37. SI BAWEL

866 104 1
                                    

"Kamu cemburu ya, Yang?!

Reza menangkupkan wajah Renata saat mengatakan kalimat ini. Matanya berbinar bahagia. Mencoba menghentikan tawa dan merubahnya  menjadi senyuman lembut.

Renata gelagapan. Bisa-bisanya lelaki yang sangat dicintainya itu mengetahui apa yang sedang dirasakan. Kacau, kacau! Kelihatan banget gitu?

"Iya, aku cemburu." Jujur Renata kepalang basah. Diturunkannya tangan Reza dari wajahnya. Penuh emosi, dibalasnya tatapan suaminya. "Aku cemburu gak lebih cantik dari dia. Aku cemburu dia selalu ada di hatimu. Aku gak suka kamu cerita dia mulu."

Cup.
Reza membungkam bibir istrinya dengan kecupan. Sesaat Renata terdiam. Melongo. Mematung, seperti orang yang baru tersihir hipnotis.

"Ish!" Tak lama juteknya kumat lagi. Sihirnya udah habis, ya, Bu? "Ngapain sih cium-cium segala. Sebel!"

Cup.
Kembali Reza membungkam bibir Renata yang masih ngomel-ngomel.

"Ish... Kok lagi sih?!" Renata memukul lengan Reza. Lalu mengusap-usap bibirnya, seakan ingin menghapus jejak kecupan yang ada di sana.

"Abis, bawel banget sih. Marah-marah gak jelas." Gemas Reza. "Istri siapa sih yang bawel begini?"

"Istri kamu yang jelek." Seru Renata. Aduh, Bu...Kok masih marah sih? Padahal udah dikecup sayang sama suaminya lho. Masa belum luluh juga? "Yang nyesel kamu nikahi. Yang gak bisa dibanggakan. Yang gak se...."

Cup.
Untuk ketiga kalinya Reza memotong kalimat yang diucapkan Renata dengan kecupan.

"Reza ih!" Renata mendorong wajah Reza dengan telapak tangannya. Nah lho... Mana embel-embel Aa, sayang atau bebeb-nya? Marah banget ya, say? Ketahuan Ibu, dimarahin lho.

"Hahaha... Jadi gini ya sikap kamu kalo lagi cemburu." Reza merangkul leher Renata dengan lengannya.  Mengunci kepala istrinya hingga merapat ke dada atasnya. "Lucu lho lagi marah begini. Gemesin."

"Ish!"

"Tapi aku hepi kok liat kamu cemburu gini. Aura cantiknya meningkat berkali-kali lipat. Bikin aku tambah kesengsem."

"Gak lucu!"

"Emang gak lucu. Tapi ganteng." Goda Reza lagi sambil dengan alis naik turun. "Aku ganteng kan? Suaminya siapa coba?"

"Suami gue, tapi mantannya Mika."

"Hahaha... Segitu cemburunya ya kamu sama Mika?" Reza mencubit pipi istrinya. "Sejak kapan?"

"Gimana gak cemburu coba, dia punya banyak kisah dan kenangan sama kamu. Ceritanya gak habis-habis. Sampai-sampai saat kita honeymoon pun terselip kisah dia. Dan dengan bangganya kamu ceritakan itu sama aku. Bete!" Renata melempar pandangannya ke jendela kamar.

"Iya, iya, maafin aku deh." Kali ini Reza menggerakan tubuhnya agar berhadapan dengan Renata. "Maafin aku, Yang." Ulangnya lagi.

Reza menghentikan tawa, melembutkan suara. Ia dapat merasakan ketidaknyamanan saat hati kita dilanda cemburu. Tapi sungguh, ia sama sekali tak bermaksud begitu. Ia tak menyangka Renata akan merasakan perasaan itu secepat ini. Sikapnya tak menyiratkan itu sama sekali. Justru istrinya paling jago bersikap cuek. Beda dengan dirinya yang selalu spontan mengekspresikan suasana hati. 

Dulu aja, dia tak henti mengejar dan bilang suka pada Renata. Bahkan saat cemburu pada Bang Rayyan dan Mas Jimmy pun spontan aja meluapkan rasa tak sukanya.

"Aku pikir ini cuma cerita biasa aja, gak bakal ngaruh ke kamu. Gak tahu efeknya bakal sedasyat ini. Tapi aku suka kok kamu cemburu. Itu tandanya kamu cinta aku banget kan? Whoaaa... benar-benar ya aku lelaki paling beruntung di dunia ini"

Desirable Love ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang