29. Puasa Lima Hari

101 6 0
                                    


Dua hari kemudian
Pukul 01.00
Di kediaman Wijaya Ananta

Mengingat ayah keduanya adalah orang kaya raya, jadi pernikahan keduanya di sponsori penuh oleh orang tua mereka. Konsekuensinyaa ya keduanya harus menuruti kemauan orang tua mereka.

Sesuai saran dari ayahnya Adge, putranya harus berangkat bersama dengan Jay. Maka tak heran jika Adge menginap di rumah Jay sekarang.

Adge memainkan ponsel pintarnya sambil duduk bersandar di tempat tidur. saat matanya melihat Jay yang sibuk, dia agak terkejut

"Sayaang.. ..
koper sebanyak itu mau di bawa semua?"

Tanyanya saat melihat 8 koper milik Jay yang berada di sebelah dua koper milik Adge.

"Nggak juga !"

Jawabnya singkat yang masih sibuk mengemasi barang. Adge menghela nafas lega mendengar jawaban calon istrinya itu. Adge pikir Jay akan membawa semuanya, Adge pun kembali ke aktifitas awalnya.

"Sayaang !!!"

Panggil Jay yang meloncat keatas pangkuan Adge dan membuatnya terkejut.

"Aauw... kaget sayang.. ..
Ada apa heum ?"

Tanya Adge manja sambil memaut dagu Jay mesra yang ada di depan matanya. Saat Adge mendekat ingin menciumnya Jay malah memundurkan kepalanya menghindar.

Kedua mata Jay menyipit menatap serius mata pria di depannya itu dan berkata ..

"Kamu beneran bisa hamilin aku ??"

--- Deg ---

Adge mematung sejenak lalu memutar bola matanya bingung.

"Aku juga gak tau yaang !?"

"Iiiisshhh kok gitu sih... ?!!
Waktu itu kamu bilang katanya bisa ???
Adge nyebelin iihh."

Apa maksud kemarahan Jay itu ? Adge menggaruk tengkuknya.

"Aah yaang anu ----"

'Gimana jawabnya yaa? kalo aku rencanain bayi tabung ----'

"Adgee !!!
Sayang... 💢
Adge nyebeliin iih, di ajak ngomong serius jugaa' malah bengong !!"

"Iya iyaaa hehe...
Udah malem bobo yuuk, kita lanjutin abis nikah aja yaaa ngobrolin bikin dedek bayinya."

Jay pasrah dengan jawaban Adge. Sebenarnya Jay juga merasa konyol menanyakan hal yang mustahil terjadi itu. Akhirnya mereka berduapun tidur, meski Jay masih melek dan murung dengan pikirannya sendiri.

Adge memeluk Jay dari belakang sambil memejamkan matanya, hanya dengan merasakan nafas dan detak jantungnya saat memeluk perut Jay saja Adge bisa tau jika istrinya itu masih terjaga. Adge membalikkan tubuh Jay dan menyandarkan kepala Jay ke dadanya, diusap kepala tunangannya itu sampai Jay benar-benar tidur.

~~~~~~~~

Adge begitu kebingungan. Untuk pertama kalinya Adge benar-benar tidak bisa menangani kondisi Jay. Sejak Adge bilang belum tau dia bisa menghamili nya atau tidak, Jay nampak begitu murung entah saat mereka berangkat ke bandara, saat dalam pesawat bahkan saat mereka sudah berada dalam apartemen yang akan mereka tempati selama beberapa bulan kedepan di Belanda.

Jay yang biasanya manja dan suka mengomeli Adge benar-benar lenyap entah kemana. Sampai Adge harus 'Bertindak' agar Jay mau beranjak dari tempat tidur di agenda mereka harus ke butik untuk mencoba baju pernikahan.

"Sayaang bangun yuuk... !!
Kamu sakit?
Kamu kenapa sayaang ?
Banguun ntar keburu siang kebutiknya.. "

Jay tak berkomentar apapun meski dari tadi dia tidak tidur. Adge yang mulai merasa gelisah langsung mengangkat tubuh Jay yang sejak tadi meringkuk memunggunginya.

MENDADAK JADI FUJOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang