Chapter 45

18.5K 1.6K 50
                                    

"Aku tidak percaya bahwa kita akan berpisah lagi."

Aku memutar mata namun tak kuasa menahan senyum ketika mendengar ucapan Luke yang saat ini tengah memelukku dan menyembunyikan wajahnya di antara bahu dan leherku.

"Kau terdengar seperti ratu drama,Luke." ucapku,ia mendecak dan memelukku semakin erat.

"Aku hanya mengutarakan perasaanku." Gumaman Luke yang tepat di leherku itu membuat ku menjadi merinding.

"Dia memang lelaki yang terlalu sensitif,D. dia sama sekali tidak jantan." celutukan Michael membuat Luke mengangkat kepalanya dan menatap Michael tanpa melepaskan pelukannya padaku.

"Ucap lelaki yang mengaku punk rock tapi menangis ketika kekasihnya harus kembali tour." balasan Luke membuat Michael mengomel,aku bahkan melihat pipi Michael yang memerah.

Yeah,Chrissy sempat mengunjungi Michael selama lima hari,dan kemudian ia harus kembali tour. Seperti yang Chrissy dan Grace perbincangkan waktu itu,Grace benar-benar ikut Chrissy tour selama liburan,dan Grace juga ikut mengunjungi kami semua. Dan ketika Chrissy harus kembali tour,Aku dan teman-temanku mendapati Michael yang menangis ketika kami mengantar Chrissy ke bandara. Saat Zara bertanya apakah ia menangis,Michael tidak mengaku dan ia berkata bahwa dia hanya kelilipan debu.

Bocah itu memiliki harga diri yang cukup tinggi rupanya.

"Darcy,Darcy,Darcy. kesarkasanmu sudah menular ke Luke rupanya." aku tertawa ketika mendengar ucapan Ashton barusan.

"But still,i have the better sass styles." ucapku,Luke tersenyum dan mencubit hidungku.

"Whatever you say,Styles." Luke mencium bibirku dan membuatku tersenyum lebar. Lalu,aku memeluknya erat dan menyembunyikan wajahku di dadanya. Luke melingkarkan lengannya di tubuhku dan meletakkan dagunya di puncak kepalaku. Sesekali ia mencium rambut dan keningku.

"Aku pasti akan sangat merindukanmu." gumamku di pelukannya. Ia mengeratkan pelukannya. "Sama. aku juga pasti akan merindukan sindiranmu,tawamu,kesarkasanmu,teriakanmu,dan yang pasti aku akan sangat merindukan hangatnya pelukanmu dan manisnya bibirmu." Ucapan Luke itu mau tak mau membuatku tertawa kecil.

"Luke,keahlian menggombal mu semakin meningkat." candaku,ia tertawa renyah dan menangkup pipiku,membuat wajahku agar terlihat seperti ikan kembung,dan kemudian ia semakin tertawa.

"Kau terlihat bodoh." tawanya sambil melepaskan tangannya dari pipiku setelah aku memprotes nya.

"Tapi tidak sebodoh kau." balasku sewot,Luke tersenyum miring dan hendak mengatakan sesuatu namun ia menutup mulutnya ketika mendengar suara Zara yang memanggil namaku.

"Darcy! Sudah waktunya kita naik ke pesawat." ucapan Zara membuat wajah Luke seketika menjadi lesuh. Ia terlihat sedih dan wajahnya tertekuk. Aku menarik napas dan berjinjit,mengalungkan lenganku di leher Luke dan menarik wajahnya agar bisa kucium. Luke terdiam sejenak,lalu mulai membalas ciumanku. Setelah beberapa lama,ia menarik napas dalam dan melepaskan ciuman kami. Namun,ia masih tetap menempelkan kening ku dan keningnya.

"Please don't be in love with someone else,baby." bisiknya. aku menatap Luke yang tengah memejamkan mata,aku bisa melihat raut wajahnya yang penuh kesedihan. seolah ia tak rela melepasku.

Andai saja dia tau bahwa aku sendiri juga tidak rela untuk pergi...

"Luke.." aku mengusap lembut pipinya. "I will never in love with someone else." ucapku lembut. Luke membuka matanya dengan perlahan,ia menatap mata hijau ku,dan kemudian tersenyum.

"Thank you." bisiknya,aku tersenyum dan mengecup bibirnya sekali lagi.

"Take care,you bloody moron." gumamku,ia tersenyum manis,memamerkan lesung pipinya dan mengangguk.

Little Fairy: How To Be a GirlWhere stories live. Discover now