4. LO SERIUS?

1.5K 157 4
                                    

    "Lo beneran serius sama Renata, Za?" Kevin berkata di antara nafas terengahnya, setelah berhasil memasukan bola ke ring basket.

      Rezanta melirik Kevin sekilas. Tak langsung menjawab, tapi cepat mengambil bola basket yang sudah jatuh melewati ring. Di drible sedikit, lalu di shoot kembali ke ring besi di atasnya.

    "Yes, masuk."

      Dua cowok keren itu sedang bermain basket. Bukan pertandingan, tapi hanya sekedar saling adu banyak memasukan bola basket ke ring. Sekedar menggerakan badan sambil menunggu jam kuliah dimulai. Mereka sampai di kampus lebih pagi dari biasanya. Kebetulan tadi Kevin bawa bola basket. Katanya sih tadi baru dikembalikan Haris. Beberapa hari lalu anak teknik eloktro itu meminjam bola basket padanya. Kevin memang punya keahlian lebih di olah raga basket. Waktu SMA dia sering ikut kompetisi basket antar sekolah. Beberapa kali bertemu dengan tim basket SMA Rezanta di kompetisi antar sekolah

    "Serius dong," jawab Rezanta sambil mengatur nafasnya. Lumayan kerja keras juga mengimbangi kemahiran basket Kevin. Kemudian keduanya menepi ke pinggir lapangan. Duduk di bangku beton yang terjajar dan tertata rapi di luar lapangan basket.  "Lagian tiap berhubungan sama cewek, gue selalu serius kok."

    "Hahaha... serius dan setia ya?" sindir Kevin.  "Setiap tikungan ada."

    "Intinya kan serius...."

    "Serius koleksi cewek." Tiba-tiba suara Niko menguar diakhiri dengan tawa renyahnya yang terkesan meledek. Dari arah belakang ia menepuk pundak Rezanta. 'Mumpung masih muda ya, bro, puas-puasin hidup. Entar kalo udah married baru fokus satu pasangan."

    "Nah itu, cakeeepppp!"

    "Berarti siap gebet cewek lain buat cadangan dong?" Celetuk Dean di sisi Niko. Diambilnya bola basket dari tangan Reza. Kemudian berlari ke tengah lapang, men-drible dan shoot bola ke ring. "Yes, masuk!"

    "Enggak dong. Kan gue tobat," jawab Rezanta. "Prioritas gue s bukan mau cari pacar lagi, tapi cari bini. Cari istri sholehah."

    "Masih didatangi malaikat maut, haahh?!" Dean sudah bergabung kembali dengan ketiga sahabatnya dengan tangannya memegang bola basket.

    "Enggak sih." Rezanta menggeserkan tubuhnya. Memberikan sedikit tempat duduknya untuk Niko dan Dean duduk lebih nyaman. "Tapi setelah gue ikut kajian, gue sadar kalo gue musti berubah. Gue gak boleh mainin cewek mulu. Dosa, coy!"

    "Cieeee yang udah hijrah."

    "Lagian gue kan udah taaruf sama Renata. Musti setia dong."

    "Busyet, lo seserius itu, Za?"

    "In syaa Alloh."

    "Masya Alloh, tabarokalloh."


    "Semiriwing wangi-wangi surga nih, kuy!"

    "Calon ustadz ini mah."

    "Yoi dong. Jangan kalah sama Aa Gym atau Ustadz Adi Hidayat ilmunya."

    "Wadidaw!"

    "Bakal kesalip beken dong mereka sama Ustadz Reza."

Desirable Love ( End )Where stories live. Discover now