Chapter 3

45.8K 2.2K 82
                                    

Kau tau bahwa ada sesuatu yang salah denganmu ketika hal pertama yang seseorang lakukan ketika melihatmu adalah berteriak dengan kencang dan nada tinggi "Please don't hit me,D!"

Aku memelototi temanku,Michael Clifford. Dia masih junior,sama sepertiku,aku masuk high school lebih cepat,fyi.

Perbedaanku dan Michael adalah,dia berpengalaman dalam menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis.

"What the f---" aku menelan ludah ketika teringat janjiku pada Luke dan Grace bahwa aku tidak boleh swearing lagi. "Why would i hit you?" Akhirnya ucapan itu lah yang keluar dari mulutku.
"Kau terlihat sedang kesal." ucap Michael sambil nyengir,ia terlihat sedikit relax,tapi tetap saja dia tidak berani mendekatiku.

"Hah? aku tidak kesal." ucapku. Michael mendengus dan memutar mata.

Michael ini sebetulnya tampan,tapi sayangnya dia suka sekali mengganti-ganti warna rambutnya,seperti bunglon. dan satu lagi,walaupun dia terlihat macho,tapi dia takut padaku dan punya keyakinan bahwa suatu hari nanti aku akan memukuli nya hingga mati.

"You're pissed of,alright. You look like you're ready to punch someone." ucap Michael lagi sambil menatap tanganku,aku mengikuti arah pandangannya dan tersadar ketika melihat tanganku yang ternyata mengepal,seolah siap memukul seseorang. cepat-cepat aku mengendorkan otot ku .

"Oh." gumamku kemudian,Michael mengangguk padaku.

"Yeah . jadi,apa yang membuatmu kesal?" tanyanya.

"Tidak ada kok." Jawabku bohong. aku tidak ingin bercerita panjang lebar tentang betapa konyol dan betapa payahnya aku untuk menjadi seorang perempuan.

"Apa kau yakin?" tanyanya lagi , aku mengangguk.

"Sangat yakin." ucapku.

"Well,jika kau ingin menceritakan masalahmu padaku,aku siap mendengar nya." ucap nya sambil menunjukkan senyuman mautnya yang kubalas dengan dengusan.

"Uhuh,right. kau berbicara seperti itu seakan kau tak lari ketika kita bertemu di koridor." ucapku sambil memutar mata.

"I do not!" protesnya setengah hati. kami berdua tau bahwa ia berbohong. terkadang dia memang menghindariku ketika ia menganggapku sedang 'pissed off' .

"Pembohong." ucapku.

"Aku bukan pembohong!" protesnya lagi. aku memberinya evil smirk khas Darcy Styles.

"Bohong sekali lagi dan aku akan memukulmu." ucapku,dan aku tak kuasa menahan tawa ketika melihat Michael mundur tiga langkah dariku dengan perlahan.

"Penakut." ucapku sambil tertawa.

"Scary woman." jawabnya.

"Pengecut." balasku.

Ia menggelengkan kepala nya sambil tersenyum. "Kau sudah tau kan bahwa kau gila?" ucapannya itu membuatku tersenyum kecil.

"Yeah i know." gumamku.

"So what're you up to now?"

"Ugh." aku menggerutu. "Aku harus segera pulang karena ayah ku mau mengajak kami pergi." ucapku. Michael mengangguk.

"Well,sampaikan salamku untuk Harry dan Fairy. oh ya,untuk Edward juga. sudah lama sekali aku tak berjumpa dengannya." Ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Ya itu salahmu sendiri. Ashton,Calum,Grace dan Luke masih sering ke rumahku." ucapku sambil menjulurkan lidah.

"Tentu saja Luke sering kesana..." ucap Michael dengan nada menggoda,entah untuk apa.

"Mangkannya jangan sombong. sering-seringlah main. btw,aku pergi dulu ya. bye!" Pamitku dan kemudian berjalan keluar gedung sekolah karena ayahku sudah menjemput.

Little Fairy: How To Be a GirlWhere stories live. Discover now