Chapter 9

33.4K 1.9K 170
                                    

Grace sedang berusaha mengajariku cara untuk flirting,tapi belum lama memulai dia sudah mengalami kegagalan.

Oh dan jangan lupakan fakta bahwa dia juga mengalami rasa kekesalan dan frustasi yang mendalam karena ulahku.

"Darcy!" she groaned. "Stop twitching your eyebrow like that!"

"Aku hanya menirukanmu!" ucapku membela diri sendiri. "Kau tampak seperti itu ketika kau mengedipkan bulu matamu." Tambahku.

"I did not look like i have spasm in my eye. Kau melakukan nya dengan berlebihan!" protesnya, lalu Grace menghela napas dalam.

"Dengar,D. ini tidak sesusah yang kau bayangkan,ok? jika kau berpikir bahwa lelaki itu attractive , kau hanya harus mengikuti alurnya. kau tidak perlu berpikir banyak dan kau hanya perlu melakukan sesuatu yang kau anggap benar." ucapnya.

"Itu dia point dari pelajaran bodoh ini." Ucapku sebal. "Aku tidak tau apa yang menurutku benar." gumamku.

"I don't like your way of 'flirting' , it's so...icky." tambahku pelan.

Grace menghempaskan dirinya diatas kursi . Saat ini kami sedang berada di kamar Grace.

Aku berbaring dengan santai di ranjang Grace sementara dia dari tadi berjalan mondar-mandir mengelilingi kamarnya .

Aku tidak tau kenapa dia bisa se-stress ini ketika tau bahwa aku payah dalam hal merayu a.k.a flirting . Maksudku,ini kan bukan hal besar .

Menurutku,flirting adalah perilaku bodoh dimana para lelaki harus bersikap macho sementara si perempuan bersikap bodoh,dan seakan berada di awan karena rayuan dari lawan jenisnya.

dan Flirting bukan hal yang kusuka di dunia ini (karena aku memang sangat payah untuk melakukannya,jadi aku tidak suka)

"Not all flirting is like that!" Grace menjelaskan untuk yang ke-12 kali dalam dua jam. "You're just thinking of stereotypes from movies and stuff."

"Hey,aku sudah melakukan penelitian." elakku. "Dan aku juga melihat bagaimana tingkahmu jika ada Richard di sebelahmu." tambahku.

Aku melihat pipi Grace yang memerah ketika aku mengatakan itu.

Ah....young love.

"Jika kau memang sudah melakukan 'penelitian' , kenapa kau tidak mencoba untuk melakukan nya di situasi nyata seperti ini?" ucapnya. sassy,i see..

Luke dan Grace sebetulnya lebih cocok jadi anak paman Louis daripada paman Niall yang imut itu.

"Karena itu akan membuatku terlihat bodoh! maksudku,aku tidak mau terkikik setiap lima detik,memainkan rambutku,atau bersikap malu-malu sepanjang waktu." jawabku tak kalah sassy.

"Aku tidak bertingkah seperti itu!" protes Grace.

"Tapi tidak seperti gadis lain,kau mengatakan sesuatu yang benar-benar cerdas. jadi kau tidak seberapa bodoh." ucapku. Grace menyilangkan tangannya ke depan dada. Grace mungkin akan marah jika ada yang meledeknya seperti itu,tapi Grace tidak pernah marah jika aku yang meledeknya.

Karena ia tau bahwa aku hanya bercanda,lagipula kami bersahabat dan dia juga sering meledekku.

"Kau mau aku bantu tidak sih?" ucapnya lagi,menarikki kembali ke alam nyata.

Aku menarik napas panjang.

"Aku tidak tau..." Gumamku. "Sejujurnya,ya aku perlu bantuanmu. tapi aku tidak suka ide yang kau beri untukku tentang cara flirting...aku merasa...."

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang