saja jika hanya mau cari gara-gara disini!"

Jordi berkedip tenang, bukannya pergi ia justru duduk di kursi yang ada di teras, tentu saja tindakannya benar-benar membuat Celine dan Dafa geram.

"Saya cuma mau ngasih tau ke kalian buat hati-hati, sepertinya Ayah Celine mulai mencari keberadaan Celine jadi cepat atau lambat pasti ketahuan."

Celine terperanjat kaget, "lo—"

"Aku gak ngasih tau alamat kalian Cel." Potong Jordi lembut sebelum di semprot lagi, Celine menghela napas lega. "Ayahmu kelihatannya marah banget, kamu hati-hati." Jordi menatap Celine perhatian.

Celine mengernyit, tak mampu menutupi ekspresi anehnya. "Kok lo baik ke gue?"

"Aku kan emang selalu baik ke kamu, tapi kamu aja yang jahat ke aku." Balasan menohok Jordi membungkam Celine, Dafa diam-diam menahan napas merasa panas, "katanya kalau orang selingkuh nanti kena karma loh." Jordi tiba-tiba menunjuk Celine dan Dafa bergantian membuat dua orang itu melotot kompak, bukannya takut Jordi malah merasa puas. "Yaudah aku pulang." Pamitnya berdiri dari kursi.

"Ah iya lupa!" seru Jordi tiba-tiba membuat Celine dan Dafa yang menatapnya ikut bingung. "Ada satu hal lagi." Ujar Jordi membuat Celine langsung buka suara.

"Ap—"

Grep!

Celine tercengang, benar-benar syok dengan tindakan berani Jordi. Dafa tentu meradang, tak terima kekasihnya dipeluk lelaki lain begitu saja.

"Cuma sebentar," bisik Jordi membuat Dafa yang ingin mengamuk jadi menahan, Jordi memejamkan matanya, menaruh kepalanya diantara ceruk leher Celine. "Balas pelukan aku, ini perpisahan terakhir kita." Terdengar nada serak dari Jordi, nyatanya ia dulu menerima saat Cakra menawarkan untuk menjadikannya mantu bukan tanpa alasan, bahkan sebelum pertemuannya dengan Celine di cafe dulu sebenarnya ia diam-diam sering menstalker Celine karena ia tertarik pada pandangan pertama saat Cakra membawa Celine ke pesta para bisnis.

Celine tak membalas, tapi tidak mendorong juga, bagi Jordi sudah lebih dari cukup. Karena ini merupakan kesempatan pertama dan terakhir pula untuk dapat memeluk Celine.

"Sudah cepat lepas, didiemin kok ngelunjak!" sebal Dafa langsung melerai. Jordi menghela napas berat sebelum mengurai pelukannya, ditatapnya Dafa dan Celine sekali lagi sebelum kali ini ia benar-benar pergi dari sana.

Sepertinya ia harus mulai mengucapkan selamat tinggal pada perasaannya.

Sedang berjalan dengan hati gundah lelaki itu dikejutkan dengan kehadiran sosok perempuan di depan mobilnya, Jordi menatap datar perempuan itu, sepertinya ia pernah melihat perempuan ini di suatu tempat.

"Hay!" Jordi makin mengerut tak nyaman mendengar sapaan yang menurutnya penuh makna. Perempuan itu menurunkan kacamata hitamnya, berdiri di depan Jordi dengan senyuman kalem namun auranya benar-benar mengerikan. "Kita pernah bertemu sekali, saya mantan istri Dafa." Ujarnya memperkenalkan diri, Jordi menipiskan bibir, langsung ingat.

"Minggir!" usirnya karena menghalanginya yang ingin masuk mobil, tapi bukannya minggir perempuan cantik itu justru sengaja menghalangi.

"Kamu pasti gak terima kan calon istri kamu direbut cowok lain?" tanyanya membuat Jordi mulai risih, lagian darimana juga perempuan ini tau kalau Celine calon istrinya. "Jadi mari buat sebuah kesepakatan."

Jordi kali ini menatap serius perempuan itu. "Maksudmu?"

Perempuan itu tersenyum manis dengan tatapan mata sangat licik. "Ayo bekerjasama menghancurkan hubungan mereka."

***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

724K 46.5K 48
#1 in Boss [15 Juni 2021-...] [Boss projects 2] Gara-gara Bebek yang melintas ke tengah jalan dengan nggak nyantainya,Renata harus rela menjadi Asist...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

859K 46K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.4M 142K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.5M 262K 32
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...