40. Pulang Ke Rumah

63 4 8
                                    


"APA MAKSUDMU MAU PULANG HA 💢? Jangan konyol sayaaang !!"

"aku udah pernah bilangkan Gee .. Aku kangen sama bibi  !!"

"HANYA INGIN BERTEMU BIBI YAANG APA KAMU GAK TAKUT JIKA TERJADI SESUATU ?💢!?!  Lalu, jika benar terjadi .. BAGAIMANA JIKA BAYI KI ---- "

---AW 💢 Akhh ---

Adge berteriak kesakitan saat salah satu tangannya yang mengapit wajah Jay di cengkeram erat oleh mertuanya. Papanya Jay sangat marah saat melihat putranya di triaki seperti itu.

"Paaa .. udah, kasian Adge !"

Akhirnya sang ayah melepas cengkramannya sedangkan Adge mengbas-ngibaskan tangannya karena sakit.

"Jika kau brani lakukan itu lagi pada putraku, aku tak kan segan tuk mematahkan tulangmu PAHAM !"

Adge hanya menelan ludah mendengar ancaman mertuanya lalu duduk ber3 di samping Jay.

Sebenarnya Adge tak sepenuhnya salah, dia hanya khawatir. Apa Jay tidak memikirkan keselamatannya dan calon anak mereka.

Adge merubah urat emosinya menjadi pria yang ramah, dengan penuh kelembutan Adge menggenggam kedua tangan Jay dan menasehatinya pelan-pelan.

"Sayaaang...
Kandungan mu masih terlalu muda untuk perjalanan jauh,, dibulan ke 5 aja yaa kita pulangnya. Aku janji, apapun yang kamu mau pasti akan ku beri tapi kumohon jangan minta pulang sekarang yaa..!!
Aku gak mau ada hal buruk yang terjadi pada kalian, aku takut kehilangan kalian, jangan membuatku khawatir seperti ini ..  yaaaa Jay sayang yaa."

Adge sudah menarik Jay dalam pelukannya lagi. Jay merasakan detak jantung Adge berdebar cepat tepat di telinganya, Adge berkata serius. Jay mengangguk mengerti lalu perlahan memejamkan matanya sambil merasakan kehangatan dalam dekapan suami tercintanya itu.

"Bolehkan paa, kita pulang di kehamilan Jay ketika sudah berumur 5 bulan nanti ?"

"Yaa .. Baiklah
Kupikir juga akan lebih aman jika begitu."

Beberapa saat berlalu tanpa ada  percakapan. Sang ayah mulai merapikan pakaiannya kembali, sedangkan Adge masih merengkuh istrinya dan sibuk mengelus surainya dengan lembut.

Sambil merogoh kantung celananya sang ayah berdiri

"Lebih baik segera pindahkan istrimu kekamar.. Mungkin dia kelelahan, aku akan pulang sekarang "

--- Haaah ?! ---

Adge terkejut dengan perkataan ayahnya. Berapa lama dia melamun, sampai tak sadar Jay sudah tidur dalam dekapannya?

"I--iiyaa paa .. Maaf aku tidak bisa mengantar papa sampai depan !"

"Bukan masalah.. Aku bisa sendiri !"

Dengan langkah tegasnya, sang ayah berlalu dan meninggalkan apartemen putranya. Agak kesal sebenarnya, karena usahanya terbang jauh-jauh ternyata sia-sia, tapi mungkin ini keputusan yang terbaik. Di perjalanan sang ayah mengingat bentakan Jay padanya tadi.. 'Hiks INIKAN GARA-GARA PAPA .. !!! Papa jahat !💢'

Ya Tuhaan mungkinkah ini hukuman untuknya? karena sebagai ayah, dia kurang baik menghabiskan waktu bersama putranya selama ini, wajar saja jika Jay lebih menyayangi Adge yang sejak kecil selalu ada untuknya daripada papanya sendiri .?

'Haaaah.. Akan ku perbaiki di masa yang tersisa.'

Jalanan begitu sepi, Gio Anantya melajukan mobilnya diawali helaan nafas panjang. Perjalanannya akan terasa sangat jauh karena beban yang melanda hatinya.

~~~~~~~~~

Detik demi detik, menit ke menit, jam semakin berlalu, hari ke hari tlah terlewati. Dua bulan terasa begitu singkat, kini kandungan Jay sudah masuk 5 bulan. Pagi ini keduanya di jemput perwakilan dari ayah Jay untuk mengantar mereka ke pesawat pribadi papa Jay untuk pulang kenegaranya lagi.

MENDADAK JADI FUJOSHIWhere stories live. Discover now