32. Tangisan Kebahagiaan

111 5 6
                                    


Di dalam taxi Adge begitu damai melihat Jay. Diusapnya wajah lelap istrinya yang tertidur bersandarkan bahunya, terlukis senyum penuh kebahagiaan disana. Adgepun ikut tersenyum.

Sebelumnya.. Jay sempat mual-mual di dalam taxi mereka saat perjalanan, untung Jay tak mengeluarkan apapun yang akan mengotori taxi tersebut. Tentu saja,, Jay belum makan seharian apa yang akan ia muntahkan,,

Beberapa saat berlalu, taxi tlah berhenti dengan selamat sampai tujuan. Mereka segera turun. Jay yang masih tertidur dibopong oleh Adge menuju apartemen

"mmh Geehh.. .. "

Panggil Jay lemah sambil mengucek sebelah matanya. Jay agak tersadar saat salah satu tangan Adge melepas bopongannya untuk merogoh kunci di dalam saku.

"Sayang kamu bangun ? Maaf Hehe"

Tawa Adge di akhir pertanyaannya. Jay yang baru setengah sadarpun tak begitu ingat jika keadaannya sekarang sedang hamil

"Gak papa yaang ... Aku turun yaaa"

"Eh eh.. Jangan gak usah !!"

Cegah Adge tak di indahkan Jay

"Ukh. . !
Geeeh dingin... "

Rengek Jay manja sambil mendongak menatap suaminya. Sedetik kemudian Jay mengangkat kakinya dan memeluk Adge agar digendongnya lagi.

Padahal itu hanya sedetik, entah kenapa lantai itu terasa begitu dingin dan membuat kakinya geli. Dengan senyum maklum Adge mengangkat tubuh ringan istrinya lagi dan membawanya masuk.

Di sepanjang perjalanan kekamar, Jay mengingat kembali apa yang terjadi. Bagaikan mimpi di siang hari, Jay masih tak percaya dengan apa yang menimpanya.

'Aku hamil ?'

Batin Jay yang meringkuk kecil dalam gendongan suaminya. Dia tersenyum bersemu sambil menatap wajah Adge lalu kembali sok lemah dan bersandar ke dada bidang suaminya.

Setelah sampai di kamar, Adge mendudukkan istrinya di atas tempat tidur. Adge melepaskan mantel yang tadi ia balutkan ke tubuh Jay dan berniat juga untuk menggantikan pakaian istrinya itu.

Sejak tadi malam Jay belum mengganti bajunya, padahal tadi sempat terkena muntahannya juga. Jika tak segera di ganti bisa bahaya kalo kulit bersih, putih nan mulus istrinya itu iritasi kasian kan,,.

Adge dengan rapi mengambil setelan di lemari baju istrinya. Adge memakaikan piama berlengan dan becelana panjang agar tubuh istrinya itu merasa hangat.

"Sayaang.. !!"

Panggil Jay menunduk memperhatikan kepala bagian belakang suaminya yang berada di bawahnya.

"Hmm ... "

Sahut Adge masih berjongkok sambil fokus mengancingkan piama istrinya yang duduk di sisi ranjang. Tangan Jay merambat di kedua rahang tegas Adge, lalu menariknya. Dapat di rasakan oleh Adge jika Jay mengecup bibirnya begitu tulus hingga Adge terpejam merasakan kelangkaan ini terjadi.

Apartemen yang hanya ada mereka berdua saja itu terasa sangat hening, sampai keduanya mampu mendengar hembusan nafas masing-masing dan detak jantung yang berdebar kencang. Jay menekan bibirnya ke bibir suaminya dengan semua ketulusan yang ia punya.

Memberi rasa hampa dan ketenangan.

Air mata Jay jatuh di kedua pipi Adge, membuatnya tersadar lalu membuka matanya kembali. Ciuman itu terlepas di ganti dengan wajah yang amat dekat dengan tatapan maut antara keduanya.

Bagai terbang ke angkasa, Adge sangat bahagia. Selain ciuman saat mereka menikah, Ini adalah kedua kalinya Jay bersikap jujur dan tulus padanya.

Jay bergumam yang di selingi isakan kecil dari tenggorokannya. Menahan rahang Adge menghadap wajahnya agar jelas mendengar kata-kata yang keluar dari bibir tipisnya itu

MENDADAK JADI FUJOSHIWhere stories live. Discover now