Pesawat Kertas

By mentarisendja_

15.5K 9.6K 9.9K

Dia adalah rintik rindu dari kisah yang belum usai. Start : April 2021 Rank: 1 #cintamonyet (3... More

1. Goodlooking?
#2 Aneh
#3 Followers
#4 : Senja hari ini
#5 Hama
#6 Obsesi
#7 tidur siang berjamaah
#8 Cuek?
#9 Unknown number
# 11 spy
#12 Misterius
#13 Gundah
#14 orang yang sama
#15 Ayo mabar!
#16 30 days
#17 I'm broken
#18 Antara dia dan dia
#19 Teman?
#20 Teka-teki
#21 Kerja kelompok extra
#22 Siapa?
#23 You broke my heart
#24 Space
#25 Luka itu sakit
#26 Sorry
#27 : Menjauh
28 : Mission
#29: NIGHTMARE
#30 : That's crime
#31 : Mencari Dalang
#32 : Retak
#33 : Dalang dari dalang
#34: Ribuan maaf
#35: Kamu, hujan dan rindu

# 10 Bayangmu

423 352 222
By mentarisendja_


Jika mampu, aku akan memutar waktu. Aku ingin kembali pada masa itu, masa dimana aku bisa tertawa lepas bersamamu.
_Rain.
.
.
.
.
.


"Anak kelas 12 Ips 4 ngajakin tanding futsal, gimana?" Ujar Dodit setengah berteriak. Cowok itu tangah sibuk dengan game di ponselnya begitu juga dengan Virgo.

Sementara Daniel cowok itu tengah menyantap makan siangnya dengan lahap bersama Vino disampingnya yang juga tengah menikmati bakso mercon yang ia pesan dikantin. Entah ada apa dengan Daniel yang menurut begitu saja kala Vino menantangnya makan bakso mercon yang terkenal pedasnya. Vino itu heboh jika sedang kepedesan kalo kata dedek-dedek gemesnya Vino, Vino itu lucu kalo lagi kepedesan.

"Boleh tuh kapan?" Sambung Virgo.

"Malam Minggu."

"Boleh," ujar Vino dan Daniel serempak.

"Lo gimana Sa ikut nggak?"Tanya Dodit pada Aksa yang tengah memainkan gitar disamping Bimo.

"Gue nyusul."

"Mau kemana emang?"

"Jagain Valerie di rumah sakit,"

"Dari kapan?"

"Semalem."

Belum genap satu menit Aksa mengatakan hal itu ponselnya berdering dan memunculkan nama Valerie. Aksa memang sudah meminta izin pada guru untuk pulang lebih awal dengan alasan apa adanya. Setiap hari libur Aksa selalu menyempatkan diri bertemu dengan Valerie, terlebih Valerie sedang di rumah sakit yang entah sampai kapan. Sekedar info Aksa itu sangat dekat dengan Valerie apapun yang terjadi dengan gadis itu, Aksa pasti tahu.

"Gue cabut,"Aksa berdiri lalu ber-high five dengan kelima temannya.

"Tiati Sa kalo ketemu cecan kenalin ke gue!" ujar Dodit sambil melambaikan tangan.

Sedangkan keempat temanya memandangnya dengan tatapan jijik. Percayalah banyak yang mengira Dodit itu homo karena suka dekat-dekat dengan Aksa yang notebene cowok tulen.

"Niel lo udah ketemu Rindu?"

"Belum, Gue ada tugas buat lo," ujar Daniel dengan nada serius.

"Apaan? Kasih untung kan?"
Daniel meneguk air mineralnya

"Tenang gue kasih apa yang lo mau, tinggal awasi Rindu aja,"

"Ya nggak bisalah gue nggak sekomplek sama dia, apalagi serumah."

"Gue serius, lo awasin dia waktu sekolah aja selepasnya itu urusan gue."

"Wih keren gue juga mau dong jadi spy," celetuk Dodit sambil mengeluarkan puppy eyesnya tapi gagal total. Yang didapat adalah pelototan dari Daniel dan membuat Dodit langsung bungkam.

"Oke, gue mau."

Daniel menerima jabatan tangan Bimo. Sebenarnya ia tak bermaksud untuk mengawasi Rindu seperti ini, ia juga tidak mau mencampuri urusan gadis itu. Tetapi setelah tak sengaja melihat gadis itu ketakutan di halte dekat sekolah, ia bertekad untuk menjaga gadis itu dari jauh. Ia ingin tahu mengapa gadis itu ketakutan setelah membuka handphonenya bahkan Rindu juga sempat menjatuhkan handphonenya.  Karena sangat tidak memungkinkan jika ia bertanya langsung dengan gadis itu, sudah dipastikan pasti mereka hanya berdebat seperti sebelum-sebelumnya.

***

Kenzo melirik gadis yang duduk di sampingnya. Sedari tadi tidak ada obrolan antara ia dan Rindu. Mereka hanya diam, Rindu yang menatap langit yang mulai bersemburat jingga, sementara Kenzo fokus mengemudi.

Kenzo tersenyum saat mengingat kemarin ketika ia mengantarkan Rindu pulang untuk kedua kalinya. Ia bertanya mengapa alamat rumahnya berbeda dengan alamat rumah yang kemarin. Dengan enteng Rindu menjawab bahwa gadis itu tidak bisa percaya begitu saja pada orang yang baru saja ia kenal.

"Rin?"

Rindu menoleh menatap Kenzo yang tampak fokus mengemudi. "Hm?"

"Gue boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Lo bisa ngelukis kan?"

"Dikit sih, kenapa?"

Kenzo menatap Rindu dan tersenyum ia semakin kagum pada gadis disampingnya. "Gue minta tolong bikinin lukisan sketsa wajah bisa?"

"Bisa sih, tapi belum tentu hasilnya bagus gimana?"

"Off course, gue butuh banget soalnya buat kado seseorang."

"Pacar?"

"Bukan, dia lebih istimewa dari seorang pacar," ujar Kenzo lalu tersenyum penuh arti.

"Nyokap lo?"

"Genius!"Pekik Kenzo lalu mengacak pelan rambut Rindu.

Rindu terdiam beberapa saat, ia menatap Kenzo dengan jantung yang berdegub kencang. Lagi-lagi Kenzo membuatnya merasa de javu. Ia yakin seseorang juga pernah melakukan hal yang baru saja dilakukan oleh Kenzo kepadanya. Tapi ia tidak tahu siapa orang itu.

"Eh sori,"Kenzo refleks menjauhkan tangannya dari kepala Rindu.

"Iya nggak papa,"Rindu tersenyum kecut lalu memalingkan pandangannya.

Sementara Kenzo kembali fokus pada jalanan. Sesekali ia menepuk-nepuk setir mobil untuk menghilangkan kecanggungannya. Tak jauh berbeda dengam Kenzo, Rindu pun merasa canggung.

"Ekhm, jadi kapan lo mau ngelukis buat gue?"

"Emang lo butuhnya kapan?"

"Empat hari lagi, gimana kalo Minggu?"

"Boleh."

"Oke."

Kenzo menepikan mobilnya ketika telah sampai di depan rumah Rindu. Ia memperhatikan Rindu yang tampak kesulitan melepas sealbelt. Kenzo pun mengulurkan tangan untuk membantu Rindu melepaskan sealbelt. Gadis itu tersenyum kecil saat telah berhasil melepaskannya.

"Thanks  ya."

"Sama-sama."

Rindu mengernyitkan dahinya. "Lo nggak pulang?"

"Lo masuk dulu."

"Oke,"Rindu melambaikan tangannya sebelum berbalik badan lalu membuka pintu gerbang.

Kenzo terus memperhatikan Rindu hingga gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Senyum diwajahnya terus mengembang, perasaannya menghangat seiring dengan bayangan wajah Rindu yang memenuhi ruang imajinasinya.

***

Rindu mencoba untuk menggerakkan kakinya, sangat sulit ia tak bisa menggerakkannya. Bernapas pun rasanya sangat sulit padahal matanya telah terbuka walaupun terlihat buram. Ia melihat jari jemari tangannya yang mulai bisa digerakkan. Ia menolehkan kepalanya ke samping lalu berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya.

Rindu terbangun dari tidur malamnya. Deru napasnya memburu membuat dadanya naik turun tak beraturan, keringatpun mengucur deras di pelipisnya. Tak terasa pipinya ikut basah tergenang air mata bercampur dengan keringat yang mengucur deras dipelipisnya.

Mimpi itu datang lagi. Mimpi yang selalu membuatnya takut, bayangan wajah-wajah mereka memenuhi sisi kepalanya. Rindu mengubah posisinya menjadi duduk, tubuhnya sangat lemas dan napasnya belum juga teratur. Ia mengatur kembali napasnya dinyalakannya lampu kamarnya kemudian ia keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum.

Rindu mendudukkan dirinya di sofa panjang berwarna cokelat yang berada di ruang keluarga. Bayangan mimpi tadi masih terlintas di kepalanya dengan jelas. Ia mengusap wajahnya berkali-kali dengan frustasi. Lalu diteguknya kembali air minum tadi guna mengusir rasa takutnya.

"Belum tidur non?" Tanya Bu Jum yang muncul tiba-tiba dengan langkah tergopoh-gopoh.

Rindu menoleh dan mendapati wanita paruh baya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumahnya.  "Enggak bu, tadi haus jadi bangun."

"Oh, saya pikir tadi siapa yang nyalain lampu."

"Maaf ya bu ganggu."

"Enggak kok, non Rindu laper?"

"Nggak bu, bujum belum tidur?"

"Belum non, ya sudah saya permisi ya non."

Sepeninggalannya Bu Jum, pikiran Rindu kembali pada mimpinya tadi. Sesakit itu, ia berusaha menahan tangisnya. Rasa bersalah, menyesal dan rindu, selalu membayanginya. Jika mampu, ia akan memutar waktu. Ia ingin kembali pada masa itu, masa dimana ia bisa tertawa lepas. Rindu membuang napas dengan kasar, ia selalu mengharapkan 'seandainya'. Namun sebagai manusia, ia bisa apa?

***

ANYEONG! sebenarnya Rindu kenapa ya? Kok mimpi buruk gitu?

Pernah ngalamin gk hal yg sama gk kyk Rindu? Tidur trs kyk gk bisa bangun gitu? Btw aku sering gitu juga😂😂😂

Mohon maaf lahir dan batin ya...
Kalo ada yg kelebihan thr boleh ditransfer ke aku😉

Jgn lupa vote & comment🔫

Continue Reading

You'll Also Like

42.3K 739 29
Kumpulan puisi-puisi Prilly Latuconsina. Semua puisinya berurutan sesuai dengan yang ada di buku 5 Detik Dan Rasa Rindu. Beserta cerpen di setiap jud...
ALUNAZKA By pjmin

Teen Fiction

281 190 7
(Follow sebelum baca) ****** Seorang remaja yang tahun ini genap 17 tahun, Alana adalah seorang piatu yang menghabiskan hidupnya dengan sang Ayah. S...
1.3K 1K 20
"Jangan pernah tinggalin gue ya, Gey." "Mana mungkin gue ninggalin lo sendirian di dunia yang kejam ini?" Ini tentang Sheyla Aralea. Gadis berusia tu...
1.1K 191 55
"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari...