Chapter 49 | Misunderstand

75 18 2
                                    

CHERYL bergegas berjalan menuju kelasnya sambil menempelkan ponselnya di telinga kanannya. Setelah yakin telah tersambung dan terdengar sapaan dari ujung sana, ia langsung berbicara, "Ko, lo dimana?" tanyanya.

"Kelas."

"Gu-" omongan Cheryl tertahan dengan langkah kaki yang memelan. Ia melihat pemandangan pagi yang sangat tidak mengenakan. Ia meremas ponselnya melihat Fajar yang tengah mengobrol dengan Dewi. Astaga! Itu laki-laki masih pagi tapi sudah menyebarkan bensin di kepalanya! Sebentar lagi jika ada tindakan yang lebih parah, mungkin itu sama dengan melemparkan api padanya. Dan akhirnya meledak!

"Gak jadi!" ketusnya sambil menutup ponselnya dan menaruhnya di saku seragamnya. Ia berjalan cepat dengan suasana hati yang tidak baik. Sungguh menyesakkan. Kenapa harus begini?

***

"Muka lo asem banget," ledek Karin yang sedari tadi menerima pemandangan raut wajah yang sangat asam.

"Rin," panggil Cheryl dengan lirih.

Merasakan ada yang tidak beres dengan Cheryl, Karin langsung siaga. "Kenapa?"

Cheryl menghela napas sejenak. "Kata orang, kalo orang yang udah pacaran lama terus putus, emang bener ya kemungkinan bakalan balikan lagi itu besar?"

Karin mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Cheryl. Kenapa sahabatnya itu bertanya demikian? Ia sangat yakin ada yang tidak beres dengan hubungannya dan Fajar. "Lo ada masalah apa sama Fajar?" tanyanya.

Cheryl menggeleng pelan. "Gak ada."

"Daripada lo diem-diem bae, mending makan aja, kuy!" ajak Karin dengan semangat sambil berdiri dari duduknya. "Tarik sis!" Ia menarik udara.

"SEMONGKO!"

Cheryl dan Karin seketika kicep mendengar suara yang menyahut. Tara dengan tanpa dosanya mengacungkan tangannya sambil menoleh ke arah Cheryl dan Karin.

"Jin tomang nyahut," ledek Karin dengan wajah yang seperti orang syok.

Tara memasang wajah tersakiti dengan tangan di dada. "Salah Hamba-Mu apa, Ya Allah? Terdzolimi terus sama orang yang solimi," lirihnya dengan nada yang menye-menye.

"Heh! Gue Sholehah!" bantah Karin sambil mengibaskan rambutnya.

"Sholehah pala lo putus!"

Cheryl tergelak. "Karin emang udah putus, kok," ujarnya.

"Hah? Putus apaan?" tanya Tara yang terkejut.

"Putus hubungannya, putus juga urat malunya!"

Cheryl semakin tergelak ditemani suara tawa Tara yang menggelegar. Sedangkan Karin memasang wajah datarnya memandang keduanya. Sialan! Umpatnya dalam hati.

"Oke, deh, lo sekarang malah sekongkol sama si Tara Mandi ini, oke, fine, Ryl," celetuk Karin, pura-pura merajuk.

"Utup-utup-utup, ya udah, ayuk makan," ajak Cheryl dengan wajah gelinya.

Karin manyun. "Cepetan!"

Cheryl beranjak dari duduknya dan langsung berjalan bersama dengan Karin keluar. Entah kenapa, Cheryl malah berjalan ke arah dinding pembatas kelasnya. Padahal, sudah jelas istirahat pasti akan berlalu-lalang para murid.

"Lo kenapa malah nongkrong di sini, sih?" gerutu Karin.

Cheryl seketika terdiam ketika melihat ke arah bawah. Apa tidak cukup tadi pagi Fajar membuatnya cemburu? Sekarang, ia juga melihat Fajar dan Dewi yang sedang duduk di tepi lapang. Di sebuah bangku semen dekat lorong kelas IPA.

FAJAR √ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang