Secret | Treasure ✓

By rvelie

218K 52.1K 9.7K

[TERSEDIA DI SHOPEE] "Ada kasus pembunuhan berantai yang terjadi di antara dua belas remaja di sana." --- Sej... More

CAST
PROLOG
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EPILOG
❗ Explanation
VOTE COVER
[ PRE ORDER ]

Part 26

3.5K 970 148
By rvelie

"Sejak kapan lo jago main pisau?"

Asahi berhenti dari kegiatannya dan menatap Jaehyuk penuh tanya. "Main pisau?"

"Maksud gue, pake pisau." Jaehyuk meralat ucapannya sambil merutuki diri sendiri dalam hati, tak habis pikir kenapa ia mengatakan kalimat seperti itu. "Gue liat, lo jago banget motong ayam. Kayak udah berpengalaman."

"Berpengalaman gimana?"

"Kayak udah pernah jadi tukang daging gitu," jawab Jaehyuk yang seketika mendapat tatapan tajam dari Asahi, namun lelaki itu hanya tersenyum tanpa dosa. "Bercanda, Sa."

Asahi tak membalas dan memilih melanjutkan kegiatannya, terlalu banyak bicara dengan Jaehyuk hanya akan membuang waktu.

"Tapi serius, lo kayak berpengalaman banget." Jaehyuk kembali berkomentar. "Sering motong-motong gitu, ya?"

"Iya."

"Motong apa?"

"Apa aja."

"Hah?" Jaehyuk nampak bingung. "Maksudnya?"

"Gue lagi kerja, Jae." Asahi menatap Jaehyuk kesal, pemuda itu terus saja menganggu kegiatannya. "Kalo lo nggak mau bantu, seenggaknya diem dikit deh. Gue nggak fokus jadinya."

"Oh, maaf." Jaehyuk tersenyum kikuk, merasa bersalah karna telah menganggu. "Lanjut aja, gue diem."

Asahi mendengus, lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti, sedangkan Jaehyuk setia berdiri di tempat sambil memperhatikan pekerjaan sahabatnya itu.

Jaehyuk memperhatikan daging ayam yang dipotong oleh Asahi, lalu teringat dengan jasad teman-temannya yang ditemukan dalam keadaan penuh darah dan luka tusuk.

Jaehyuk membayangkan jika dirinya berada dalam posisi teman-temannya, ditusuk dengan pisau atau mungkin benda tajam lain hingga menembus organ-organ bagian dalam, rasanya pasti sakit. Mati dengan keadaan seperti itu, sungguh Jaehyuk tak mau.

"Jangan ngelamun."

Jaehyuk tersadar dari lamunan ketika suara Asahi terdengar.

"Entar kesambet." Asahi mengingatkan sambil tetap fokus pada pekerjaannya.

"Gue tunggu di ruang tamu aja, ya?"

"Iya."

Jaehyuk lantas pergi menuju ruang tamu, meninggalkan Asahi seorang diri dengan pekerjaannya di dapur.

••••

Jihoon tak punya kegiatan apa-apa dan berniat untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di teras. Ia melangkah menuju dapur, hendak membuat segelas kopi sebagai teman bersantai. Namun ketika telah berdiri di depan pintu dapur, ponselnya berbunyi karna ada panggilan masuk.

Jihoon mengernyit ketika melihat nama Haruto terpampang di layar ponsel, tak biasanya ia menelpon.

"Halo?" Jihoon menyapa terlebih dahulu usai mengangkat telpon. "Kenapa, To?"

"Bang, lo di mana?" sahut Haruto dari seberang telpon, tanpa menjawab pertanyaan Jihoon terlebih dahulu.

"Di rumah."

"Cepetan ke rumah Bang Hyunsuk sekarang."

Jihoon mengernyit. "Ngapain?"

"Bang Hyunsuk kecelakaan."

••••

Usai mendapat informasi mengenai kondisi Hyunsuk dari Haruto, semua orang bergegas pergi ke rumah teman tertua mereka untuk memeriksa keadaannya. Semua nampak panik, entah benar-benar panik atau hanya sedang berpura-pura.

Keadaan Hyunsuk tak terlalu buruk, tapi cukup menyakitkan. Pelipis, siku, dan lututnya terluka hingga berdarah, sedangkan bagian tangan dan kakinya terdapat banyak luka gores yang untungnya tak parah.

Satu lagi, ada sebuah luka gores di lengan kanan yang mengeluarkan banyak darah, luka yang sepertinya muncul karna tergores benda tajam, namun beruntung tak menusuk terlalu dalam.

"Kenapa Bang Hyunsuk bisa gini?" tanya Jihoon pada sosok Haruto selaku orang pertama yang mengetahui keadaan Hyunsuk.

"Nggak tau, Bang. Gue nggak lihat kejadiannya, gue cuma nemuin Bang Hyunsuk lagi tergeletak di jalanan blok atas. Jadi gue langsung bawa ke rumah."

"Lo ngapain di blok atas?" tanya Jaehyuk, entah apa yang lewat di pikirannya hingga ia menanyakan hal itu.

"Mau ke rumah Bang Asahi, minjem novel buat tugas Bahasa."

Jaehyuk mengangguk-angguk, mendadak sedikit menyesal karna telah mencurigai Haruto.

"Masih pusing, Bang?" tanya Yoshi, penasaran dengan keadaan Hyunsuk yang terus mengeluh pusing. Mungkin akibat kepalanya yang terbentur cukup kuat. "Mau ke rumah sakit aja, nggak? Takutnya ada luka dalam."

"Nggak usah." Hyunsuk menolak dengan cepat. "Gue udah mendingan kok."

"Bisa ceritain apa yang terjadi sama lo, Bang?" Jihoon nampak penasaran.

Hyunsuk berusaha mengingat apa yang terjadi pada dirinya beberapa saat lalu, tepatnya saat kejadian itu berlangsung.

"Gue diserempet motor," jawab Hyunsuk kemudian.

"Kok bisa?" Asahi menuntut penjelasan.

"Nggak tau, gue lagi jalan sendirian buat cari angin. Tiba-tiba ada suara motor dari belakang, suaranya gede, kayaknya karna dia bawanya cepet." Hyunsuk memulai cerita. "Tapi belum sempet gue noleh, dia udah nyerempet gue."

"Lo nggak liat motor atau orangnya, Bang?" tanya Yedam sambil sibuk mengobati luka di tangan Hyunsuk.

Di antara mereka yang tersisa, Yedam adalah yang paling paham mengenai ilmu medis, jadi ia yang dipercaya untuk memberikan pertolongan kepada Hyunsuk saat ini.

Seandainya ada Mashiho dan Doyoung, semuanya pasti terasa lebih mudah. Sebab dua orang itu memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai ilmu medis.

"Gue jatuh pas keserempet, kepala ngehantam batu, pandangan gue langsung kabur pas itu." Hyunsuk meringis ketika Yedam mengoleskan obat pada luka gores yang cukup panjang di lengannya. "Gue nggak bisa ngeliat motor atau orangnya lagi pas pandangan gue mulai membaik, karna dia juga bawa motor itu dalam kecepatan tinggi, jadi cepet hilang."

"Jadi lo sama sekali nggak tau pelakunya?" Haruto menyimpulkan dari cerita Hyunsuk barusan.

Hyunsuk menggeleng. "Enggak."

Jawaban Hyunsuk membuat semua orang mendengus kecewa, merasa sang pelaku kembali lolos untuk yang kesekian kalinya.

Namun salah satu dari mereka justru tersenyum dalam hati, merasa senang karna ternyata dirinya aman kali ini.

"Lo punya masalah sama orang nggak, Bang?" tanya Yoshi, yang mendapat gelengan pelan dari Hyunsuk.

"Enggak, gue nggak punya masalah sama siapa-siapa."

"Terus motif pelaku ngelakuin ini ke lo apa?"

"Sekadar informasi, pelaku pembunuhan atas temen-temen kita juga belum kita ketahui motifnya, Bang. Padahal temen kita yang udah terbunuh bukan orang jahat dan nggak punya masalah sama siapapun." Jaehyuk mengingatkan, membuat semua orang seketika menyadari satu hal.

Pelaku pembunuhan yang menghantui mereka sejak beberapa minggu belakangan, membunuh beberapa dari mereka dengan alasan yang belum diketahui. Dan kini, orang yang mencelakai Hyunsuk, juga melakukannya tanpa alasan pasti.

"Apa yang nyerempet Bang Hyunsuk, pembunuh itu juga?" tanya Haruto, mewakili pertanyaan dari semua orang.

"Bisa jadi," jawab Asahi, yang juga mewakilkan jawaban dari teman-temannya.

"Luka gores di tangan lo ini, kena apa?" tanya Yedam, usai selesai mengobati seluruh luka di tubuh Hyunsuk.

"Kegesek aspal kali," jawab Jeongwoo asal.

"Lukanya beda sama di tangan sebelah kiri, kegesek aspal nggak kayak gini," bantah Yedam. "Ini luka gores, kayak kena benda tajam. Untung nggak terlalu dalam."

"Iya, itu bukan kegesek aspal," jawab Hyunsuk yang membuat semua orang menatapnya penuh tanya.

"Terus karna apa?" Yoshi yang kali ini bertanya.

"Pas motor itu nyerempet gue, gue ngerasa ada benda tajam yang kena tangan gue. Tapi nggak tau itu apa."

Mendengar kata benda tajam, semua kepala yang ada di sana langsung memikirkan sebuah benda yang sama.

"Pelakunya bawa pisau?" Jaehyuk memecahkan keheningan.

"Dia mau ngerampok Bang Hyunsuk?" Haruto ikut bertanya.

"Kalo dia mau ngerampok, kenapa langsung kabur pas udah nyerempet Bang Hyunsuk?" tanya Yedam, yang berhasil membantah pemikiran Haruto.

"Atau mungkin dia mau bunuh Bang Hyunsuk?"

••••

Siapa tuh yang nyerempet Hyunsuk? 👀

Continue Reading

You'll Also Like

54.6K 8.9K 44
"pinter banget lo actingnya" Start : 8 - 9 - 2021 Finish : 2 - 6 - 2022 [Budayakan follow sebelum membaca] KET: ● Cerita pertama, jadi maaf kalo ada...
21K 3K 11
[TAMAT] Sama seperti sebuah cahaya, kamu hanya bisa ku lihat, takkan bisa ku tangkap, apalagi ku genggam. "Oi, Naomi! Terima kasih"-Asahi.
156K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...