Chapter 34 | New Years (Come Back)

100 21 4
                                    

CHERYL tersenyum ketika kakinya menginjak halaman sekolahnya. Sekian lama ia menunggu, akhirnya ia dapat bersekolah lagi. Ah, ia jadi sebal sendiri karena kejadian yang membuatnya dulu di skors. Pengen nyumpahin, takut dosa. Pengen ngutuk, takut malah kebalik kutukannya.

"Wow! Senyum semangat amat, Mbak!" Karin muncul dari belakang sambil merangkul Cheryl.

Cheryl meliriknya dengan senyum merekah. "Harus dong."

"Lo kelamaan di rumah Nenek lo, bikin acara musim panas gue berantakan lo," dumel Karin.

"Musim panas apaan? Lo pikir sekolah di luar negeri ada liburan musim panas?"

Karin mendesis. "Maksud gue, liburan semester, Cheryl. Lo pinternya masalah apaan, sih?" gerutunya.

Cheryl tertawa melihat wajah kesal sahabatnya itu. sudah lama mereka tak bertemu karena Cheryl memang pulang kemarin malam. Sengaja, agar Karin mengomel dan mengaku jika rindu.

"Eh, lo gau gak sih? Si Fajar waktu ngambil raport, terus papasan sama gue, mukanya asem banget!" adunya.

"Kenapa?"

"Kayaknya lupa mukanya gak pake kispray," jawab Karin sambil tergelak diikuti Cheryl. Mereka berjalan mencari kelas mereka. Namun, di tengah jalan, langkah mereka terhenti ketika berhadapan dengan seseorang.

"Hai, Ryl, Rin," sapanya sambil tersenyum dan kemudian berlalu.

Cheryl dan Karin yang tadi sedang tertawa, sekarang menjadi tersenyum penuh tanya. Mereka berpandangan dengan bingung.

"Tuh, cewek nyapa kita?" tanya Karin.

"Tumbenan," balas Cheryl yang heran.

"Ada yang aneh, seriusan." Karin masih tampak tidak bisa mengerti ketika orang yang jarang bahkan tidak pernah menyapa mereka tiba-tiba tiada angin tiada hujan seakan sok akrab. "Kayaknya bakalan ada badai, deh."

"Hush! Lo ngomongnya kemana aja deh."

"Ya, kenapa tiba-tiba salah satu dari 7 kurcaci Snow White tiba-tiba nyapa kita?"

"Eh! Ngomongnya. Bukan kurcaci," bantah Cheryl.

"Yah terus apaan? Mantan si Fajar?"

Ya. Yang menyapa mereka adalah Dewi. Dewi Anjani yang tak lain adalah mantan pacar Fajar.

"Traffic cone, tau, kan?"

Seketika keduanya kembali tertawa. "Body shaming, lo!" ujar Karin masih dengan tawanya.

"Lo juga sama!"

"Lo lebih ngaco, anjir! Apaan traffic cone?" tanya Karin yang tiba-tiba menatap Cheryl tak tahu.

Cheryl menahan tawanya. "Lo gak tau traffic cone?"

Karin menggeleng dengan polosnya yang langsung dibalas gelak tawa Cheryl. "Anjir dodol!"

"Ih! Cheryl seriusan! Traffic cone tuh apa!" rengek Karin.

"Ada google, kan? Cari aja!" jawab Cheryl yang langsung berlalu meninggalkan Karin masih dengan tawa meledeknya.

"Kenapa gue punya temen yang pengetahuannya gak sama aja, sih?"

***

Seorang gadis menarik Cheryl dengan cepat ke sebuah kelas yang sudah ramai. Gadis itu mengajak Cheryl ke sebuah bangku yang berada di barisan ke 2.

"Ngapain lo ngajak ke sini?" tanya Cheryl dengan bingung.

Gadis itu, Tara, nyengir tak berdosa sambil menepuk-nepuk meja. "Lo bangkunya di sini. Gue gak papa kalo denger lo ribut mulu sama si Karin. Yang penting gue bisa nyontek sama lo kalo ada tugas," jawabnya.

FAJAR √ [REVISI]Where stories live. Discover now