Bukan Sugar Daddy(end)

By AmbarGuys

1M 90.5K 1.7K

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" c... More

01: Kabur
02: Jadi Baby Sitter
03: Pertengkaran
04: Cemburu?
05: Celine Pergi
06: Permohonan Maaf Dafa
07: Kembali Bekerja
08: Mulai Ada Rasa
09: Kepergok
10: Patah Hati
11: Dingin
12: Pacar Salah Alamat
13: Ego Atau Perasaan?
14: Bagaimana Akhirnya?
15: Finally
16: Pacaran
17: Manis
18: Liburan Keluarga
19: Pulang
20: Kesepakatan
21: Tembakan Telak
22: Janji
23: Skill Tersembunyi
25: Kencan
26: Camer
27: Melepaskan
28: Goyah
29: Sakit
30: Terkuak
31: Semuanya Terbongkar
32: Interogasi
33: Kembali Seperti Semula
34: Reuni
35: Pembukaan Jati Diri
36: Surprise
37: Lamaran
38: Restu
39: Kesepakatan Celine
40: Pelajaran
41: Penyesalan Dafa
42: Pertemuan Dua Keluarga
43: Dipingit
44: Malam Pengantin
45: Suami Istri
46: Honeymoon
47: Mengintai
48: Lost
49: Pencarian
50: Kabur
51: Sergapan!
52: Tertangkap
53: Tumbang
54: Hadiah Terindah
55: Ngidam
56: Zee dan Dion

24: Rahasia Celine

15.4K 1.4K 7
By AmbarGuys

Dafa sekarang berdiri di depan para kliennya, lelaki duda yang masih bertubuh proporsional itu tampak gagah saat memimpin jalannya rapat.

"Baik akan saya mulai." Tegasnya lalu rapat dimulai, dengan perpaduan Bahasa Indonesia dan Inggris lelaki itu tampak sangat luwes saat mulai public speaking, sejujurnya Dafa masih tidak percaya jika persentasenya kali ini merupakan impact besar dari Celine.

Siapa Celine sebenarnya?

Masalahnya gadis itu sangat mudah memahami laporan ini, bahkan bisa memberikan masukan ide yang luar biasa gila. Melihat kemampuannya gadis itu pasti memiliki pendidikan yang tidak main-main.

Prok-prok-prok!

"Sungguh luar biasa, saya bahkan sampai tercengang dengan ide menakjubkan ini!" salah seorang kliennya bahkan sampai berdiri dan memberikan applaus kepadanya, Dafa tersenyum formal.

"Terimakasih, saya harap kalian mau mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan perusahaan ini."

"Untuk apa dipertimbangkan lagi," Dafa tersentak, "mana kontraknya, kita akan melakukan perjanjian bisnis sekarang juga!"

Dafa sampai menutup mulutnya syok, bawahannya pun terlihat sama syoknya, padahal mereka semua sudah siap jika akan di PHK dadakan oleh Bos besar karena ide bisnis mereka dicuri, tapi tak mereka duga Direktur mereka ini mampu menyelesaikan masalah dengan sangat baik.

Semua orang makin kagum pada kemampuan Dafa.

"Wil, siapkan berkasnya!" titah Dafa pada asistennya.

"Baik Pak!"

Lalu perjanjian bisnis yang semula terlihat mustahil, terjadi dengan begitu lancar, saking lancarnya para kliennya bahkan sampai rela menggelontorkan dana dua kali lipat dari perjanjian awal sebelumnya.

"Terimakasih untuk kerjasama ini, saya berharap ini akan berjalan lancar."

Dafa membalas jabat tangan para kliennya, "saya juga berharap demikian." Senyumnya ramah dan selanjutnya para klien melenggang keluar dari ruang meeting.

"Bapak hebat banget, bagaimana Bapak bisa mendapatkan ide luar biasa begitu?!"

"Iya, saya sangat bersyukur. Padahal saya sempat cari loker di tempat lain karena sudah pesimis duluan!" sambar yang lain.

"Pak Dafa memang atasan terbaik kami!"

Dafa memijit pangkal hidungnya yang berdengung, bawahannya ini memang sangat pintar bersilat lidah, padahal ia tau kalau dirinya selalu dijuluki monster di kantor karena sangat kejam dan tegas.

"Kalian ini memang paling bisa berbicara manis, sudah sana balik ke pekerjaan kalian!"

"Hehe, siap Pak!" lalu mereka langsung ngacir seperti anak ayam.

Dafa kemudian bergegas menuju ruangannya, membuka pintu dengan cepat. Senyum sayunya terbit ketika melihat kekasihnya sedang tertidur pulas di sofa.

Celine pasti kelelahan karena kemarin kerja dari siang sampai menjelang pagi.

Perlahan Dafa menggendong tubuhnya, dan tentu saja membuat Celine langsung berjengkit bangun.

"Maaf, aku ganggu tidur kamu ya?" Dafa merasa bersalah.

Celine menggeleng, "gimana rapatnya?" tanyanya setengah sadar.

"Aku dapat kontrak itu."

Celine langsung menghela napas lega, perlahan kembali memejamkan mata sembari menyandarkan kepalanya ke ceruk leher Dafa. "Syukurlah..." bisiknya sebelum kembali tertidur.

Dafa menatap lekat wajah Celine di gendongannya, dan senyuman manisnya yang langka terbit dengan begitu mudahnya.

***

Celine langsung membuka kelopak matanya begitu alam kesadarannya pulih, gadis itu memutar kepala dengan linglung. "Loh kok ada di kamar Mas Dafa?" herannya perlahan menurunkan kaki dari atas ranjang, dan bola matanya langsung melotot tak santai saat melihat jarum jam menunjukkan angka 6 sore.

"Edyan! Gue tidur dari pagi sampe sore!!" paniknya langsung bergegas beranjak dari ranjang, dengan tergopoh-gopoh Celine menyempatkan membersihkan tubuhnya sekilas sebelum turun ke kamar Zee, ia belum mengurus anak itu hari ini! "Mas Dafa pasti ngomel—" Celine spontan menghentikan langkah dan bicaranya saat melihat Zee sudah duduk anteng di meja makan, seolah sadar sedang diperhatikan bocah gembul itu balik menatap kearahnya.

"MAMAH UDAH BANGUN??!" pekiknya melengking membuat Dafa yang sedang menyiapkan makan malam menoleh.

"Duduk Cel, kamu belum makan apapun sejak kemarin." Karena Celine terlihat sangat kelelahan Dafa tak tega membangunkan Celine.

Celine dengan kikuk mendekat, duduk disebelah Zee yang langsung tersenyum lebar kearahnya. "Bibi kemana? Kenapa Mas yang masak?"

"Bibi ada dikamarnya, gak papa aku pengen masakin kalian." Lalu Dafa menuangkan capcay buatannya ke piring Celine dan Zee, ia masih ingat kalau anaknya harus diet.

"Maaf hari ini aku ketiduran sampe lupa jagain Zee."

Dafa justru mengelus kepalanya, "gak papa, mulai besok biar aku pekerjakan pengasuh baru."

Celine langsung mengangkat wajahnya tak santai, "Mas mau pecat aku?!"

Dafa terkekeh ringan, "bukan begitu, aku gak mau aja kamu jadi pengasuh—"

"Gak mau! Aku tetep mau jadi pengasuh Zee, Mas gak boleh cari pengasuh baru!"

"Aciee Mamah sayang banget ya sama Zee?" goda Zee dengan alis naik turun.

"Iyalah, kan kamu anak Mamah!" lalu mereka berdua berpelukan, Dafa menggeleng geli melihat kelakuan dua orang yang sangat disayanginya itu.

"Yaudah gak papa kalau kamu masih mau jagain Zee, tapi kalau capek bilang sama aku, yang penting jangan terlalu forsir tenaga."

Celine mengangguk, lalu mereka bertiga makan dengan khidmat, apapun yang dilakukan Celine Dafa memperhatikannya dengan seksama, bahkan lelaki itu tak melepas seinchi pun pandangan dari dirinya.

Celine tau pasti habis ini ia akan disidang Dafa, tapi ia sudah tidak peduli lagi.

"Zee udah kenyang." Ujar Zee beberapa menit setelahnya.

Dafa menatap anak semata wayangnya itu lembut, "ayo Papah anter ke kamar." Ajaknya membuat Celine hampir tersedak, gadis itu langsung berniat berdiri. "Kamu lanjutkan saja makannya, biar aku yang tidurin Zee." Celine makin terperangah, sudah tak bisa berkata apa-apa lagi saking tercengangnya.

Sebenarnya ada apa dengan Dafa hari ini? Kenapa tiba-tiba jadi .... so sweet?

Tanpa sadar wajah Celine sudah merona, namun gadis itu buru-buru menggeleng dan melanjutkan acara makannya. Padahal seharian ini dirinya cuma tepar di kasur, kok bisa-bisanya masih kelaparan.

"Akhirnya kenyang," Celine mengelus perutnya, lalu menatap kearah pintu kamar Zee. "Mas Dafa udah tidurin Zee belum ya?" keponya berniat mendatangi kamar Zee tapi sudah kedahuluan Dafa yang keluar dari kamar.

"Udah tidur?"

Dafa mengangguk, selanjutnya tanpa mengatakan apapun menggandeng tangan Celine naik ke lantai atas, Celine cuma menurut saja tanpa bantahan.

Dan tujuan akhir Dafa ternyata membawanya ke kamar, dimana tadi ia tertidur disini.

"Aku masih belum ngantuk Mas." Ceplosnya jujur.

"Sini."

Celine berkedip bingung, Dafa makin membuka kedua tangannya. "Sini." Ulangnya membuat Celine dengan hati-hati masuk ke pelukan Dafa, dan benar saja selanjutnya lelaki itu langsung mendekap tubuhnya kuat-kuat.

"Makasih, berkat kamu masalahku di kantor selesai." Bisiknya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Celine, menghirup aroma buah dari shampo yang dikenakan Celine.

"Hm, sama-sama. Aku seneng kalau bisa bantuin kamu." Balas Celine dengan kikuk, suasana yang tercipta diantara keduanya jadi sangat menenangkan.

"Kamu..." Celine mengerjap cepat mendengar Dafa yang sepertinya akan kembali berbicara. "Tidak jadi." Lanjutnya membuat dahi Celine makin berkerut dalam.

"Mas penasaran kenapa aku bisa punya kemampuan seperti itu?"

Dafa melebarkan matanya kaget, Celine menghela napas pelan. "Aku lulusan universitas luar negeri ternama berpendidikan tinggi."

Kali ini pelukan keduanya langsung terurai, Dafa menatap lekat manik gadis di depannya itu. Celine membuang muka keluar jendela, meskipun sebenarnya sekarangpun ia tidak ingin menjelaskannya tapi karena sudah terlanjur ketahuan sedikit maka terpaksa ia harus memberi penjelasan seadanya.

"Lalu kenapa kamu lontang-lantung kesusahan di jalanan waktu pertama kali kita bertemu?" introgasi Dafa curiga.

"Huft, seperti yang sudah pernah aku ceritakan, aku kabur dari rumah dan bodohnya tidak membawa berkas-berkas pentingku, jadi tentu saja aku gak bisa cari kerja."

Dafa tertegun beberapa saat, entahlah tapi sejujurnya ia malah tidak tenang mendengar penjelasan Celine. Ia jadi sadar satu hal kalau .... selama ini ia masih belum mengenal gadis ini seutuhnya.

"Berapa rahasia lagi yang kamu sembunyikan dari aku Cel?" lirihnya tanpa sadar membuat Celine reflek menoleh.

Kelopak mata Celine menyayu, perlahan menangkup kedua pipi Dafa. "Maaf." Bisiknya menyatukan keningnya dengan milik Dafa, Celine memejamkan matanya. "Aku minta maaf."

Dafa memeluk pinggang Celine, pelukan yang mengatakan seolah tidak ingin kehilangan gadis ini. "Semakin banyak rahasia kamu yang terbongkar membuatku sadar kalau kamu terlalu sempurna, aku semakin takut kehilangan kamu Cel."

Celine tersenyum merona, "Mas Dafa sepertinya benar-benar bucin ke aku sekarang."

"Apakah selama ini aku kurang menjadi budak cinta kamu? Aku perlu kasih bukti apalagi Cel supaya kamu sadar?"

Jantung Celine makin berdegup menggila, perlahan gadis itu melingkarkan kedua tangannya ke leher Dafa, dan kembali memejamkan matanya.

"Cium?"

Dafa tersentak, seluruh wajahnya langsung berubah merah padam. "Dengan senang hati."

Dan ciuman manis mereka lakukan.

***

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

154K 20.9K 26
Renjun di hadapkan dengan anak kembar yang berbeda sifat. Haechan yang berandalan dan Donghyuck yang pintar. Yang manakah yang Renjun harus pilih? Bx...
3.8M 145K 66
Sebelum baca budayakan Follow Authornya dulu 💞💞💞 Masih ingat Kirana kembaran Kinara? Itu loh anak Yusuf sama Aluna mereka sudah besar dan memiliki...
1M 34.6K 51
Dewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia...
1.9K 302 15
Seorang bocah yang berasal dari desa, pergi menuju kota dengan bermodalkan tekad menuntut ilmu. Dengan tekadnya yang kuat ia mencoba bertahan dari te...