Pesawat Kertas

By mentarisendja_

15.5K 9.6K 9.9K

Dia adalah rintik rindu dari kisah yang belum usai. Start : April 2021 Rank: 1 #cintamonyet (3... More

#2 Aneh
#3 Followers
#4 : Senja hari ini
#5 Hama
#6 Obsesi
#7 tidur siang berjamaah
#8 Cuek?
#9 Unknown number
# 10 Bayangmu
# 11 spy
#12 Misterius
#13 Gundah
#14 orang yang sama
#15 Ayo mabar!
#16 30 days
#17 I'm broken
#18 Antara dia dan dia
#19 Teman?
#20 Teka-teki
#21 Kerja kelompok extra
#22 Siapa?
#23 You broke my heart
#24 Space
#25 Luka itu sakit
#26 Sorry
#27 : Menjauh
28 : Mission
#29: NIGHTMARE
#30 : That's crime
#31 : Mencari Dalang
#32 : Retak
#33 : Dalang dari dalang
#34: Ribuan maaf
#35: Kamu, hujan dan rindu

1. Goodlooking?

1.8K 594 1.4K
By mentarisendja_

Menilai seseorang tidak bisa hanya melalui penampilan karena penampilan tidak mewakili segalanya. Namun banyak diantara mereka yang membenci tanpa mau tahu bagaimana seseorang itu.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

"Rindu tungguin...!" ujar Nanda sambil berlari mengejar Rindu, sahabatnya.

Gadis yang namanya disebut pun berhenti. Namanya Rindu gadis cantik yang namanya kondang seantero sekolah berkat prestasinya. Selain itu, parasnya yang cantik membuat kaum adam menggilainya. Namun, sangat disayangkan, sikapnya yang dingin dan cuek membuat mereka semua salah menilainya.

"Huh..." Nanda berhenti tepat di samping Rindu, mengatur napasnya yang tersenggal-senggal akibat mengejar langkah sahabatnya yang kelewat cepat. "Lo...jalan cepet banget..sarapan apa lo tadi pagi?"

"Nasi."

"Gue tau lo makannya nasi bukan tanah," Ujar Nanda disertai dengusan kecil. "Oh ya, lo udah bikin tugas dari Bu Lintang belum?"

"Emang ada tugas?" Tanya Rindu dengan ragu. Sungguh ia lupa, tapi mengingat bahwa ia selalu mengerjakan tugas sepulang sekolah membuatnya harus segera memeriksanya barangkali ia memang belum mengerjakan.

"Belum? Eh tumben banget lo biasanya kan-" Nanda membulatkan matanya. "Rin!"

Rindu langsung berjalan meninggalkan Nanda tanpa menunggu lanjutan dari Nanda. Sungguh, mendengarkan ocehan sahabatnya itu bukanlah hal yang menarik. Lebih baik ia segera memeriksa bukunya sebelum bel masuk berdering.

"Lah kok gue ditinggal? kebiasaan banget, dasar kutub!" ujar Nanda sambil merapikan rambutnya yang bertebaran.

"Gue denger!" teriak Rindu yang sudah berjalan beberapa meter darinya.

'Mampus!' batin Nanda lalu kembali berlari mengejar sahabatnya.

***

Bel istirahat berdering, membangunkan semangat siswa maupun siswi untuk menuju kantin. Kelas 11 IPA 1, telah kosong sebagian karena sebagian penghuninya sedang mengisi perut mereka yang kelaparan. Namun berbeda dengan tiga gadis yang duduk santai sambil bercengkerama.

"Kuy kantin!" Ujar Nanda setelah menyimpan handphonenya kedalam tas.

"Males."

"Bosen gue dengernya, sama gue aja yuk."

"Lo beneran nggak mau Rin?" Tanya Nanda yang hanya dibalas deheman oleh Rindu.

"Mau nitip?" kali ini Diba yang bertanya dan dijawab gelengan oleh Rindu.

Keduanya menghela napas, mereka hapal betul tabiat Rindu yang tidak suka dengan tempat ramai. Rindu memang sangat anti dengan yang namanya keramaian. Tapi jika dibilang anti sosial, tidak juga karna meskipun ia pendiam dan tidak menyukai keramaian ia cukup dekat dengan teman-teman sekelasnya.

Rindu merasa risih karena setiap kali ia berjalan di koridor selalu saja ada yang membicarakannya dan menatapnya. Ini bukan hal baru untuknya, hampir selama dua tahun ia bersekolah di sini dan hal itulah yang terkadang membuatnya muak. Beruntungnya gadis itu selalu pandai menetralkan ekspresinya. Sesekali ia menatap tajam pada siswi yang tengah membicarakannya, hanya itu karna ia tak mau membuat dirinya repot hanya untuk mengurusi mulut mereka. Selebihnya ia hanya menebalkan muka serta menulikan telinganya. Pernah sekali ia mendengar apa yang dibicarakan oleh beberapa siswi sat ia hendak ke kelasnya. Mereka mengatakan bahwa Rindu adalah gadis yang sombong, angkuh, songong dan sebagainya. Tapi Rindu sama sekali tidak menanggapinya, toh mereka juga tidak tahu apa-apa tentangnya.

Namun tidak dengan Nanda dan Diba yang secara sukarela membalas perkataan mereka jika mereka berlebihan. Dan saat itulah Rindu harus bersiap melerai sahabatnya tanpa mau ikut beradu mulut. Padahal selama mereka tidak berlebihan ataupun secara terang-terangan melontarkan kalimat pedas pada dirinya, ia masih bisa toleransi. Meskipun begitu ia tetap bersikap baik selama di sekolah.

Atau barangkali Rindu masih trauma dengan kejadian waktu itu dikantin. Ya saat mereka masih duduk di kelas 10.

Seorang cowok dengan tubuh tinggi semampai menabrak Rindu yang saat itu hendak kembali ke meja kantin, membuat piring yang ia bawa pecah dan makanan yang baru ia pesan pun terbuang sia-sia. Namun alih-alih meminta maaf cowok yang notabene kakak kelas itu malah menatapnya dingin seolah tak bersalah.

"Lo jalan pake-"

"Mata?" potong Rindu dengan tampang datar miliknya.

"Itu lo tau ke-"

"Gue jalan pake kaki."

"Aneh."

"Udah?" ujar Rindu lalu meninggalkan cowok tadi, membuat Nanda dan Diba pun meninggalkan kantin dengan langkah lebar-lebar menyusul Rindu. Sedangkan Rindu, cewek itu tak mau ambil pusing dengan cowok yang menabraknya tadi. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan seragamnya yang terkena saos batagor.

Rindu mengalihkan pandangannya ke jendela, tepat dibawah sana cowok yang baru saja mampir diingatannya itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Rindu berdecak sebal menatap cowok itu. Mengapa cowok itu banyak dikagumi para siswi dan guru? Dan mengapa juga cowok itu menjadi pusat perhatian para siswi di sekolahnya? Padahal sikapnya sangat annoying dan tidak berwibawa sama sekali.

"Oy! Ngalamun aja," ujar Diba yang telah mengambil posisi duduk disamping Rindu namun tak membuat Rindu mengalihkan pandangannya.

"Lo masih trauma waktu itu ya?"

"B aja."

"Alah lo sekarang jadi suka ya sama kak Daniel, eh lo tau nggak?"

"Nggak."

"Gue belum selesai, jadi yang nabrak lo dikantin itu namanya kak Daniel gila nggak sih cowok seganteng dan sekeren dia masa jomblo."

Rindu memutar bola matanya malas, entah sudah beberapa kalinya Diba mengatakannya hingga ia sudah hapal yang endingnya menjodohkan dirinya dan si Daniel itu. Diba sudah termakan pesona kakak kelas menyebalkan itu menurut Rindu. Sebenarnya Rindu sudah kenal dengan Daniel namun hanya sekedar nama. Yah berkat ketenaran cowok itu disekolah. Ia akui Daniel memang tampan tapi tetap saja kalah dengan oppa tampan yang sering ia lihat didrama Korea.

"Gue heran aja kenapa cowok kayak dia banyak dikagumi sama cewek-cewek," ujar Rindu yang semakin mendekatkan wajahnya pada jendela. Hal itu juga dilakukan oleh kedua sahabatnya.

"Elah Rin, dia kan ganteng udah gitu berprestasi jadi wajar aja menurut gue kalo banyak yang kagum sama dia," Ujar Diba tanpa mengalihkan tatapan matanya pada keenam cowok yang kini tengah duduk di tepi lapangan dengan handphone ditangan masing-masing.

Ya Daniel memang menarik. Tampan dan berprestasi di bidang akademik terutama masalah hitung-menghitung. Tak jarang cowok itu sering menjadi pusat perhatian. Begitu juga dengan Rindu yang cantik juga berbakat. Mereka seringkali dibuat kagum dengan lukisan Rindu.

"Kayak lo aja Rin, Lo cantik juga berprestasi ditambah lagi lo berdarah campuran Indo-Australia yang langka banget di sekolah kita. Jadi secara nggak langsung lo menarik atensi mereka."

"Beda Nan, gue sering denger cewek-cewek muji Daniel, lah kalo gue malah diomongin yang enggak-enggak."

"Rin mereka itu cuma iri sama apa yang lo punya."

