Chapter 46.

19.4K 1.6K 116
                                    

Aku hanya bisa terbengong-bengong ketika mendapati lelaki yang saat ini berdiri di area penjemputan bandara ini. Lelaki bermata biru itu berdiri dengan membawa papan tulisan super besar yang tertera namaku di dalamnya.

Dan ketika melihat cengiran konyol nya,aku jadi ingin sekali menonjok mukanya.

Ganteng-ganteng bloon.

"Nash!! Apa yang kau lakukan? Ngapain pakai papan seperti itu?!" Omelanku membuat tawa Nash pecah.

"Aku pakai papan ini biar aku tau kau yang mana,D. siapa tau wajahmu berubah dan aku tidak bisa mengenalimu?" Ucapnya sambil terus tersenyum cheeky.

"Kau membuatku malu." Omelku lagi.

"Memang itu tujuanku." ucapnya,ia mengedipkan sebelah matanya padaku,membuatku melotot dan memberinya jari tengahku. Ia tertawa renyah dan aku memutar mataku. "tunggu sini dulu." ucapku dan kemudian aku berjalan menghampiri Zara yang di jemput oleh keluarganya.

"Uncle Zayn,aunty Perrie!" Sapaku,paman Zayn dan aunty Perrie menoleh kearahku dan senyum di wajah aunty Perrie mengembang.

"Hai ponakan favorite ku!" Sapanya sambil membuka tangannya lebar-lebar,aku pun tertawa dan berlari memeluknya.

Kau dengar tadi kan?

Aku ini favorite semua orang.

Ha.

"Kau terlihat semakin cantik saja!" Ucap aunty Perrie,membuatku tersenyum lebar.

"Aku dari dulu memang cantik." ucapku,aku bahkan mengikuti gaya Luke dan sok-sok mengibaskan rambutku,membuat ketiga orang di depanku tertawa.

"Ya ampun.. kenarsisan Harry menurun kepadamu." ledek paman Zayn,membuatku memajukan bibir dan lagi-lagi semua tertawa.

"Yeah tapi kenarsisan mu juga menurun pada Richard. anak itu bisa menghabiskan waktu ber jam-jam di depan kaca." ucapan aunty Perrie membuat ku dan Zara tertawa,dan membuat paman Zayn keki.

"Bukan salah ku kalau gen keluarga Malik begitu kuat. Dan bukan salahku jika kami berdua sangat tampan." ucap paman Zayn membela diri sendiri. Aku tertawa sambil menggelengkan kepalaku melihat tingkah paman dan bibi ku ini. mereka sama saja seperti ayah dan ibuku,mereka masih tetap konyol.

"Eh,kau pulang sama siapa? Aku tidak melihat kehadiran ayah dan ibumu." Tanya Zara. Aku mengedikkan bahu.

"Ayah dan ibu lagi mempersiapkan sesuatu di rumah. entah mempersiapkan apa. dan yang menjemputku Nash,itu dia berdiri disana." aku menunjuk ke arah Nash yang tengah berdiri dan ada ponsel di telinganya,entah siapa yang sedang bertelepon dengannya.

"Kalau begitu cepat pulang,jangan but lelaki tampan seperti dia menunggu." ucap aunty Perrie padaku,ia bahkan mendorog-dorong pelan tubuhku agar aku cepat kesana,tapi tentu saja aku hanya tertawa melihat tingkah aunty Perrie yang terlihat seperti gadis remaja itu.

"Ok,ok,aunty Perr. aku pulang duluan ya. sampai ketemu lagi." aku memeluk mereka satu persatu dan berpamitan,lalu menghampiri Nash lagi yang kebetulan juga sudah selesai telepon.

"Yuk kita pulang." Ucapku,Nash menatapku dan tersenyum lebar. Ia meraih koperku,memintaku agar dia saja yang membawakan koper itu,dan kemudian ia menarik tanganku,menggandeng tanganku dan menuntunku menuju mobil.

****

"Welcome home!" Nash berseru kencang ketika kami berdua sudah tiba di rumah. Aku memutar mata namun tertawa juga ketika melihat keantusiasannya itu. Dan lagipula,aku rindu sekali pada keluarga kecil dan berisikku itu! Aku turun dari mobil dan berlari masuk rumah.

Little Fairy: How To Be a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang