Secret | Treasure ✓

By rvelie

218K 52.1K 9.7K

[TERSEDIA DI SHOPEE] "Ada kasus pembunuhan berantai yang terjadi di antara dua belas remaja di sana." --- Sej... More

CAST
PROLOG
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EPILOG
❗ Explanation
VOTE COVER
[ PRE ORDER ]

Part 15

4K 1K 99
By rvelie

"Buat apa lo nyimpen pisau lipat di dalem buku?"

Yedam nampak kebingungan, takut Junkyu mencurigainya.

"Jawab gue." Junkyu sedikit kesal karna Yedam tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Buat jaga diri, Bang," jawab Yedam setelah diam selama beberapa saat. "Kan lo tau, kondisi sekarang lagi nggak aman. Gue nggak bisa percaya orang lain buat berlindung, jadi gue harus bisa ngelindungin diri sendiri."

Jawaban Yedam masuk akal, membuat rasa curiga yang sempat tumbuh dalam diri Junkyu seketika sirna. Junkyu merasa bodoh karna beberapa saat lalu sempat berpikir jika Yedam menggunakan pisau itu untuk membunuh, padahal itu tak mungkin.

"Lo nggak curiga sama gue kan, Bang?" Yedam memperhatikan Junkyu yang memasukkan kembali pisau lipat tersebut ke dalam buku sebelum meletakkannya di dalam rak pada posisi semula.

"Enggak," jawab Junkyu sambil berjalan menghampiri Yedam.

Yedam tersenyum. "Bagus deh."

••••

Karna hari ini adalah hari Minggu, Hyunsuk menyuruh semua temannya untuk segera datang ke rumahnya, tanpa terkecuali.

Hyunsuk sengaja memilih hari Minggu agar semua bisa datang tanpa alasan harus kuliah atau sekolah. Dan seperti biasa, alasan Hyunsuk menyuruh semua orang datang adalah karna ingin membicarakan sesuatu.

"Mau ngomong apaan, Bang?" tanya Yedam, memulai percakapan ketika Jaehyuk dan Asahi selaku dua orang terakhir telah datang sehingga semua yang ditunggu telah lengkap. "Lo nemuin bukti baru?"

Hyunsuk menggeleng pelan. "Enggak."

"Terus, apa yang mau lo omongin?" Haruto ikut bertanya.

"Gue cuma pengen bilang, ini udah hari kesekian sejak kematian Mashiho sama Doyoung. Dan sampe sekarang, kita belum bisa nemuin pelakunya. Bahkan bukti yang mengarah ke pembunuhnya pun belum berhasil kita dapetin."

Semua tertunduk sedih, merasa gagal menjadi teman bagi Mashiho dan Doyoung karna tak kunjung menemukan pelaku yang membunuh mereka berdua.

Kecuali si pembunuh sebenarnya yang hanya berpura-pura sedih, namun bersorak dalam hati karna menyadari jika dirinya masih dalam keadaan aman hingga saat ini.

"Pelakunya udah ketauan dari dulu, cuma kalian aja yang nggak percaya," sahut Junkyu yang berhasil membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Siapa?" tanya Jihoon.

"Jaehyuk sama Asahi, siapa lagi?"

"Maksudnya?" Jaehyuk nampak tak terima karna namanya dan Asahi disebut. "Kenapa bawa nama gue sama Asahi?"

"Kan emang kalian pelakunya."

"Lo nuduh kita, Bang?"

"Iya, emang kenapa?"

"Lo—"

"Udah!"

Jaehyuk terdiam ketika suara Hyunsuk terdengar, menengahi perdebatan antara dirinya dan Junkyu.

"Gue ngajak kalian ke sini buat diskusi, bukan berantem nggak jelas kayak gini."

"Tapi—"

"Diem, Jae," potong Hyunsuk sebelum Jaehyuk sempat menyelesaikan kalimatnya. "Gue nggak nyuruh lo ngomong."

"Mam—"

"Gue juga nggak nyuruh lo ngomong, Jun." Hyunsuk memotong ucapan Junkyu dengan tegas, membuat lelaki itu terdiam.

Haruto dan Jeongwoo menutup bibir rapat-rapat, berusaha menahan tawa ketika melihat Junkyu yang hendak mengejek Jaehyuk karna dimarahi oleh Hyunsuk, justru ikut dimarahi. Jika tak memikirkan situasi yang sedang serius, Haruto dan Jeongwoo pasti sudah tertawa kencang.

"Gue tanya sekarang, kalian curiga sama siapa?" tanya Hyunsuk kepada semua. Namun ketika melihat Junkyu ingin bicara, Hyunsuk segera memotong. "Kecuali Jaehyuk sama Asahi."

Junkyu kembali menutup mulutnya, tak jadi berbicara karna Hyunsuk sudah melarang.

"Gue pengen ngomong sesuatu, Bang," ucap Jeongwoo, membuatnya jadi pusat atensi.

"Apa?"

"Mungkin ini nggak ada hubungannya sama kematian Bang Mashiho atau Bang Doyoung, tapi gue penasaran banget dan pengen nanya hal ini sama Bang Yoshi."

Mendengar namanya disebut, Yoshi nampak kaget sekaligus bingung.

"Kenapa, Woo?" Yoshi bingung namun juga sedikit gelisah, takut pertanyaan Jeongwoo menyudutkannya.

"Pas kemarin kita ke rumah lo, Junghwan nggak sengaja liat baskom yang isinya baju kotor lo, Bang."

"Terus kenapa?"

"Ada satu baju yang kotor banget, kayak kena tanah, dan ada noda darah."

Mendengar kalimat terakhir Jeongwoo, semua orang sontak menoleh ke arah Yoshi.

"Itu darah apa, Bang?" Jeongwoo meminta penjelasan.

"Itu..." Yoshi mengantung ucapannya sebentar, lalu kembali melanjutkan. "Darah kucing."

"Lo ngebunuh kucing, Yosh?" tanya Jihoon dengan segera.

"Nggak gitu, Ji." Yoshi membantah dengan cepat. "Itu darah dari bangkai kucing yang nggak sengaja gue temuin di jalan, dan gue kuburin, makanya baju gue kotor karna kena tanah sama darahnya."

"Lo nemu bangkai kucing, Bang?" tanya Haruto.

Yoshi mengangguk. "Iya."

"Kapan?"

"Kemarin pagi."

"Ketemunya di dalem komplek?"

"Iya."

"Gue sama Jeongwoo juga nemuin bangkai kucing dua hari lalu, di jalan komplek."

Mendengar ucapan Haruto, semuanya dibuat terkejut.

"Serius?" Asahi nampak tak percaya.

"Serius, orang kita sampe rela nguburin dia biar arwahnya tenang." Haruto melirik Jeongwoo yang duduk di sebelahnya. "Iya, kan?"

Jeongwoo mengangguk, mengiyakan perkataan Haruto.

"Matinya karna ketabrak mobil, ya?" tanya Junghwan.

"Kayaknya sih bukan," jawab Jeongwoo yang membuat semua menatapnya bingung. "Soalnya kalo ditabrak, darahnya pasti nempel di ban dan ninggalin jejak, tapi ini nggak ada sama sekali. Badan kucingnya juga nggak gepeng, dan yang paling penting, sayatan di badan kucingnya keliatan rapi."

"Kalo bukan karna ditabrak, terus karna apa dong?" tanya Jaehyuk, mewakilkan pertanyaan dari teman-temannya yang lain.

"Ini baru dugaan gue sih, Bang. Nggak tau bener apa enggak. Tapi kayaknya, kucing itu dibunuh."

Tak ada yang bersuara, terlalu kaget setelah mendengar dugaan dari Jeongwoo atas kematian kucing yang ia temukan.

"Bangkai kucing yang lo temuin, matinya karna apa, Bang?" Yedam memecahkan keheningan. "Coba jelasin secara detail."

"Perutnya kebelah sampe isi perutnya keliatan, terus lehernya juga hampir putus. Selebihnya gue nggak tau, cuma inget itu. Tapi yang pasti, banyak darah di badan, nggak cuma perut sama leher," jelas Yoshi sesuai apa yang ia ingat.

"Ada jejak ban di sekitar bangkainya, nggak?" Jihoon turut bertanya.

Yoshi mencoba mengingat, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada."

