King of the Cruelty

By ShinyAlph

742K 124K 10.8K

(Fantasy - Romance) Afsheen mendapat pesan dari unknown email yang berisi sebuah link. Karena penasaran, ia m... More

P R O L O G U E
I. Crash
II. Escape
III. Riding
IV. This is real
VI. My Name is Estella
VII. The hand of Keigher
VIII. Dinner
IX. I got played
X. Kidnapping
XI. Mistake
XII. Be Hostage
XIII. Rescue
XIV. Return
XV. Unexpected
XVI. Father
XVII. Home
CAST
XVIII. Same thing
XIX. Intruder
XX. Threat
XXI. Embarrassed
XXII. Bring me!
XXIII. Sheena
XXIV. Obsessive
XXV. Who is the real?
XXVI. Valley
XXVII. Aphrodisiac
XXVIII. Mine
XXIX. Marriage Proposal
XXX. Reason for refusal
XXXI. Miracle
XXXII. Ally
XXXIII. Doubt
XXXIV. When we first met
XXXV. Flashback
XXXVI. Flashback (2)
XXXVII. Attack
XXXVIII. Is It Funny?
XXXIX. Here
XL. Too Late
SPECIAL PART : Past Life
SPECIAL PART : promise of peace
SPECIAL PART : Simulation of living together

V. Prisoner

17.9K 3.2K 170
By ShinyAlph

Afsheen menatap kosong dinding kayu dari kereta yang dia tempati. Dia baru bangun beberapa menit lalu namun otaknya belum mau bekerja. Ketika ingatan mengenai kejadian sebelumnya merasuki otaknya, tanpa sadar Afsheen menatap jari telunjuknya. Dia mengelus luka goresan yang telah mengering, kemudian menghela napas.

Pandangannya berpedar, mengamati kereta ini baik-baik. Mengetahui dia ditempatkan di kereta barang, Afsheen berwajah muram. Di kereta ini tidak ada kursi, jadi dia hanya bisa duduk di lantainya saja bersama beberapa kotak kayu. Menundukkan kepala, ia baru menyadari bahwa kedua tangannya terikat erat.

Jidat Afsheen menabrak kotak kayu yang berada di depannya tatkala kereta terhuyun-huyun sejenak sewaktu melewati bebatuan. Gadis itu meringis kesakitan, kemudian merasa jidatnya berdenyut. Ia menggosok dahinya pelan, menyandarkan kepala pada dinding kayu kereta di belakangnya sambil memejamkan mata.

Ia tidak tahu sudah berapa lama ia tertidur. Melihat cahaya yang mengintip dibalik cela dinding kayu, sepertinya saat ini sekitar siang hari. Dan yang terpenting daripada dia ditangkap adalah perutnya kelaparan. Afsheen mendengkus lembut, menyentuh perutnya dengan prihatin dan berharap Kaisar itu tidak akan begitu bengis membiarkannya mati kelaparan.

Beberapa jam meratapi nasib, kereta tersebut berhenti. Mata Afsheen langsung terbuka lebar, telinganya segera mendengar kebisingan di luar sana. Ketika pintu kereta di sampingnya berderit, Afsheen membasahi bibirnya dan sedikit menyipit begitu cahaya matahari yang menyengat memasuki penglihatan.

Dua prajurit berdiri tegak di depan pintu kereta yang terbuka. Prajurit-prajurit itu menatap perempuan yang terlihat linglung, lalu salah satu di antaranya bersuara, "Keluar."

Bibir Afsheen mengerut dan segera turun dari kereta. Tubuhnya sedikit lemah, dia pikir mungkin karena lapar. Dia jadi teringat Bunda-nya yang selalu mengingatkan untuk makan. Dulu dia selalu lupa makan, jika ingat pun makanannya selalu take away. Dia jadi sadar betapa pentingnya makanan untuk saat ini.

"Bisakah kalian melepaskan tali ini?" Asfheen mengangkat kedua tangannya yang terikat. "Aku gadis yang lemah dan tidak berdaya. Tidak mungkin untukku melarikan diri."

Dua prajurit itu saling bersitatap. Salah satu di antaranya mengangguk lalu memotong tali yang mengikat tangan Afsheen menggunakan pedang. Ketika tangannya bebas, gadis itu langsung mengusap pergelangannya yang berwarna keunguan.

"Ayo pergi." Prajurit tersebut mengedikkan dagu ke depan, menyuruh Afsheen segera berjalan. Tidak melakukan perlawanan yang akan menjadi sia-sia, Afsheen melangkah mengikuti prajurit tersebut. Sambil melangkah ia menyempatkan diri menoleh ke belakang, lalu matanya mendapati sosok pria berdiri membelakanginya, nampak sedang berbicara dengan orang lain.

Afsheen sontak mencibir, tetapi hanya berani dalam hati. "Dasar orang cabul, neurosis, psikopat, tiran, tukang bully!"

Setelah ditelaah dengan baik saat dia masih berada di kereta, kemungkinan besar dia disandera adalah karena bersikap tidak hormat pada kaisar jahat itu. Bagaimanapun Keigher begitu mulia dan ditakuti, dia memiliki arogansi dan harga diri yang kuat dalam di dirinya. Gadis yang melawan sang kaisar sepertinya tentu saja harus ditangkap dan dibunuh.

Kedua prajurit itu membawa Afsheen ke penjara bawah tanah, menempatkannya di sel pojok yang kosong, lalu pergi. Dia menatap arah kepergian prajurit tersebut dengan tatapan tidak percaya. Padahal dia hendak meminta makanan, tetapi sebelum membuka mulut mereka langsung pergi tanpa beban.

Mengembuskan napas lelah, dengan gontai Afsheen melangkah mendekati kasur kecil di sudut. Begitu bokongnya menduduki kasur tersebut, wajahnya langsung cemberut. Ternyata bukan kasur, melainkan hanya berupa batu persegi yang keras dialasi kain. Afsheen duduk bersila di atas batu tersebut sambil merenung kapan jam makan tiba.

Beberapa saat kemudian terdengar derap langkah. Seorang prajurit membuka sel sambil membawa nampan besi dan meletakkannya di dalam sebelum kembali keluar. Afsheen mendekat, mengambil nampan tersebut dan kembali duduk di kursi batunya.

Melihat hidangan di atas nampan, Afsheen tidak ragu berkomentar, "Sangat pelit!" Nampan tersebut hanya berisi sebuah roti dan segelas air dingin. Ketika menggigit roti tersebut, mulut Afsheen tercengang. Dia segera menjauhkan nampan serta roti itu jauh darinya dan tidak bisa menahan kesal, "Benar-benar tidak manusiawi! Mereka ingin aku makan roti sekeras batu? Mereka gila?"

Afsheen mengacak rambutnya, lalu membenamkan kepala pada kedua kakinya yang tertekuk. "Aku ingin pulang... Bunda, tolong cari anak tercantikmu ini!" suaranya bergema di sel tersebut.

Mendengar derit besi, kepala gadis itu sontak terangkat. Dia menatap dua prajurit yang memasuki selnya. Mengamati orang-orang itu, Afsheen sedikit terkejut. "Ada apa dengan wajah kalian?"

Kedua prajurit itu saling melirik, lalu satu di antaranya maju dan menyodorkan sebuah wadah kecil. "Oleskan obat ini pada tangan dan keningmu. Gadis-gadis tidak boleh mempunyai bekas luka."

Alis Afsheen terangkat. Walau sedikit aneh, dia mengambilnya. "Baiklah, terima kasih."

Prajurit lainnya melangkah maju dan menyodorkan sebuah nampan. "Roti sebelumnya sangat keras dan tidak cocok untuk perempuan, jadi makanlah ini."

Afsheen semakin bingung dengan kejadian ini. Dia mengambil nampan itu dan ragu-ragu melihat semangkuk bubur putih dengan topping daging cincang, sebuah apel dan susu hangat.

Seakan bisa membaca isi pikiran Afsheen, prajurit itu segera mengatakan, "Nona bisa memakannya. Tahanan Kaisar tidak akan diberi racun."

"Oh, baiklah." Afsheen sedikit lega. Dia memakan bubur itu satu sendok kemudian tersentak. Buburnya sangat lezat. "Apakah tahanan Kaisar diberi makan seperti ini? Menyenangkan sekali."

Ekspresi kedua prajurit itu langsung berubah mendengar kalimat akhir Afsheen. "Apa yang menyenangkan?"

Afsheen yang sedang bahagia menyendokkan bubur ke dalam mulutnya mendongak dengan matanya berbinar. "Di sini makanannya sangat enak dan gratis, mungkin lebih baik daripada restoran di luar. Tahanan Kaisar tidak perlu repot memikirkan kelangsungan hidupnya."

Kedua prajurit itu menahan ekspresi ngeri mendengar celotehan gadis itu. "Ya, tentu saja. Karena tahanan Kaisar akan mati hari berikutnya."

"Uhuk, uhuk." Afsheen terbatuk keras karena tersedak. Dengan cepat dia meneguk susu hangat lalu mengelus dadanya yang terasa sesak. Dengan mata memerah, dia memikirkan apa yang akan terjadi esok.

"Nikmati waktu Nona. Kami akan pergi sekarang." Dengan begitu kedua prajurit tersebut keluar dan mengunci kembali sel, meninggalkannya di penjaga dingin ini sendirian.

Teringat ekspresi dingin dan kejam Keigher saat menebas kepala Grond tanpa belas kasih, tanpa sadar Afsheen menyentuh lehernya. Dari paparan teks, jelas dikatakan Keigher sering memenggal kepala lawan, pemberontak, serta seseorang yang tidak disukainya.

"Aahhh, Bunda! Anakmu akan menjadi hantu tanpa kepala!!!" Rengek Afsheen sedih.

Kepalanya menunduk menatap sisa bubur, dengan lesu dia kembali memakannya hingga bersih lalu menggigit apel. Dia mendesah dalam hati, lebih baik manjakan perutnya dengan makanan sebelum mati besok.

Ketika malam tiba, keheningan di ruang bawah tanah tersebut lebih intens dibanding sebelumnya. Di pojok sel, Afsheen sudah berbaring meringkuk di atas batu dengan tidur pulas. Sebuah bayangan kemudian menutup cahaya lentera yang remang-remang dari wajah gadis itu dan menatapnya tatapan lekat.

Sedangkan Afsheen yang sedang bermimpi sedang makan makanan lezat tiba-tiba berubah adegan menjadi berlari menghindari sosok hitam yang mengejarnya dari belakang. Dalam tidur, tubuh Afsheen menggigil. Mimpi yang mengerikan.

January 30, 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 74.8K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
998K 107K 63
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀ...
193K 21.4K 24
NOT BXB!! NOH UDAH PAKE CAPSLOCK, BIAR KELIATAN. Ardi si CEO, Yudha si remaja narsis, dan Ozan si pencuri, tiga orang yang mengalami kejadian di luar...
236K 5K 77
~ Novel Terjemahan ~ Cara paling kejam untuk menjatuhkan musuh adalah dengan membuat mereka jatuh cinta. "Sally, kamu wangi sekali." Kapten Leon Wins...