Chapter 10 : I Miss You

9K 828 62
                                    

Promo harga PDF s/d tanggal 04.04.2022. Discount 20%. Minat DM ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Secret

Chapter 10 : I Miss You

By : Fuyutsuki Hikari



Hanabi bersenandung riang saat kakinya memasukki halaman rumahnya yang bergaya Jepang tradisional. Pertemuannya kembali dengan Naruto membuatnya sangat gembira. Hanabi bahkan tidak ingat kapan dia merasa sebahagia dan selega ini.

"Darimana saja kau?!"

Suara bentakkan itu menghentikan langkahnya, ketika dia berjalan melewati ruang tengah. Hanabi menoleh ke arah belakang, di sana, Hiashi berdiri dengan ekspresi keras, terlihat sangat marah. "Kenapa kau tidak pulang semalam?" tanyanya lagi, tidak kalah keras.

Hanabi menghela napas panjang. Diliriknya Hinata dan Neji yang berdiri di sisi kiri dan kanan Hiashi. Melihat ekspresi tegang keduanya, Hanabi tahu jika ayahnya marah besar saat ini. Benar-benar marah.

"Berani sekali kau pergi tanpa meninggalkan pesan," geram Hiashi sembari menunjuk ke arah Hanabi yang berdiri kaku di tempatnya. "Kau bahkan menginap di luar tanpa seijinku. Sekarang kau sudah berani menentangku?" katanya beruntun. Hiashi tidak bisa menahan emosinya saat ini. Pengalaman di masa lalu membuatnya takut. Dia takut jika sesuatu terjadi pada putri bungsunya. Dia takut jika Hanabi melakukan kesalahan yang sama seperti Hinata. Ketakutan-ketakutan itu menggerogotinya, hingga membuat pria paruh baya itu sangat cemas dan marah.

Memilih kalimat dengan hati-hati, Hanabi pun menjawab. "Maaf, Yah, aku memang bersalah karena pergi dan menginap di luar rumah tanpa ijin Ayah," katanya dengan tenang. "Kemarin aku terlalu gembira hingga lupa memberi kabar, lagipula baterai telepon genggamku habis, Yah."

"Alasan!" raung Hiashi bertambah marah. Pria paruh baya itu sudah separuh jalan untuk menampar Hanabi, namun gerakannya dicegah oleh Neji yang berusaha untuk menenangkannya. "Aku tidak pernah mengajarimu untuk berbohong." Desisnya sembari menepis tangan Neji yang mencengkram pergelangan tangannya.

"Aku tidak berbohong," jawab Hanabi masih dengan nada tenang yang mengagumkan. Dia terdiam untuk beberapa saat, memberi jeda sebelum kembali bicara. "Kemarin aku menginap di rumah Kak Naruto."

Tubuh ketiga orang di depannya membeku seketika. Ketiganya terbelalak, namun dengan pemikiran berbeda-beda. Tangan Hinata bahkan bergetar hebat saat Hanabi mengatakannya, wanita berusia dua puluh delapan tahun itu sedikit terhuyung dan menjadikan tembok di belakangnya sebagai sandaran untuk menopang tubuhnya yang mendadak lemas.

"Kau menginap di rumah Naruto?" tanya Neji serak, memutus keheningan yang menggantung di ruang tengah kediaman Hyuuga. Hanabi mengangguk kecil menjawab pertanyaan kakak sepupunya itu. "Sejak kapan dia bebas? Dimana sekarang dia tinggal? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya beruntun sembari mengguncang bahu Hanabi.

TAMAT - SecretSWhere stories live. Discover now