Bab 21. Bersandar

2.7K 560 56
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya.

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Secret

Chapter 21. Bersandar

By : Fuyutsuki Hikari


"Kadang ada fase hidup di mana kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Pilihan yang tersisa hanyalah rasa sakit. Maka manusia belajar memilih mana yang tidak lebih sakit daripada lainnya."

Devania Annesya ― 

.

.

.

Langkah kaki itu terhenti tepat di anak tangga teratas. Wajah wanita terlihat meragu saat kedua obsidiannya menatap keramaian di kejauhan.

Alunan musik tradisional Jepang terdengar, mengalun, mengiringi tiap langkah kedua mempelai menuju altar.

Sejenak suasana berubah hening. Taman berlatar belakang hutan itu menjadi khidmat untuk beberapa waktu saat pendeta membuka suara. Namun, Naruto masih berdiri di tempatnya.

Kaki indah berbalut sepatu berhak sedang itu enggan untuk digerakkan seolah terpaku di tempatnya. Untuk kesekian kali Naruto meraup udara dengan rakus. Paru-parunya terasa kosong.

Sepertinya dia memang sudah gila. Naruto gila karena berani datang ke tempat ini. Bagaimana jika kehadirannya membuat suasana menjadi kacau?

Menatap sendu langit biru yang menaungi, Naruto akhirnya memilih beranjak pergi setelah sebelumnya meninggalkan sebuah kado tanpa nama di meja penerima tamu.

Ramput pirang wanita itu terayun setiap kali Naruto melangkah. Suara sepatunya teredam oleh rumput yang diinjak. Ah, setidaknya ia melihat kebahagiaan itu di wajah Neji. Walau hanya dari jarak jauh, Naruto bisa merasakan jika kakak sepupunya itu bahagia dengan pernikahannya.

Naruto baru saja akan berbelok menuju gedung utama untuk keluar dari komplek villa saat sebuah suara memanggilnya dari kejauhan. Dengan sikap tenang menakjubkan Naruto membalikkan badan. Tangan lentiknya dengan gerakan anggun membuka kacamata hitam yang masih bertengger di atas hidung mancung.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaan itu terdengar sangat menusuk hingga Naruto nyaris memutar kedua bola matanya karena jengah. Wanita muda di hadapannya melipat kadua tangan di depan dada, memasang ekspresi tidak ramah kepada sang lawan bicara.

"Bagaimana kabarmu, Hinata?" Naruto balik bertanya dengan suara ramah. Pengendalian dirinya sangat baik, hingga Hinata berhasil dibuat kesal.

Hinata mengayunkan satu tangan di depan wajah. "Berhenti berbasa-basi!" Ia masih bicara dengan nada tidak ramah. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya. "Kau lupa jika kehadiranmu tidak diterima oleh keluargaku?"

Naruto mengendikkan bahu. Egonya terpancing hingga dengan sinis dia menjawab, "Jika bukan karena undangan Neji, aku tidak akan datang ke tempat ini."

"Neji hanya berbasa-basi, kenapa kau menganggapnya dengan serius?" balas Hinata.

TAMAT - SecretSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang