11. CEMBURU

1K 122 1
                                    

    "Woy, nyuri-nyuri moto Bang Rayyan, ya?!" Sebuah tepukan di bahu mengejutkan Renata. Hampir saja ponsel yang dipegangnya jatuh.

      Renata menoleh ke samping kanan. Jasmine tertawa melihatnya mendengus kesal.

    "Euh, ganggu aja. Gue lagi ambil foto Bang Rayyan nih. Foto candid cakep, ya? Terlihat natural." Renata mengatur ponselnya pada posisi yang dirasakannya tepat ke arah sosok ganteng di dekat eskavator. Terlihat Bang Rayyan sedang asik bicara dengan seseorang di seberang ponselnya. "Atau foto berdua aja kali ya. Fotoin gue sama Bang Rayyan dong, Min."

    "Buat apaan sih?"

    "Mau dikasihin ke Reza," jawab Renata santai disambut mata mendelik Jasmine. Begitu pula Audi dan Nadine yang baru bergabung dan mendengar kata-katanya. "Gue janji ke Reza mau kirim foto Bang Rayyan. Dia pengen tahu muka Bang Rayyan."

    "Gile lo, Ren!" Semprot Nadine sewot. "Sengaja mau manas-manasin Reza, hah?!"

    "Iya nih, udah tau tadi Reza cemburu dikomporin Lexi sama Ferdi, eh sekarang mau dikirimin foto Bang Rayyan. Ckckck, lo tuh punya hati gak sih?! Tega amat." Ini kata Audi. Kepalanya menggeleng-geleng kesal

    "Lo itu pura-pura polos atau sengaja manas-manasin Reza?!"

    "Hehehe... mancing, kuy!" jawab Renata sambil nyengir. Disimpannya ponsel di saku kemejanya. Batal mengambil foto Bang Rayyan. "Gak papa dong sesekali ngetes hatinya. Bener gak dia...."

    "Dia beneran cinta sama lo, Renata Handari Putri." Kalau udah nyebut nama lengkapnya begini, Nadine pasti serius bicaranya. "Lo juga kan sebenernya mulai cinta dia kan?"

    "Apaan? Sotoy lo."

    "Kurang apalagi sih Reza?! Mana pernah dia segigih dan sesabar ini mendekati cewek. Cuma sama lo, Renata."

    "Kata siapa?" Renata mengangkat bahu. "Bagaimana kalo dia cuma penasaran? Cuma tertantang buat naklukin gue, karena ternyata deketin gue gak semudah dekati cewek-cewek dia sebelumnya. Mungkin juga lagi taruhan. Kalo udah terpenuhi rasa penasarannya, entar juga dia pergi."

    "Astagfirulloh...." Audi beristigfar. "Lo sampe mikir begitu?"

    "Tiba-tiba aja kepikiran begitu. Hati-hati perlu kan? Soalnya gue gak punya cadangan hati buat dipatahkan."

    "Jujur aja, awalnya gue juga sepikiran sama lo," Jasmine mengemukakan pendapatnya. "Tapi setelah melihat gimana dia berubah dan segitu gigihnya memperjuangkan lo, pikiran itu lambat laun hilang. Gue yakin kok dia serius. In syaa Allah, dia jodoh lo, Ren."

    "Kita-kita gak mungkin jemblosin lo ke orang yang salah,  Renata!"

    "Gue iri lho, kok bisa Reza merjuangin lo banget." ucap Nadine. "Gue berdoa, semoga kelak akan ada cowok yang segigih dan seserius Reza memperjuangkan gue. Swear, gue pengen banget 'diinginkan' seperti itu."

      Renata terdiam. Mencoba mencerna semua masukan dari sahabat-sahabatnya itu. Benarkah dirinya sangat diinginkan oleh Rezanta? Apa hebatnya dirinya coba?

                           ****

      Pukul 19.10 WIB Renata baru sampai di rumah. Waktu termalam pulang selama magang di dua minggu lebih ini. Bukan karena sangat lama di proyek, tapi tadi terjadi kemacetan panjang. Ada kecelakaan lalu lintas di perjalanan pulang. Sebuah mobil keluarga bertabrakan dengan angkot. Untunglah tidak ada korban jiwa. Korbannya adalah kemacetan yang mengular.

      Evakuasi kendaraan dan korban kecelakaan, kerumunan orang yang menolong korban kecelakan maupun yang menonton karena penasaran, semakin menambah kemacetan, menghambat laju lalu lintas. Saat itu sedang padat kendaraan. Maklumnya jam-jam segitu adalah jadwal pulang para pekerja dan pelajar.

Desirable Love ( End )Where stories live. Discover now