6. PERTEMUAN RAHASIA

1.2K 147 1
                                    

    "Gimana, bro, lancar pedekate-nya?" Dean menarik kursi bercat hitam, lalu mendudukinya. Tak lama diseruputnya thai tea dingin yang baru saja dipesannya.

      Rezanta mengangkat wajahnya sebentar. Kemudian melanjutkan kembali aktivitas membersihkan meja kayu dengan lap dan cairan pembersih yang disemprotkannya dari botol plastik.

    "Biar aku aja yang bersihin, Bos," Romi langsung menghampiri Reza. Tak enak hati melihat owner kedai minuman kekinian tempatnya bekerja itu melakukan pekerjaan yang sebenarnya adalah jobdesk-nya.

    "Masak iya bos yang bersih-bersih, sementara gue bawahannya diem-diem bae," celetuk hati Romi.

    "Udah beres kok. Nih, udah bersih." Rezanta tersenyum. Ditepuknya bahu Romi dua kali. Kemudian diserahkannya lap dan sebotol cairan pembersih meja yang beraroma apel pada pegawainya itu. "Nih, tolong simpan ini aja."

    "Oke, bos."

    "Thanks, bro!"

    "Tebalik, Bos. Mustinya aku yang bilang terima kasih."

     "Ya, udah sama-sama terima kasih aja supaya adil," kekeh Rezanta.

      Romi ikut tersenyum. Begitulah Rezanta, dia tak pernah gengsi untuk mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya merupakan tugas pegawainya. Meskipun dia owner kedai ini, tapi sikapnya tidak bossy. Dia merangkul pegawai-pegawainya dengan hangat dan humble. Dia tak ingin membangun jurang lebar antara atasan dan bawahan atau bos dan pegawai. Yang penting kedai aman, lancar jaya. Prinsip saling menghargai dan menghormati ia pegang teguh. Bukankah pada dasarnya mereka saling membutuhkan?

      Sebagian besar pegawainya bekerja part time. karenaMaklumlah rata-rata masih berstatus mahasiswa namun ingin menambah uang saku. Lumayanlah bisa menunjang kebutuhan sehari-hari. Apalagi buat mahasiswa perantau yang berlatar belakang dari keluarga sederhana.
     
      Hanya dua orang yang bekerja fulltime. Asep dan Ujang. Mereka bekerja sejak lulus SMK dua tahun lalu dan setia sampai kini bekerja di kedainya. Asep adalah anak Mang Soleh. Dan Ujang adalah anak Bi Siti. Bi Sitindan Mang Soleh belerja di rumah kedua orang tuanya. Bi Siti sebagai asisten rumah tangga. Mang Ujang sebagai tukang kebun. Namun mereka bukan sepasang suami istri. Suami Bi Siti sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Dan Bi Siti tak berniat menikah lagi. Entah kenapa.

    "Bentar, ya, Yan, gue cuci tangan dulu." Rezanta minta izin pada Dean yang masih anteng di mejanya.

      "Oke." Dean menyatukan jempol dan telunjuk kanannya sehingga membentuk bulatan huruf O.

      Rezanta pun berlalu menuju wastafel yang letaknya tak jauh dari mini bar tempat konsumen mengorder minuman. Ketika kembali, Niko dan Kevin sudah bergabung di meja Dean.

    "Za, gimana Renata?" Kali ini Kevin yang bertanya. "Udah dikenalin ke nyokap bokap lo?"

    "Boro-boro," jawab Rezanta  "Masih gitu-gitu aja, jalan di tempat. Kayak yang lo-lo lihat."

    "Hahaha... Payah lo," ledek Dean. "Tumben gak mempan ilmu Don Juan lo?"

    "Dia lagi nge-tes lo kali."

    "Tes mulu, kapan lulusnya? Udah dua bulan lebih ini. "

    "Udah ditembak di sepertiga malam belom?"

    "Beuhhh, hampir tiap malem. Masih batu aja dia. Gue mundur aja gitu? Bukan dia kali jodoh gue."

    "Beuhhhh, cemen lo! Segitu aja nyerah!" Niko menoyor kepala Rezanta. Gregetan melihat kepesimisan sahabatnya itu. Bukan Rezanta banget. "Apa gue aja yang ganti ngejar dia? Gue sanggup gaspol kok."

Desirable Love ( End )Where stories live. Discover now