Chapter 22

23.6K 1.8K 249
                                    

"Gadis itu aku kan?"

Aku menatap Darcy dengan pandangan horror dan tidak percaya.

Fuck.

Kenapa dia tiba-tiba bisa berkata seperti itu?

Apa aku melakukan kesalahan?

Oh my fuckin god,bagaimana jika dia memukulku dan memaki diriku lalu ia menjauhiku?

Hell,aku bisa menerima makian dan pukulan darinya,tapi aku tidak akan bisa menerima jika dia meninggalkan aku.

Aku membuang wajah dari Darcy dan menatap kearah lain,namun aku tetap bisa merasakan tatapan maut milik Darcy.

Entah apa yang ia pikirkan,namun satu hal yang aku tau dengan jelas... Aku tau bahwa saat ini Darcy sudah menyadari semuanya.

Darcy tidak bodoh,cepat atau lambat ia akan menyadarinya.

"Guys,mari kita beri mereka waktu untuk sendirian." Terdengar suara Aiden,ia berdiri dan kemudian semua orang ikut berdiri.

Aiden menatapku dan Darcy bergantian. Lalu ia menepuk pundakku dan berbisik padaku.

"Tell her,before it's too late." Bisiknya. I menatapku dan terus menepuk pundakku sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Man,rasanya aku ingin sekali menghajar Aiden. Karena dare nya barusan,persahabatanku dan Darcy berada di ujung tanduk.

"Ok,terima kasih kembali,Lucas." Tambah Aiden sambil mengedipkan sebelah matanya padaku,dan dari ujung mataku aku bisa melihat Darcy yang mengerutkan kening ketika melihat kami.

Aku jadi semakin ingin menghajar Aiden.

Itu perkataan yang Aiden katakan sebelum ia meninggalkan halaman dan masuk kedalam rumah,meninggalkan aku dan Darcy sendirian disini.

Darcy diam dan terus menatapku dengan tatapan menakutkan itu,sedangkan aku hanya bisa diam menatap kearah api unggun terus.

Apa dia mendengar percakapanku dan Aiden barusan?

Satu menit,lima menit,hingga sepuluh menit kami terdiam.

Tidak ada satu orang pun dari kami yang membuka suara nya.

Aku tidak tahan jika kami saling mendiamkan seperti ini.

Aku tidak bisa terus-terusan bertahan dalam silent treatment yang diberikan Darcy untukku ini..

Dan lagipula,ucapan Aiden tadi ada benarnya.

Walaupun aku marah padanya,namun aku juga menyadari bahwa ucapan bocah ituang benar.

Aku harus segera menyatakan perasaanku yang sesungguhnya pada Darcy,sebelum ini semua terlambat.

Namun... Aku harus mulai dari mana?

Hmm...mungkin aku harus minta maaf dulu padanya.. Karena aku sudah menutupi ini semua darinya.

"Maaf." Ucapku,memecah keheningan.

Darcy menoleh kearah ku yang kini tengah menundukkan kepala,masih belum berani menatap matanya.

Aku benar-benar takut ia marah dan menjauhi diriku.

Bagaimana jika dia tidak mau bicara denganku lagi?

Bagaimana jika dia menjauhiku?

Man... Aku bisa gila jika dia melakukan itu padaku.

"Untuk?" Aku mendengar suara Darcy yang menjawab pertanyaan ku. Aku merasa lega karena ia membuka suara,yah walaupun aku masih merasa takut dan khawatir..

Little Fairy: How To Be a GirlWhere stories live. Discover now