"Jangan-jangan omongan Jeongwoo bener," celetuk Haruto. "Soalnya, keadaan bangkai kucing yang kita berdua temuin, sama persis kayak yang Bang Yoshi ceritain."

"Berarti kalo beneran dibunuh, pembunuh dua kucing itu orang yang sama?" tanya Yedam, seolah meminta pendapat atas tebakannya.

"Orang gila mana yang tega ngebunuh kucing sampe sesadis itu?" tanya Junghwan.

"Mungkin aja dia pengen bunuh orang, tapi karna nggak kesampean, jadi dia ngebunuh kucing."

"Maksudnya?" Hyunsuk menuntut penjelasan atas perkataan Junkyu.

"Bisa jadi, orang yang udah ngebunuh kucing itu adalah orang yang udah ngebunuh dua temen kita juga, kan?"

"Kenapa lo bisa mikir kayak gitu?"

"Kayak yang Junghwan bilang, orang gila mana yang tega ngebunuh kucing sampe sesadis itu? Ya pasti pelaku pembunuhan Mashiho sama Doyoung. Ngebunuh manusia yang juga temen sendiri aja mereka tega, apalagi cuma kucing."

Ucapan Junkyu masuk akal, dan semua orang nampak setuju karna tak ada yang membantah perkataannya.

"Bisa jadi sih," sahut Yedam, membuat fokus semua orang beralih padanya. "Bangkai kucingnya juga ditemuin di jalan komplek, berarti pelakunya mungkin orang perumahan. Dan seperti yang kita tau, pelaku pembunuhan itu juga orang perumahan ini."

"Bukan orang perumahan lagi, Bang. Pelakunya salah satu di antara kita." Jeongwoo meralat dengan cepat.

"Gimana kalo lebih dari satu?" sambung Junkyu.

"Udah, jangan diperpanjang. Bukan saatnya buat tuduh-tuduhan," potong Hyunsuk sebelum Yedam sempat bicara. Ia tahu, Yedam pasti akan melanjutkan apa yang Junkyu katakan hingga berujung pada aksi saling menuduh lagi. Dan Hyunsuk tak mau itu terjadi, ia sudah pusing menengahi.

"Gue setuju sama Junkyu," sahut Jihoon. "Kayaknya bener, pelaku yang udah ngebunuh kucing itu, pasti orang yang sama dengan yang udah ngebunuh Mashiho sama Doyoung."

Hyunsuk mendengus. "Gue juga setuju sama Junkyu, tapi gue nggak setuju kalo ada yang tuduh-tuduhan disaat kayak gini, karna buktinya nggak ada. Ini baru dugaan."

"Gue cuma mau ngasih tau, Bang. Pelakunya ini pinter, dia hebat dalam nyembunyiin bukti. Polisi aja kesusahan, apalagi kita," ujar Yedam, membuat atensi yang tertua. "Berpikir sesuai fakta yang ada itu emang penting, tapi disaat kayak gini, kita juga perlu ngandelin logika sama feeling."

"Lo pengen gue nemuin pelakunya cuma pake logika dan feeling?"

Yedam mengangguk pelan. "Nggak ada salahnya, kan?"

"Salah." Hyunsuk membantah pemikiran Yedam dalam sekejap. "Ini bukan masalah sepele, kita nggak bisa nuduh orang dalam kasus pembunuhan cuma dengan logika dan feeling. Kalo salah orang, gimana?"

Yedam terdiam, dibuat bungkam oleh ucapan Hyunsuk.

"Kita udahin dulu sampe di sini, lain kali kita lanjut lagi." Hyunsuk mengakhiri diskusi pada pagi menjelang siang di hari minggu ini. "Semoga kita bisa segera nemuin pelakunya."

Continue Reading

You'll Also Like

180K 40.1K 29
❝Semua ini hanyalah permainan yang mematikan❞ start = 14 Nov 20 finish = 23 Jan 21 Warning :: Kata agak kasar, tapi masih aman ;) No revisi (maaf kal...
829K 183K 41
Tiba-tiba saja gadis itu menghilang. [2019] > Bukan kisah nyata.
914K 163K 45
[selesai] ✔️ biggest absurd &n crack of watanabe haruto ✦ notes : cerita ini cuma bercandaan ya full semuanya gada yang berdasarkan kisah nyata harut...
72K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...