Chapter 22. Melukis Senja Bag. 2

2.7K 577 68
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M for abuse content

Genre : Hurt Comfort, Family, Tragedy, Angst, Romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Note : Dilarang copy paste baik sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Secret

Chapter 22. Melukis Senja Bag. 2

By : Fuyutsuki Hikari

"Setiap pilihan selalu ada batasannya. Inilah hidup."
Lauren Oliver, .

.

.

.

Pagi ini Hinata masih dalam pengaruh alkohol saat secara cepat dia menerobos masuk ke dalam gedung berlantai dua milik Naruto dan berteriak. Piyama satin birunya terlihat kusut. Lingkaran hitam terlihat jelas di kantung matanya.

Hinata terlihat bukan seperti Hinata saat ini. Dan kegaduhan itu pun berhasil menarik perhatian pegawai café yang sudah datang dan tengah bersiap untuk memulai pekerjaan mereka.

Setengah jam lagi jam buka café, Naruto tengah berdiri di belakang meja kasir saat Hinata datang. Dengan alis menyatu Naruto meletakkan alat tulis di tangan ke atas meja lalu bergerak untuk membuka pintu kayu pendek meja kasir dan menghampiri tamu tidak diundangnya pagi ini.

Naruto tidak ingin menarik keributan apa pun, dan pilihan menarik Hinata ke kamarnya menjadi opsi satu-satunya saat ini. Setidaknya mereka bisa lebih leluasa bertengkar di sana, pikirnya.

"Sekali sampah tetap sampah!" Hinata berteriak, menghambur ke arah Naruto dengan marah. Pengaruh alkohol membuat keberaniannya berlipat ganda. Dengan perasaan benci menggebu wanita itu menjambak rambut Naruto yang diikat ekor kuda.

Sang korban hanya bisa mendesis, terbelalak oleh perilaku kasar Hinata yang tidak biasa. Naruto berusaha melepaskan diri dari jambakan Hinata, tapi kekuatan lawannya terlampau besar. Sementara dari arah dapur, Konohamaru dan Samui segera berlari untuk melerai pertengkaran satu sisi itu.

"Kenapa kau terus mengganggu hidupku?" teriakan Hinata menggema, begitu keras hingga sang koki yang baru saja kembali dari gudang menjengkit dan bergegas ke arah depan untuk melihat apa yang sedang terjadi?

Konohamaru sangat terkejut saat berhadapan dengan kekuatan Hinata. Sulit untuknya melepas wanita itu dari Naruto. Apa orang mabuk bisa sekuat ini? tanyanya di dalam hati.

Sebuah helaan napas lega meluncur dari mulut Konohamaru saat berhasil menarik dan mengunci tubuh Hinata yang terus meronta. Kaki wanita itu terus menendang kea rah Naruto yang kini tengah ditenangkan oleh Samui.

"Apa tidak cukup kau mengganggu hidupku?" raung Hinata, murka. "Sekarang kau membayar seseorang untuk meretas akun sosial mediaku?"

Naruto mendengkus. Satu alisnya diangkat naik tinggi. "Jadi kau berpikir aku membayar seseorang untuk meretas akunmu?" Ia balik bertanya dengan nada tidak percaya. "Dari mana aku mendapatkan uang untuk hal itu?" sambungnya sembari mengangkat kedua tangan ke udara.

Pertanyaan Naruto dijawab tawa mengejek Hinata. Wanita itu tanpa sungkan meludah ke arah Naruto. Beruntung Samui menarik cepat tubuh bosnya ke belakang hingga air ludah Hinata tidak mengenai Naruto.

TAMAT - SecretSWhere stories live. Discover now