Secret | Treasure ✓

By rvelie

218K 52.1K 9.7K

[TERSEDIA DI SHOPEE] "Ada kasus pembunuhan berantai yang terjadi di antara dua belas remaja di sana." --- Sej... More

CAST
PROLOG
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
EPILOG
❗ Explanation
VOTE COVER
[ PRE ORDER ]

Part 09

4.5K 1.1K 89
By rvelie

Jeongwoo telah terlihat rapi pagi ini, dengan seragam sekolah yang dibalut jaket kulit berwarna hitam. Ia sudah siap untuk pergi ke sekolah, berbeda jauh dengan Haruto yang baru ingin mandi ketika Jeongwoo sampai di rumahnya.

Sebenarnya Jeongwoo bisa pergi lebih dulu dan meninggalkan Haruto, karna pemuda itu membawa motor sendiri. Tapi karna telah berjanji untuk mengadakan balapan sampai ke sekolah dengan hadiah traktiran nasi goreng, Jeongwoo memilih menunggu.

Jika Jeongwoo pergi lebih dulu, Haruto pasti mengira dirinya takut hingga memilih kabur dari pertandingan. Lalu berakhir dengan Haruto yang akan memaksa Jeongwoo membelikan nasi goreng untuknya.

"Lama banget sih," keluh Jeongwoo karna Haruto tak kunjung siap.

Sebenarnya Haruto baru saja masuk ke kamar mandi beberapa menit lalu, tapi telah terasa lama bagi Jeongwoo karna ia tak sabaran dan tak punya kegiatan apapun untuk dilakukan. Ingin bermain game, tapi paket datanya sedang habis.

"Bosen."

Jeongwoo lantas berdiri dan memilih menunggu Haruto di luar, berniat mengusir rasa bosan.

Sesampainya di luar, Jeongwoo memandang sekitar, melihat suasana perumahan yang sepi seperti biasa. Kemudian sepasang matanya beralih ke arah seekor kucing yang sedang mengorek isi tong sampah depan rumah Haruto. Kucing itu menarik perhatian Jeongwoo, membuat kedua kaki panjangnya berjalan mendekati hewan mungil itu.

"Ngapain?" tanya Jeongwoo pada seekor kucing dengan corak berwarna oren yang sedang mencakar kantong plastik hitam berisi sampah.

Kucing itu menatap Jeongwoo sesaat, lalu kembali pada kegiatannya seolah tak menganggap keberadaan manusia tampan di dekatnya.

"Laper, ya?" Jeongwoo kembali bertanya, dan tentu tak mendapat jawaban.

Jeongwoo meraba saku jaket serta celananya, berniat mencari sesuatu yang bisa ia beri pada kucing liar tersebut. Tapi sayang tak ada apapun, padahal ia harap bisa menemukan cemilan sisa.

"Jeongwoo!"

Jeongwoo tersentak, lalu menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Lo ngapain di situ?" tanya Haruto sambil memakai jaket kulit berwarna hitam miliknya, sama persis dengan milik Jeongwoo karna mereka membelinya saat ada potongan harga untuk pembelian dua buah jaket. "Ayo buruan jalan, entar telat."

"Bentar." Jeongwoo kembali melirik ke arah kucing liar tersebut dan mengelus pucuk kepalanya lembut. "Nanti kalo kita ketemu lagi, gue bawain makanan."

Setelah itu, Jeongwoo bergegas menuju motornya yang terparkir di sebelah motor Haruto. Keduanya memakai helm terlebih dahulu untuk menjaga keamanan selama berkendara, kemudian menyalakan mesin, lalu bersiap dan melesat pergi dalam waktu bersamaan dengan kecepatan cukup tinggi.

Balapan antara Haruto dan Jeongwoo pun dimulai.

••••

Seperti ucapan Jihoon semalam, hari ini ia akan mengajak Hyunsuk menemui Jaehyuk untuk meminta maaf secara langsung. Tak hanya Hyunsuk, Jihoon juga akan meminta maaf. Karna jujur, ia juga merasa bersalah.

Awalnya Jihoon berniat mengajak Hyunsuk saja. Tapi Hyunsuk justru meminta semua orang untuk datang ke rumah Jaehyuk malam ini, kenapa malam? agar para anak sekolah juga bisa ikut hadir.

Hyunsuk ingin mereka semua meminta maaf, tanpa terkecuali. Karna semuanya sempat mencurigai dan menjauhi Jaehyuk karna tuduhan yang belum jelas kebenarannya. Maka dari itu, ia ingin semua bisa datang.

"Ngapain ke rumah Jaehyuk?" Junkyu nampak bingung.

Junkyu baru tiba di rumah Jihoon setelah temannya itu menyuruh untuk datang. Seperti biasa, Junkyu sebenarnya malas, tapi tetap datang karna Jihoon terus memaksa, bahkan mengancam akan menendang pintu rumah Junkyu dan menyeretnya keluar apabila tak datang.

Ketika sampai di rumah Jihoon, Junkyu mendapati Hyunsuk di sana, dan kedua teman tertuanya itu langsung mengajaknya pergi ke rumah Jaehyuk sekarang juga.

Ya, sebenarnya alasan Jihoon menyuruh Junkyu datang adalah untuk mengajaknya pergi bersama ke rumah Jaehyuk.

"Minta maaf sama dia." Jihoon memberitahu alasan kedatangan mereka ke rumah Jaehyuk malam ini.

"Buat apa minta maaf?"

"Kita udah nuduh dia tanpa bukti yang jelas, dan itu salah," jelas Hyunsuk.

"Tanpa bukti yang jelas gimana? Semua tuduhan kita punya alasan yang jelas dan masuk akal kok."

"Tapi itu belum tentu bener, jadi seharusnya kita nggak nuduh Jaehyuk sampe segitunya," ucap Jihoon, seolah membela Jaehyuk.

"Perasaan kemarin kalian udah pada yakin kalo Jaehyuk pelakunya, kenapa sekarang tiba-tiba gini?" Junkyu nampak bingung karna Hyunsuk dan Jihoon dapat berubah pikiran dalam waktu cepat. "Kehasut omongan Asahi?"

"Kehasut gimana? Omongan Asahi bener, Jun."

"Bener apanya, Bang? Dia itu lagi berusaha ngebela temennya, biar dia juga aman."

Hyunsuk mengernyit. "Maksud lo?"

"Kalo Jaehyuk ketauan, dia juga bakal ketauan. Gue yakin kalo Jaehyuk sama Asahi tuh kerja sama untuk ngebunuh dua temen kita."

"Lo sadar nggak kalo lo udah nuduh orang tanpa bukti?" Bukannya percaya, Hyunsuk justru nampak tak sepemikiran dengan Junkyu.

"Gue bakal cari buktinya."

Setelah itu, Junkyu bangkit berdiri dari sofa dan melangkah pergi, meninggalkan Hyunsuk dan Jihoon begitu saja tanpa peduli pada panggilan dari kedua sahabatnya agar ia kembali.

••••

Setelah mendapat pesan dari Hyunsuk untuk segera datang ke rumah Jaehyuk, Yoshi bergegas pergi dengan rasa penasaran, karna Hyunsuk tak memberitahu tujuan dari kedatangan mereka ke rumah Jaehyuk malam ini.

Apa Hyunsuk ingin menunjukan sebuah bukti baru yang akan semakin memojokan Jaehyuk? Entahlah.

"Bang Hyunsuk sama Bang Jihoon nyuruh kita ke rumah Bang Jaehyuk buat apa sih?" tanya Haruto yang berjalan tepat di samping Yoshi.

Saat Yoshi mendapat pesan dari Hyunsuk untuk segera datang ke rumah Jaehyuk, Haruto juga mendapat pesan yang sama dari Jihoon. Jadi kedua pemuda berdarah Jepang itu bergegas pergi dengan penuh rasa penasaran. Kebetulan, sejak tadi Haruto memang sedang berada di rumah Yoshi untuk meminta bantuan mengerjakan tugas matematika.

"Nggak tau," jawab Yoshi, karna memang ia tak diberitahu. "Mungkin Bang Hyunsuk sama Jihoon nemuin bukti baru yang memperkuat dugaan kalo Jaehyuk pelakunya."

Haruto mengangguk-angguk, ia juga memikirkan hal yang sama seperti Yoshi.

"Bang," panggil Haruto, membuat Yoshi menoleh dan menatapnya penuh tanya. "Lo percaya kalo Bang Jaehyuk pelakunya?"

"Maksudnya?" Yoshi nampak tak mengerti.

"Lo percaya sama semua dugaan yang ada kalo Bang Jaehyuk pelakunya?" Haruto mengulangi pertanyaannya dengan lebih jelas, agar Yoshi dapat paham.

"Percaya," jawab Yoshi tanpa pikir panjang. "Semuanya masuk akal."

"Tapi gue nggak terlalu percaya."

Yoshi mengernyit. "Kenapa?"

"Pelakunya itu pasti orang yang pinter, Bang."

"Jaehyuk juga pinter."

"Iya, gue tau. Tapi gue yakin pelakunya bener-bener orang yang pinter, jadi kayaknya nggak segampang itu buat ketauan. Iya, kan?"

Yoshi diam untuk mencerna ucapan Haruto, lalu mengangguk beberapa kali.

"Bener juga." Yoshi terlihat mulai setuju dengan ucapan Haruto. "Tapi, kenapa kalimat lo kesannya kayak nggak mau pelaku sebenernya cepet terungkap, ya?"

"Nggak gitu." Haruto membantah, sadar jika Yoshi malah menangkap maksud lain dari ucapannya. "Gue cuma nggak percaya aja, itu kan pemikiran gue doang. Belum tentu bener juga."

Yoshi tertawa pelan, merasa lucu ketika melihat Haruto nampak panik karna kalimatnya. Lelaki itu terlihat seperti orang yang baru ketahuan melakukan kesalahan, karna reaksinya sedikit berlebihan.

"Iya, santai. Gue bercanda doang kok." Yoshi mengacak pucuk kepala Haruto sekilas, masih gemas dengan wajah panik yang tadi ditunjukkan oleh teman rasa adiknya itu. "Kita liat aja nanti."

Continue Reading

You'll Also Like

116K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
829K 183K 41
Tiba-tiba saja gadis itu menghilang. [2019] > Bukan kisah nyata.
26K 5.9K 24
Tiba-tiba di kota terpencil koneksi internet terputus. Siapa sangka tidak tersambung ke internet berakhir dengan kekacauan dunia. Genre : scifi-horr...
72K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...