Chapter 47 | Mission And Hurt

88 19 4
                                    

Dengerin lagu dimulmed waktu part akhirnya deh.

***

KENING Karin berkerut mendengar perkataan Cheryl. "Maksud lo?"

Cheryl menghela napas sejenak. "Lo sama Raffa udah lama bareng-bareng, bahkan sebelum lo kenal sama gue, kan?" tanyanya yang dibalas anggukan pelan. "Lo mungkin Cuma bosen."

Karin terdiam. Mencoba mencerna perkataan Cheryl.

"Kalo pun lo emang udah hilang rasa, jangan kembali. Jangan kembali pada seseorang jika bukan karena cinta. Gak enak rasanya kalo menjalin hubungan hanya karena kasihan. Cinta, kasih sayang, dan kasihan emang perasaan. Tapi tau kan rasanya kalo cinta dan kasihan itu beda?"

Entah kenapa Cheryl mengatakan hal itu. semenjak ia mengatakan masa lalunya, pikiran tentang Fajar yang hanya mengasihaninya menggelayuti pikirannya terus. Ia takut jika apa yang dikhawatirkannya menjadi sebuah kenyataan.

"Kenapa lo malah ngomong gitu?" tanya Karin yang aneh dengan Cheryl. Tak biasanya Cheryl bersikap seperti itu. kata-katanya membuatnya berpikir, tetapi seperti terlalu terasa nyata.

"Gu-"

"LO GILA, YA!"

Teriakan itu memotong perkataan Cheryl. Membuat kedua gadis itu mematung. Dengan secepat kilat, keduanya langsung menghampiri Fajar dan Gilang yang berada di dapur.

Fajar dan Gilang terperanjat ketika Cheryl dan Karin sudah berada di dapur dengan wajah kagetnya.

"Kalian kenapa, sih?" tanya Karin dengan napas khas orang kaget.

"Hah? Eemmm... anu itu si Fajar... eeuuu... nginjak... kaki gue!" jawab Gilang.

Cheryl dan Karin mengerutkan keningnya mendengar jawaban Gilang. Masa hanya diinjak kakinya, Gilang sampe berteriak keras seperti itu?

"Kalian balik lagi aja, gue masih ada yang mau diomongin sama Gilang. Gak lama," ujar Fajar.

Keduanya hanya mengangguk pelan dan membalikkan tumit mereka, berjalan menjauh. Walau Cheryl merasakan ada yang aneh.

***

Wajar saja, kan, jika seorang gadis yang punya pacar curiga kepada kekasihnya sendiri? Itu yang sekarang Cheryl rasakan dengan perubahan Fajar. Laki-laki itu sedari tadi hanya diam sambil memandangi rumput tanpa ada niatan untuk memulai pembicaraan. Memang Fajar sebelumnya selalu diam, tidak banyak bicara. Itu yang membuat perubahannya tidak terlalu kentara.

Mereka sekarang tengah berada di sebuah pendopo belakang sekolah yang tampak sepi. Hanya beberapa orang yang ada di sana dengan niatan mencari ketenangan.

"Jar?"

Fajar tak menjawab.

Cheryl jadi gemas sendiri. "Jar?!"

"Hah? Apa?" tanyanya yang seperti orang linglung.

"Lo kenapa, sih?"

"Kenapa apanya?"

"Lo... agak aneh," jujur Cheryl.

"Enggak ada apa-apa."

Cheryl tak menjawab. Ia terdiam sejenak, tampak berpikira menyusun kata yang akan ia ucapkan. "Jar?"

"Kenapa?" tanya Fajar yang sekarang menatap Cheryl.

"Kayaknya buat beberapa minggu ini kita gak bakalan bisa sama-sama dulu," ujar Cheryl.

Fajar mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Gue mau ngurusin dulu buat SNMPTN gue. apalagi bentar lagi bakalan PAS semester 5."

FAJAR √ [REVISI]Where stories live. Discover now