Chapter 6 : Penjara Khusus Wanita

4K 527 6
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Secret

Chapter 6 : Penjara Khusus Wanita

By : Fuyutsuki Hikari



Dua minggu telah berlalu sejak Itachi dan Deidara dimakamkan. Sasuke hanya bisa berdiri di anak tangga, sementara matanya menatap ibunya yang saat ini tengah duduk di ruang keluarga dengan sebuah album foto keluarga di pangkuannya. Mikoto sesekali tersenyum sekaligus menitikkan air mata saat tangannya membuka halaman demi halaman album foto itu. "Itachi... Dei..." Ucapnya setengah berbisik. Mikoto memegang dadanya yang terasa sesak setiap kali dia mengingat putra dan menantunya. Kebahagiaan karena akan memiliki cucu dalam waktu dekat pun menghilang, berganti kesedihan panjang.

"Bu?" panggil Sasuke yang kini berdiri di belakang ibunya, nyaris berbisik namun masih mampu di dengar oleh Mikoto.

Sang ibu melirik lewat bahunya, ia tersenyum tipis dan meletakkan telapak tangannya di atas tangan Sasuke yang meremas bahunya pelan. "Jangan khawatir, ibu baik-baik saja," tukasnya menahan isakan yang hampir meluncur dari tenggorokannya.

Mikoto meletakkan album foto ke atas meja saat Sasuke mendudukkan diri di sampingnya. "Kau sudah makan siang?" tanyanya pada Sasuke yang kini duduk bersandar dengan kepala mendongak, menatap kosong langit-langit rumah. "Sasuke?" panggilnya lagi dengan sorot mata cemas. "Kau sudah makan?" Mikoto kembali bertanya saat Sasuke melirik ke arahnya.

"Tidak ada yang menemaniku makan," katanya beralasan.

Mikoto mengelap sisa-sisa air mata dengan punggung tangannya lalu tersenyum kecil. Dia memang sedang berduka saat ini, tapi hal itu bukan satu alasan untuk mengabaikan keberadaan putranya yang lain; Sasuke. "Ayo, ibu akan menemanimu makan." Serunya seraya menepuk-nepuk pelan kaki kanan putranya dan bergerak untuk berdiri. Mikoto menggeleng pelan hingga akhirnya menarik paksa tangan Sasuke yang enggan beranjak. "Kau harus makan, Nak!" serunya tak terbantahkan.

"Makan yang banyak, Sasuke!" kata Mikoto saat keduanya duduk di ruang makan besar. Dia menuangkan air putih ke dalam gelas milik putranya sebelum duduk. Meja panjang untuk sepuluh orang itu tidak seramai biasanya saat Itachi dan Deidara datang berkunjung ke rumah itu. Meja makan yang menjadi saksi bisu kehangatan keluarga itu kini terasa dingin, sedingin pancaran kedua bola mata Sasuke. "Kau terlihat kurus dan pucat, Nak. Apa kau sakit?" tanya Mikoto yang kini mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening putra bungsunya.

Sasuke menoleh, menangkap uluran tangan ibunya, lalu mengecup lembut punggung tangan itu dan menggenggamnya erat. Dia tidak memiliki napsu untuk makan. Bermacam-macam makanan lezat yang disajikan di atas piring-piring cantik itu sama sekali tidak membuatnya berselera. "Aku baik-baik saja, Bu." Sasuke menjawab lirih, sambil menatap lurus wajah Mikoto yang duduk di sampingnya. "Aku justru sangat khawatir padamu. Lihat, kantung matamu- begitu tebal. Berapa lama ibu tidur setiap harinya? Jangan membuatku cemas!"

TAMAT - SecretSWhere stories live. Discover now