Rindu terdiam, mencerna kata-kata yang terlontar dari Nanda. Apa yang membuat mereka iri padanya. Apa karena goodlooking, ya mungkin itu salah satunya. Memang tak sedikit yang mengatakan bahwa dirinya cantik, walaupun begitu ia tak pernah merasa bahwa dirinya yang paling cantik. Di atas langit masih ada langit kan?

Terlepas dari penampilannya yang bisa dibilang goodlooking. Apa mereka akan tetap bersikap seperti itu pada dirinya, seandainya mereka tahu masa lalu kelamnya yang ia tutup rapat-rapat. Atau ia akan mendapat tatapan penuh kasihan?

"Apa pun itu Rin, Lo emang cocok sama Daniel. Kalo kalian bersanding skorenya sama. Lo cantik dan Daniel gan-"

"Diem, atau nama lo gue ganti jadi gibah?" ujar Rindu yang mengundang tawa teman-teman sekelasnya.

***

Hari senin memang identik dengan kata menjengkelkan bagi siapa saja, termasuk bagi siswa siswi SMA NUSANTARA. Kegiatan upacara yang menuntut mereka untuk berangkat lebih awal dan merelakan tubuhnya terpapar sinar matahari selama kurang lebih satu jam. Berdiri dan menuruti perintah inspektur upacara juga sangat membosankan.

Setelah mengikuti upacara bendera yang cukup membuat murid SMA NUSANTARA merasakan lelah mereka diberi waktu untuk istirahat selama lima belas menit. Waktu singkat itu mereka gunakan untuk istirahat maupun meneduh di kantin sambil mengusir dahaga.

"Btw ya, ada murid baru disini," ujar Diba dengan semangatnya.

"Serius lo siapa?" tanya Nanda yang tak kalah keponya.

Sedangkan Rindu cewek itu hanya diam. Jika sudah membicarakan perihal mahluk yang berjenis kelamin laki-laki, Diba dan Nanda tak pernah ada habisnya. Mereka akan mencari akun instagram orang yang dibicarakan sampai ketemu bahkan sampai asal usul keluarga orang yang dicarinya. Maka dari itu Diba mendapat julukan 'true stalker' oleh teman-teman lainnya.

"Cowok ganteng banget tapi kayaknya masih gantengan Daniel, ya nggak Rin?" Goda Diba sambil menaik-turunkan alisnya.

Rindu hanya menatap Diba dengan tatapan datar. Heran dengan sahabatnya yang satu ini, mengapa cepat sekali mendapatkan informasi. Ia curiga bahwa admin pemegang akun instagram gosip SMA Nusantara adalah Diba.

"Gue gak nanya ganteng apa nggak, gue nanyanya siapa namanya terus masuk kelas mana?"

"Gtw yang penting dia ganteng bisa kali ya dijadiin calon."

"Mimpi lo, ya kan Rin?" Ujar Nanda beralih bertanya pada Rindu.

Rindu yang sedari tadi tidak selera mengikuti obrolan sahabatnya ini hanya menonton saja. "Hm," sahut Rindu untuk menjawab pertanyaan Nanda.

"Namanya juga usaha."

"Liat cogan dikit aja kayak cacing kepanasan," cibir Nanda.

"Biarin lah dari pada lo nggak punya niatan sekali buat deketin cowok."

"Mon maap, gue normal."

"Atau lo gamon sama Bimo?"

"Ih ngeselin banget ya lo!"

"Lah benerkan?"

"Brisik lo berdua!" Ujar Rindu yang sedari tadi hanya menyaksikan obrolan receh sahabatnya. Jika tidak seperti ini mustahil mereka akan berhenti beradu argumen dan hal itu berpotensi buruk pada moodnya hari ini. Nanda dan Diba pun terdiam, Rindu selalu berhasil menghentikan cek-cok mereka karna Rindu tidak menyukai kebisingan.



***

Holaaa....! Gimana suka nggak? Eits baru awal ya.. jangan lupa vote and coment. Luv u😘

Continue Reading

You'll Also Like

198K 9.2K 35
Kebenaran yang menyedihkan adalah, begitu banyak orang jatuh cinta dan tidak bersama-sama. Dan begitu banyak orang bersama-sama tapi tidak saling men...
2.2M 80.4K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
2.9K 1.4K 26
Teenfiction Humor [Part lengkap versi Wattpad] [Telah terbit versi cetak yang lebih lengkap] Mewakili isi hati pemirsa, yang wajahnya remaja tapi pin...
1.1K 191 55
"Sejak awal seharusnya kita sadar, bahwa kita hanya dipertemukan, bukan untuk dipersatukan, apalagi untuk selamanya." - Camaraderie ●●● Berawal dari...