Secret | Treasure ✓

By rvelie

218K 52K 9.7K

[TERSEDIA DI SHOPEE] "Ada kasus pembunuhan berantai yang terjadi di antara dua belas remaja di sana." --- Sej... More

CAST
PROLOG
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EPILOG
❗ Explanation
VOTE COVER
[ PRE ORDER ]

Part 25

3.6K 977 241
By rvelie

"Tapi, gimana kalo sebenernya Asahi tau sesuatu?"

Hyunsuk mengernyit. "Maksudnya?"

"Asahi agak misterius, mungkin aja dia tau sesuatu tapi nggak mau ngasih tau." Jihoon menuangkan pendapat.

"Tentang Yedam?"

"Mungkin." Jihoon nampak sedikit ragu ketika menjawab pertanyaan Hyunsuk.

"Kayaknya ada dua kemungkinan kenapa Bang Asahi curiga sama Bang Yedam," celetuk Haruto yang menarik perhatian Hyunsuk dan Jihoon.

"Apa?" Hyunsuk meminta penjelasan.

"Sesuai apa yang Bang Jihoon bilang barusan, Bang Asahi kayaknya tau sesuatu. Dan alasan dia nuduh Bang Yedam itu ada dua." Haruto terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan. "Pertama, dia mungkin tau sesuatu tentang Bang Yedam yang bikin dia curiga. Dan yang kedua, dia mungkin lagi berusaha buat ngelindungi temennya, atau mungkin ngelindungi dirinya sendiri."

Hening selama beberapa saat, perkataan Haruto membuat Hyunsuk dan Jihoon berpikir keras.

"Berarti, tebakan kita dari awal kemungkinan bener, ya?" tanya Jihoon. "Jaehyuk pelakunya, dan mungkin Asahi juga terlibat?"

"Mungkin." Haruto menjawab dengan ragu. "Kalo kalian inget, Bang Junkyu sempet curiga sama mereka berdua. Terus nggak lama, dia dibunuh."

Mendengar nama Junkyu disebut, perasaan Jihoon mendadak berubah. Rasa sedih dan marah mulai muncul, namun berusaha ia tahan, ia tak mau membuat Hyunsuk dan Haruto khawatir.

"Maksud lo, ada kemungkinan tebakan Junkyu bener dan dia dibunuh supaya nggak menganggu rencana pelaku?"

Haruto mengangguk, mengiyakan pertanyaan Hyunsuk. Ia senang karna Hyunsuk cepat tanggap, teman tertuanya itu ternyata pintar juga.

"Kalo itu bener, kemungkinan Junkyu dibunuh Jaehyuk atau Asahi, kan?" tanya Jihoon.

"Iya, mungkin Bang Junkyu dibunuh sama salah satu di antara mereka," tebak Haruto, lalu melanjutkan dengan wajah serius. "Atau mungkin dibunuh sama mereka."

Hyunsuk mengacak rambutnya pelan, mendadak frustasi dengan diskusi yang sedang dihadapinya ini.

"Kalo pelakunya salah satu di antara kita, gue yakin Jaehyuk." Hyunsuk menyela dengan cepat. "Tapi kalo pelakunya lebih dari satu, gue yakin Jaehyuk sama Asahi."

••••

"Jadi lo nyuruh gue dateng sepagi ini cuma buat masakin lo?"

Jaehyuk tertawa pelan, menunjukan wajah tak berdosa ketika Asahi menatapnya tajam.

Jam baru menunjukan pukul delapan pagi, namun Jaehyuk sudah meminta Asahi untuk datang ke rumahnya secepat mungkin. Asahi pikir ada hal penting sehingga memutuskan untuk pergi, namun ternyata, Jaehyuk menyuruhnya datang untuk meminta bantuan memasak makanan.

Di rumah Jaehyuk, tak ada asisten rumah tangga pribadi sama sekali. Jadi jika ingin makan, ia harus membeli atau memasak sendiri sebisa mungkin.

Teman-temannya yang lain juga begitu, hanya ada beberapa orang yang memiliki asisten rumah tangga, itupun tak menetap karna biasanya ketika sore akan pulang ke rumah, kecuali Junghwan.

Mereka adalah para remaja penyuka kebebasan, jadi jika berada di rumah, mereka lebih suka sendirian atau bersama teman terdekat. Namun itu tak bisa terjadi pada Junghwan karna anak itu memiliki orangtua yang over protektif.

"Gue nggak terlalu bisa masak, cuma bisa yang dasar-dasar aja. Jadi butuh lo yang lebih jago."

Asahi mendengus pelan. "Emangnya mau masak apa?"

"Ayam teriyaki."

"Gue belum pernah masak itu, takut nggak enak."

"Coba aja dulu."

"Mending beli."

"Nggak ada yang buka jam segini, gue udah cek."

"Ya udah, nanti aja makannya."

"Gue pengen sekarang, udah dari semalem pengen makan itu."

"Lo kayak orang ngidam aja."

Jaehyuk memukul kepala Asahi pelan, namun sukses membuat lelaki itu meringis karna sedikit nyeri. "Sembarangan lo kalo ngomong."

Asahi mengusap kepalanya, lalu merapikan rambut yang sedikit berantakan akibat tangan Jaehyuk.

"Ya udah, gue coba masakin. Tapi kalo nggak enak, jangan salahin gue." Asahi mengingatkan.

"Iya, iya."

"Gimana cara buatnya?"

"Liat di internet."

Asahi berdecak sebal, ia pikir Jaehyuk punya resepnya. Atau paling tidak, dia tahu cara membuatnya sehingga Asahi hanya perlu mengikuti intruksi.

"Cepetan," desak Jaehyuk, kesal karna Asahi tak kunjung bergerak.

"Sabar." Asahi duduk di sofa ruang tamu dan mengeluarkan ponsel.

Asahi mencari resep ayam teriyaki melalui internet, lalu membaca secara ringkas sambil memperhatikan secara rinci. Asahi itu cerdas, ia mampu memahami sesuatu dengan cepat.

"Agak susah kayaknya, gue takut nggak berhasil," komentar Asahi usai membaca setengah resep. "Mending lo panggil Mashiho, dia lebih jago masak daripada gue."

Jaehyuk tertegun, perkataan Asahi sukses membuat tubuhnya membeku.

"Mashiho kan udah nggak ada, Sa."

Kali ini, tubuh Asahi yang membeku. Ia baru sadar, jika temannya itu sudah tak ada dan tak bisa hadir untuk membantunya memasak.

Mashiho sudah tak ada, terdengar sedikit mustahil bagi Asahi ketika ia sendiri masih ingat jelas saat di mana Mashiho datang ke rumah dan membantunya memasak donat untuk Junghwan beberapa hari sebelum kejadian berdarah itu.

Ah, Asahi jadi menyadari satu hal lagi, Junghwan juga sudah tak ada. Jika sewaktu saat Asahi ingin memasak donat, pasti tak akan ada yang datang untuk membantu memasak atau datang untuk menghabiskannya.

"Sa?" Jaehyuk mendekatkan posisi duduknya dengan Asahi ketika menyadari mata lelaki itu mulai berair. "Lo kenapa?"

Asahi tersadar dan buru-buru mengusap matanya, menghilangkan cairan yang mulai menggenang di ujung mata dan siap mengalir turun.

Asahi mungkin yang paling terlihat tenang dan biasa saja ketika semua temannya hampir gila karna pembunuhan berantai yang terjadi di antara mereka, namun nyatanya, ia juga merasa kehilangan tapi berusaha untuk tak menunjukkan.

Asahi pandai dalam menyimpan emosi dan perasaan, maka dari itu, tak ada seorang pun yang amat paham akan dirinya.

"Lo kenapa?" Jaehyuk kembali bertanya karna tak mendapat jawaban.

"Kangen, Jae."

Jaehyuk mengernyit. "Kangen siapa?"

"Kangen temen kita yang udah nggak ada."

Jaehyuk mendadak sedih. Ia kembali teringat dengan teman-temannya yang telah tiada, dan harus Jaehyuk akui, ia juga merindukan mereka.

Bahkan, Jaehyuk juga merindukan Junkyu.

"Sabar, ya. Jaehyuk tak tahu harus melakukan apa. Ia tak bisa mengembalikan teman-temannya yang telah pergi untuk Asahi.

Asahi tertawa sumbang. "Apaan sih? Nggak usah sedih-sedih gitu."

"Lo yang bikin sedih."

"Maaf." Asahi merasa bersalah karna telah membuat suasana menjadi sedih. "Udah deh, nggak usah dibahas lagi. Gue mau coba masak sekarang."

Asahi bangkit berdiri, lalu menuju ke dapur, diikuti oleh sang tuan rumah di belakang.

"Pisau baru?" tanya Asahi sambil memperhatikan satu set pisau dapur berbagai ukuran di dapur Jaehyuk, sepertinya baru karna ia tak pernah melihat itu sebelumnya.

"Iya."

"Banyak banget."

"Biar nggak perlu beli mulu, entar gue dituduh lagi."

"Oh." Asahi mengangguk mengerti. "Tapi sebanyak ini buat apa?"

"Buat jaga-jaga aja sih, kali aja butuh, kan?"

"Butuh buat apa?"

"Buat motong."

"Motong daging?"

"Motong leher lo juga bisa." Jaehyuk menatap Asahi kesal. "Udah jangan banyak nanya, kalo lo nanya mulu, kapan masaknya?"

"Santai kali."

Asahi melangkah menuju kulkas, mengambil bahan-bahan yang ia butuhkan. Beruntung kulkas Jaehyuk lengkap, semua bahan yang dibutuhkan ada di sana.

"Ini ayam nggak lo potong?" tanya Asahi sambil mengeluarkan sebuah ayam utuh berukuran cukup besar yang belum dipotong sama sekali.

"Enggak, bingung motongnya. Gede banget."

"Terus kenapa nggak suruh tukangnya motongin?"

"Gue beli di pasar waktu itu, rame banget. Gue males nunggu, jadi gue langsung bawa pulang aja."

"Lo nambah-nambahin kerjaan gue."

Jaehyuk tersenyum tanpa dosa, sedangkan Asahi hanya pasrah sambil sedikit merutuk dalam hati.

Asahi mengambil talenan dan meletakkan ayam utuh tersebut di atas sana, lalu mulai memilih pisau mana yang harus ia gunakan. Hingga pilihannya jatuh pada pisau berukuran paling besar, meski tak sebesar pisau daging yang sebenarnya.

"Hati-hati." Jaehyuk memperingati ketika melihat Asahi mulai menggulung lengan kaos panjangnya hingga ke siku sambil memegang pisau. Ia takut jika pisau itu tak sengaja melukai kulit Asahi sendiri. "Lo mau motong ayamnya?"

"Iyalah, masa motong kepala lo," jawab Asahi yang seketika mendapat tinju pelan dari Jaehyuk tepat di bahu.

"Lo ngomong yang bener dikit."

Asahi tersenyum remeh. "Takut?"

Jaehyuk berdecak sebal. "Nggak jelas lo."

Jaehyuk melangkah menuju kulkas, mengambil sekotak susu pisang dan kembali memperhatikan Asahi yang mulai memotong ayam.

Jaehyuk meringis kecil ketika melihat Asahi memotong ayam tersebut hingga terbelah dua, rasanya sedikit ngilu ketika membayangkan jika yang dipotong Asahi adalah tubuhnya.

Ah, apa yang Jaehyuk pikirkan barusan?

Jaehyuk menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran buruk yang mendadak muncul dan kembali fokus memperhatikan Asahi yang sibuk memotong daging ayam.

Jaehyuk memperhatikan kegiatan Asahi dengan saksama, hingga lelaki itu menyadari satu hal.

"Sejak kapan lo jago main pisau?"

••••

Sejauh ini gimana? Orang yang kalian curigain dari awal masih sama atau berubah terus?

Btw, aku mau berbagi sedikit kemleyotan buat teume hari ini.

0104 live bareng <3

Abis selesai nonton aku langsung ngetik part ini dengan tangan gemeter, kelewat seneng mereka live bareng.

Btw, Jeongwoo potong rambut, ya? Cakep banget 🥺

Ok, udah sesi curhatnya. Silakan lanjut berpikir siapa pelakunya 😍

Continue Reading

You'll Also Like

198K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
180K 40.1K 29
❝Semua ini hanyalah permainan yang mematikan❞ start = 14 Nov 20 finish = 23 Jan 21 Warning :: Kata agak kasar, tapi masih aman ;) No revisi (maaf kal...
850K 196K 34
ada pembunuh berantai di sana. © 030620, jaevevo
291K 39.7K 65
"selama 1 bulan ke depan, aku bakal ngisi loker kamu dengan sticky notes ini. jadi, jangan bosen yaa" "siapa sih yg iseng?" tanya Sunwoo pada diriny...