Chapter 38.

18.6K 1.6K 88
                                    

Hari keberangkatan....

"Luke,son. take care of yourself,alright?" aku mendengar ucapan paman Niall yang di tujukan untuk putra satu-satu nya itu. "Jika ada apa-apa,jangan lupa kabari ayah dan ibu. jika kau butuh gitar baru,bilang padaku,pokoknya jika kau butuh apapun,kabari aku,ok?" ucapnya lagi,Luke tertawa dan mengangguk.

"Iya,dad. aku akan mengabari mu. jangan khawatir,aku sudah umur 17 tahun!" ucap Luke sambil tertawa.

"Exactly. umur 17 tahun masih terlalu muda untuk tour." ucap aunty Demi. Luke menatap ibunya sambil memutar mata.

"Mum,ayah disini audisi x-factor saat ia berusia...16?17?" Jawaban Luke membuat ibu nya mengangkat tangan.

"Okay okay,no need to sass me." Ucapnya lagi,membuat semua orang tertawa.

"Terkadang aku berpikir,apakah kau sesungguhnya anak Louis dan bukan anakku? mungkin kalian tertukar?" Canda paman Niall lagi,membuat semua orang tertawa.

"Wow dad. i feel the love." ucap Luke sarkas. "ini semua salah Darcy. dia lah yang membuatku bisa sassy dan sarkas seperti ini,aku ketularan dia." ucap Luke,membuatku memutar mata.

"No,you are the one who copy my style." Ucapku sambil menjulurkan lidah. Semua orang tertawa mendengar ucapanku.

"Very mature of you." Ledek Luke balik.

"Luke,kembali ke masalah awal. kau harus jaga kesehatan,kau harus jaga makan,sering-sering minum vitamin,jangan minum beer,jangan mabuk,ok?" ucap aunty Demi lagi.

"Jangan lupa suruh ia belajar,aunty Dem." ucapku,Aunty Demi tertawa.

"She's right." Jawab Aunty Demi sambil mencubit hidungku pelan.

"Oh please,siapa juga yang butuh sekolah?" Ucap Luke dengan nada sombong. Aku memutar mata mendengarnya.

"Oh shut up,Luke!" kemudian Aunty Demi memeluk Luke,dan paman Niall yang ada di sebelahnya menatap ibu dan anak itu sambil tersenyum,sementara itu,paman Niall juga merangkul Grace dan sesaat kemudian mereka terlibat pembicaraan antar keluarga. tak mau menganggu, Aku pun memutuskan untuk mundur,memberikan mereka privacy sebentar.

"Hey." aku menoleh kearah Chrissy dan Zara yang ternyata berdiri di sebelahku.

"Hey. mana Michael?" Tanyaku,Chrissy menunjuk ke suatu arah dengan dagunya,dan aku pun mengikuti pandangannya,lalu aku mendapati sosok Michael yang sedang berkumpul dengan keluarganya. begitu pula Ashton dan Calum.

"Can you do me a favor,girls?" ucap Chrissy padaku dan Zara,kami berdua menatap Chrissy penasaran.

"Sure. what is it?" tanyaku.

"Tahan diri kalian,ok? jangan menangis di depan Luke,di depan Calum juga. percaya padaku,jika mereka melihat orang yang ia sayangi menangis,itu akan terasa semakin berat untuk pergi." ucap Chrissy. ia berkata seperti itu padahal aku yakin betul bahwa ia sendiri juga sedih dan ingin menangis..

"Apalagi kau,D. Luke tidak akan tahan melihatmu menangis. jadi..kau harus bersikap kuat,ok? untuknya."

Aku menyerap ucapan Chrissy dan mengangguk.

"Aku paham jika itu antara luke dan Darcy..tapi bedanya, Calum kan tidak sayang padaku..jadi,yeah..." Gumaman Zara di hentikan oleh Chrissy yang menggeleng.

"Oh percayalah padaku,Z. cepat atau lambat ia akan memakai celana orang dewasa nya dan menyatakan perasaanya padamu." ucap Chrissy,memberiku senyuman yang menceritakan sesuatu,dan membuatku ikut tersenyum lebar.

"Hey. can i talk to you a seconds?" aku menoleh ketika mendengar suara khas Luke di belakangku. Aku pun menoleh dan menatap kekasihku itu.

"Sure." ucapku,memasang senyuman termanis ku. Ia menatapku,dan ikut tersenyum.

Little Fairy: How To Be a GirlWhere stories live. Discover now