Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty three
Fifty four

Fifty two

2.4K 233 15
By suchasadgirl


  Aaric tersenyum saat memperhatikan Arabella yang terus berbicara dengan bahasanya pada Abigail. Wanita itu tetap merespon nya walaupun dia tidak tahu apa arti perkataan Arabella, sesekali Aaric membantu membetulkan kalimat Lala yang Abigail tidak mengerti

Celotehan gadis itu menemani perjalanan mereka menuju movie car tempat yang akan mereka tuju kali ini. Abigail sepakat untuk mengikuti kemauan Arabella hari ini, termasuk berhenti di tukang harum manis untuk menemaninya menonton film nanti

"Dady akan marah kalau tahu kau makan itu"

Gerakan tangan nya yang tadinya akan menyuap langsung berhenti. Bahkan gadis sekecil Arabella saja tahu semenakutkan apa ayah mereka

Dia memperhatikan harum manisnya sedih, dia tidak bisa memakan nya sedang sisi lain dia sangat menginginkan nya

"Katanya Aaric mau jaga rahasia"

Aaric tertawa mendengar jawaban Lala. Abigail yang melihat itu memukul Aaric ringan karna sudah menggoda adik kecilnya

"Iya aku janji akan jaga rahasia"

Setelah itu Lala langsung melahap harum manisnya dengan senang. Film yang saat ini diputar mengisahkan tentang beberapa hewan yang harus berjuang didunia zaman mereka, Aaric dan Abigail fokus pada film nya walau ini bukan genre film yang mereka mau, sedangkan tersangka utama yang membuat mereka harus menonton ini justru asik dengan tontonan nya sendiri di ipad

"Aaric aku ingin ke toilet"

Baru Abigail ingin mengangkat Arabella untuk pindah pangkuan nya, Arabella juga berkata ingin ke toilet. Jadilah mereka turun bersama untuk pergi ke toilet. Sebelumnya Abigail mengantar Lala untuk masuk ke toilet baru setelah selesai Arabella menunggu didepan bersama Aaric disebelahnya. Aaric memperhatikan Lala yang sudah terhipnotis pada lampu-lampu diatas kepalanya

"Dimana Lala?"

Aaric memang menunggu bersama Lala disebelahnya, namun dia tadi sedang membuka ponselnya untuk membalas pesan Aaron yang minta dijemput sepulangnya mereka pergi, ketika dia mengangkat kepalanya Arabella sudah tidak ada disebelahnya

Matanya mencari kesana kesini keberadaan adiknya, sebab jika dia pulang tanpa Lala maka ini adalah hari terakhir Aaric menghirup udara bebas

Dia baru ingat bahwa cincin Lala terhubung dengan ponselnya, saat dia menemukan titik Lala tanpa buang waktu Aaric langsung berjalan mengikuti arahan. Matanya membulat saat Lala sedang berdiri dengan seorang pria seumur Coolio dihadapan nya. Laki laki itu menyentuh cincin lala, sedang sang empunya merasa tidak keberatan sama sekali

"Lala"

Abigail langsung mengangkat Lala kegendongan nya dan berdiri dibelakang Aaric

"Kau tidak apa-apa?"

Arabella hanya menganggukan kepalanya

"Maaf, aku melihatnya berjalan sendirian tadi dan hampir menabrak cap mobil" ucap laki-laki itu

Alasan laki-laki itu tidak membuat Aaric berhenti mencurigainya, dia tetap menatap laki laki itu dengan sinis

"Terimakasih" ucapnya kemudian berbalik mengajak Abigail dan Lala digendonganya

"Aaric orang tadi bilang cincin ku bagus" ucap gadis itu bangga "dia bilang sering melihat cincin ini"

"Lala jangan pernah bicara pada orang lain, ini terakhir aku memperingatimu" sahutnya tegas

Keceriaan Arabella langsung luntur begitu mendengar kalimat Aaric. Gadis itu mengalungkan tangan nya di leher Abigail dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher wanita itu

Mereka langsung pulang tanpa menunggu film selesai. Sepanjang perjalanan Arabella hanya diam tanpa melepas pelukan nya, dia terlalu takut menatap Aaric. Karna terlalu lama di posisi itu, Lala terlelap dipelukan Abigail

"Jangan terlalu keras padanya, dia hanya anak anak" Abigail mengelus lengan Aaric yang sedang menyetir

"Itu peraturan nya" jawabnya "Aku bisa dibunuh jika sesuatu terjadi padanya"

Abigail mengerti emosi laki-laki ini naik turun, maka dia hanya mendiamkan Aaric yang akan membawa mereka pulang. Abigail fikir dia akan langsung mengantarnya pulang, ternyata Aaric lebih dulu menjemput adik kembarnya di manor besar keluarga mereka. Abigail melihat kembaran Aaric berlari menuju mobil mereka dengan cepat. Tempat ini begitu besar, dia bersumpah ini adalah bangunan terbesar yang pernah dia lihat

"Aku fikir kau mengantarku dulu"

"Tidak, Nenek ku akan mati kelelahan kalau bersamanya berjam-jam" jawab Aaric

Begitu masuk, suara deru nafas Aaron langsung memenuhi mobil

"Kau bisa berjalan"

"Kau kan tidak suka menunggu" jawabnya kesal masih dengan nafas yang berderu "Mana Lala?"

Sebelum Aaric menjawab Aaron sudah lebih dulu melihat Abigail duduk disebelahnya dengan Lala yang berada di pangkuan nya. Tiba-tiba saja suara deru nafasnya berubah menjadi siulan. Mobil kembali berjalan

"Kau kemana?"

"Nonton"

"Dimana?"

"Menurutmu?"

"Kenapa sih kalau tinggal jawab saja"

"Kenapa kau terlalu banyak tanya"

Abigail tertawa ringan mendengar pertengkaran dua orang laki laki kembar didalam satu mobil ini

"Aari—"

"Diam. Kalau kau tidak ingin kita menabrak"

Suasana dimobil langsung hening seketika. Aaron langsung mengunci mulutnya. Tapi jelas itu tidak bertahan lama, karna pasti ada saja hal yang akan dia lakukan selanjutnya. Contohnya ini

"Hai nona"

Abigail memutar kepalanya agar bisa bertatap langsung dengan Aaron, mereka jelas kembar identik hanya warna mata dan rambut yang membedakan mereka. Aaron terlihat lebih nakal dengan mata hazelnutnya sedang Aaric terlihat menakutkan dengan mata biru samudra, orang orang biasa menyebutnya mata sedalam lautan

"Aku baru ini melihatmu"

"Aku Abigail"  jawabnya hangat

"Dan boleh aku tau hubunganmu dengan kembaranku?"

Abigail tidak menjawabnya karna jelas dia tahu kembaran Aaric sedang menggodanya

"Ya agar kita jauh lebih dekat saja"

"Menjauhlah" sahut Aaric

"Hey man, memang kenapa kalau mau tambah teman" jawabnya lantang "Kau punya nomer ponsel?"

"Aku akan benar-benar membuangmu dijalan Aaron"

Aaron mengangkat tangan nya tanda menyerah menggoda kembaran nya. Akhirnya dia hanya duduk diam sambil mendengarkan musik dari ponselnya, karna dia tahu Aaric benci musik yang diputar dimobil. Sama seperti Coolio, mereka bilang itu menganggu fokus mereka menyetir. Aaron menganggap mereka terlalu kaku

Mobil berhenti disebuah hotel besar. Begitu Aaric memberi kode pada kembaran nya, Aaron langsung turun membukakan pintu untuk Abigail dan mengambil Arabella yang tertidur pulas dari gendongan nya

