Chapter 8 | Time Together

147 39 13
                                    

CHERYL masih senantiasa memperhatikan Fajar yang tengah membaca dengan fokus dan tidak menyadari jika gadis itu memperhatikannya dengan senyum senang.

"Jar," panggil Cheryl pelan.

Tak ada sahutan. Fajar masih membaca dan sepertinya hanyut dalam kisah yang ia baca.

"Fajar!" teriak Cheryl yang merasa dirinya diacuhkan. Walau sebenarnya Cheryl memang sering diacuhkan oleh laki-laki itu.

Fajar mengangkat kepalanya dari buku dan menoleh pada Cheryl dengan wajah datarnya. Ia tampak manis dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Fokus amat bacanya," cibir Cheryl.

"Lo mau apa sih sebenernya? Tadi lo bilang suruh baca, terus sekarang ngomong fokus amat bacanya."

"Ya, gak jadi deh!" pekik Cheryl kesal. Fajar benar-benar tak peka.

Fajar kembali melanjutkan membacanya, dan itu semakin membuat Cheryl semakin mengerucutkan bibirnya. Ia tadi hanya ingin membuat Fajar memakai kacamatanya, tapi malah membuatnya diacuhkan yang menjadi-jadi.

Dan tak sengaja, mata Cheryl melihat sebuah gitar di sudut gazebo belakang Fajar. "Lo bisa main gitar?" tanyanya.

Fajar berdeham sebagai jawaban.

Cheryl seketika mengerutkan keningnya. Ia teringat sesuatu.

"Eh, lo liat status whatsapp-nya si Raffa gak?" tanya Karin yang nampak antusias.

"Yang mana?"

"Itu yang dia lagi nyanyi," jawab Karin sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Oh yang nyanyi pake gitar itu?" tebak Cheryl.

"Yoi," Karin mengangguk dengan penuh semangat.

"Terus?"

"Lo gak sadar kalo orang yang nyanyi bareng Raffa itu si Fajar?"

"Hah?" Cheryl langsung terperanjat dan menghentikan kegiatan menulisnya. "Seriusan lo?"

"Ngapain gue boong, sih?"

"Fajar yang main gitar?" tanya Cheryl, penasaran.

"Bukanlah, dia belum bisa main gitar," jawab Karin.

"Tau dari mna lo?"

Karin mendesis. "Helooo?" ia menggerakkan tangannya di depan Cheryl. "Gue pacarnya Raffa, dan si Raffa sahabatnya Fajar." Sungutnya merasa jika Cheryl meragukan informasi yang dia dapat.

Cheryl mencibir. "Mentang-mentang udah kenal lama."

"Bukan gitu, sayangku," sahut Karin dengan nada manisnya yang mampu membuatnya ingin muntah. "Lo kayak yang meragukan gue sebagai informan gitu."

Cheryl memutar bola matanya. "Iya, lo informan ter-the best."

"Lagian kalo lo tau Fajar bisa main gitar biar apa? Biar bisa duel bareng lo?"

"Duel gimana? Gue bisanya satu lagu, dodol!"

"Gak papa, yang lo bisa lagu romantis," cengir Karin.

Percakapan saat Cheryl dan Karin terngiang dipikirannya. Detik selanjutnya, Fajar malah bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke dalam rumah.

"Lho? Lo mau kemana?" tanya Cheryl dengan cepat.

"Bawa laptop," jawabnya tanpa menoleh.

Cheryl mendesis. "Minta izin dulu, kek. Pamit gitu," gerutunya. Ia kemudian melirik lagi gitar yang ada di pojok gazebo dan tersenyum. Ia meraihnya dan memposisikan gitar itu untuk memainkannya. Ia memang tidak jago dalam hal main gitar atau alat musik lain, tetapi ia pernah belajar bermain aat musik bersama dengan seseorang di masa lalunya.

FAJAR √ [REVISI]Where stories live. Discover now