46. SESEORANG DARI MASA LALU

719 97 1
                                    

"Kamu tunggu di sini, ya, jangan ke mana-mana." Pesan Reza setelah berhasil mendapatkan tiket bioskop. "Aa beli popcorn sama minuman dulu."

"Oke."

"Nih, pegang tiketnya."

Reza berlalu. Antrian pembeli cemilan khas di bioskop itu cukup banyak. Ia menengok lagi ke belakang. Memastikan istri kesayangannya masih di tempat yang sama. Ia pun tersenyum saat matanya bersibirok dengan mata istrinya. Tak lupa melambaikan tangan.

"Tunggu." Katanya kemudian.

"Iya." Renata mengangguk dari kejauhan. Ia bisa membaca gerak bibir suaminya yang menyebut kata 'tunggu'.

Setelah beberapa menit, ia berhasil mendapatkan satu cup besar popcorn dan dua gelas minuman. Namun ketika berbalik badan, dari kejauhan dilihatnya Renata sedang mengobrol dengan seorang lelaki gondrong.

"Siapa dia?" Desisnya penasaran sambil mengamati sosok lelaki itu. Melihat pembicaraan mereka terlihat akrab, Reza berpikir jika mereka telah saling mengenal sebelumnya.

Deg... Jantung Reza mendadak tersentak saat mengenali siapa sosok lelaki itu. Meskipun penampilan lelaki itu berbeda seratus delapan puluh derajat dengan penampilan masa lalunya, Rezanta merasa yakin jika ia mengenal lelaki itu. Bukan hanya karena dulu sama-sama tergabung dalam tim OSN sekolahnya, tapi karena istrinya pernah cerita jika lelaki itu adalah lelaki istimewa yang pernah singgah hatinya.

"Reza " Reza mengeja nama lelaki itu dengan hati tak tenang. Nama yang sama dengan nama kecilnya. Tapi tentu saja ini Reza yang berbeda. "Muhammad Reza Digjaya." Gumamnya lagi dengan mengeja nama lengkap lelaki itu.

Entahlah, ia merasa tak suka melihat pemandangan itu. Apalagi melihat tatapan kagum lelaki itu pada istrinya. Tahukah lelaki itu jika di masa lalu dia pernah berdigjaya merebut hati istrinya?

"Semoga aja gak pernah tahu." Harap Reza dalam hati.

"Eh, maaf-maaf, Mas." Seseorang menyenggol bahunya. Hampir saja popcorn-nya tumpah.

Reza menatap tajam si penabrak. Seorang remaja berhijab pink dusty. Sepertinya anak SMA-an. Tampak raut bersalah di wajahnya.

"Iya, gak papa." Reza tersenyum kaku. "Lain kali hati-hati jalannya."

"Iya, Mas. Maaf sekali lagi." Remaja perempuan itu menangkupkan kedua telapak tangannya. "Permisi." Lanjutnya. Reza menanggukan kepala. Remaja penabrak itu pun berlalu dari hadapannya.

"Lho mana Rena?" Reza kelimpungan saat tak melihat istrinya di tempat asal. Yang ada hanya Muhammad Reza Digjaya. Lelaki itu tampak duduk di kursi tunggu yang tadi diduduki istrinya.

Dreeetttt....dreeetttt...
Ponsel di saku Reza bergetar dan berbunyi. Reza menyimpan popcorn yang dipegangnya di meja tunggu. Lalu dikeluarkannya ponsel di saku jaketnya. Pesan dari Renata, ternyata.

Istri Kesayangan:
A, aku ke toilet dulu. Kebelet pipis. Tunggu aja di tempat tadi. Bentar kok.

"Oke." Gumam Reza tenang, tanpa membalss pesan di aplikasi hijau tersebut.

Dimasukannya kembali ponsel ke saku jaketnya. Ia pun berjalan menuju tempat janjian dengan istrinya.

"Gue pura-pura gak tahu dia aja ah." Gumam Reza lagi dengan mengalihkan pandangan dari teman SMA-nya. Dan....

"Rezanta!" Seseorang memanggil namanya. Saat SMA dia memang dipanggil dengan nama lengkap itu untuk membedakan dengan nama Reza lainnya. Maklumlah di angkatannya tidak sedikit yang bernama Reza. "Rezanta, kan?"

Desirable Love ( End )Where stories live. Discover now