"Hati-hati" katanya melambai dari luar mobil

"Aku akan telfon begitu sampai" sahut Aaric

Didalam tak sudah sudah Aaron menggodanya, dia bilang Aaron seperti anak kecil kasmaran. Tapi yang digoda hanya diam tidak perduli

"Tumben lala tertidur"

"Aku memarahinya"

"Damn man"

"Dia berbicara pada orang asing tentang cincin nya, itu sebabnya aku pulang lebih awal"

"Itu menyeramkan jujur"

Saat mereka fokus pada perjalanan pulang mereka, Coolio duduk di meja kantornya sambil terus memutar rekaman suara untuk mengenali siapa orang dibalik ini

"Cantik sekali"

"Ayahku yang belikan"

"Oh yah? Siapa ayahmu?

"Coolio"

"Wow, aku banyak melihat cincin ini mereka sangat indah"

Coolio terus memutarnya sampai kepalanya pening. Dia mematikan koneksi suara cincin Lala dari laptopnya

"Brengsek"

Coolio melempar rokok yang baru akan dibakarnya ke dinding dihadapan nya, tidak perduli rokok itu patah atau tidak. Dia benar-benar marah kali ini

2x sudah dia kecolongan jangan sampai satu hal ini juga ikut serta. Dia mengambil ponselnya menelfon ke nomor tidak terdaftar, dadanya naik turun menahan kesal

"Aku akan ke pondok, sampaikan padanya"

"Aye master"

Telfon langsung dimatikan begitu orang disebrang sana menjawab. Dia berdiri mengambil kunci mobil keluar dari ruangan nya

Begitu sampai garasi mobil dia memasuki mobil sedan hitam nya, ketika mobil akan keluar Coolio berpapasan dengan mobil anak-anaknya

"Daddy" panggil Aaron menurunkan kaca mobilnya

Coolio melihat kedua anak kembarnya memperhatikan nya dari kaca bagian Aaron yang dibuka

"Kau mau kemana malam-malam begini?" Kali ini Aaric yang bertanya

"Aku ada urusan, kalian masuk dan kunci pintu" jawabnya juga melalui kaca mobilnya yang dibuka "Aku memanggil Roy untuk berjaga disini, malam ini kalian tidur bersama disatu kamar dengan Arabella"

Kedua anaknya menekuk alisnya tidak mengerti

"Aku tidak pulang, aku butuh menenangkan pikirin"

Coolio sudah akan menutup kacanya ketika meliha Aaron mengacungkan ibu jarinya mengerti, namun dia lupa memberitahu sesuatu

"Aaric jangan lupa copot cincin Lala dan suruh pelayan membuang nya di tempat pencucian piring"

Baru kini dia malajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah dan kedua anaknya yang kebingungan. Baru setelah Coolio pergi, Aaric dan Aaron tahu mengapa Coolio terlihat berantakan

"Harusnya kau tak ajak Lala keluar buddy"
.
.
.

Halo semua, maaf sebelumnya kalo aku suka update lama karna bener bener aku kehilangan ide untuk ngelanjutin ini, tapi sekarang aku berusaha untuk tetep temenin kalian melalui cerita ini

Temen temen jangan lupa jaga kesehatan yaa, virus kembali naik pastiin kalian gak keluar rumah kalo gak penting penting banget. Staysafe gays❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

325K 25.5K 28
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
595K 55.7K 56
Sebelum baca, follow akun Arii dulu 😗 17 tahun ia telah hidup, namun tidak pernah sekalipun ia berinteraksi dengan sang Papa. Mamanya telah meningga...
2.4K 254 32
Khanza tidak pernah tahu apa yang sebenarnya semesta rencanakan pada tiap lika-liku kehidupan nya. Selama ini, kehidupan Khanza baik-baik saja. Ia ba...
123K 6.8K 28
Warning!!! Dilarang plagiat cerita ini!!tolong hargai karya orang lain. ••••••••••••• Granetta Azzila Ardinata, gadis penyuka darah karna kejadian ma...