(22) Cewek Bar bar

4.8K 225 4
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Di malam hari, empat orang gadis sedang berdiri di depan mobil mereka yang berada di pinggir jalan. Jalanan itu cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang lewat di sekitar sana.

Mereka mendengus kesal saat melihat ban mobil mereka pecah. Gadis berambut panjang yang di ombre merah itu menendang mobilnya dan mulai mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Shitt! Nih ban mobil maunya apa sih! Udah tau malem malem gini susah nyari bengkel!" gerutunya.

"Sabar ra," ujar Putri.

"Di sekitar sini ada bengkel gak sih?" tanya Ica.

"Kayaknya gak ada deh, ini jalanan aja sepi," jawab Bila.

Zahra membelakkan matanya. "Seriously?! Terus ini gimana dong? Ya kali kita harus dorong nih mobil."

Bila mengangkat kedua bahunya.

Lalu ada lima orang preman berbadan besar yang menghampiri Zahra dkk. Para preman itu menatap Zahra dkk dengan pandangan genitnya. Berbeda dengan Zahra dkk, mereka hanya memasang wajah datar mereka.

"Hallo cantik," ujar salah satu preman itu yang ingin memegang dagu Zahra, namun dengan cepat di tepis kuat oleh Zahra.

"Heh! Jauhkan tangan kotor lo itu dari dagu gue!"

"Duhh ... abang suka yang galak galak gini, apa lagi kalo galaknya di ranjang," ujar preman itu sembari mengeluarkan senyum genitnya yang membuat Zahra dkk jijik.

"Tutup mulutmu Bung! Jangan sampe gue sambit mulut lo pake sepatu mahal gue ini!"

Kelima preman itu hanya terkekeh remeh mendengar kata sinis dari Zahra. Zahra yang melihat itu pun menggeram kesal. Rasanya ia benar benar ingin melemparkan sepatunya ke mulut si tua bangka ini.

Saat kelima preman itu ingin menarik tangan Zahra dkk, namun dengan cepat Zahra, Bila, Ica, dan Putri menendang kaki kelima preman itu hingga tersungkur ke aspal.

Bughhh

Bughhh

Bughhh

Bughhh

Zahra dkk memberikan senyum remehnya kepada kelima preman itu. Tak sia sia mereka mempelajari ilmu bela diri hingga sabuk tinggi. Namun ilmu yang mereka pakai untuk melawan preman itu hanya setengahnya saja, tidak sepenuhnya. Karena mereka akan memakai ilmu bela diri mereka sepenuhnya untuk menghadapi situasi yang benar benar darurat.

"Arghh ... boleh juga tuh kekuatan mereka," rintih salah satu preman itu.

Zahra memerintahkan ketiga sahabatnya untuk mundur kebelakang

"Lo bertiga mundur kebelakang, biar gue yang ngadepin nih bapak bapak tua kurang belaian!" titah Zahra pada ketiga sahabatnya.

"Lo mau ngadepin tuh lima preman sendirian? Jangan gila lo ra!" bantah Ica.

Zahra menyeringai. "Udah lo semua tenang aja, gue bisa ngadepin nih bapak bapak. Udah lama juga gue gak olahraga."

Ketiga sahabat Zahra memilih menurut. Mereka yakin kalo Zahra bisa mengahadapi kelima preman itu. Mengapa mereka yakin? Ya! Karena Zahra pernah memenangkan lomba kejuaraan bela diri tingkat nasional.

Zahra mendekati kelima preman itu yang sudah tersungkur di aspal. Ia tersenyum remeh. Dagunya terangkat seolah olah ingin menantang kelima preman itu.

"Segitu doang kemampuan kalian? Haha, banci!" Zahra tertawa kecil.

Kelima preman itu tak terima. Bisa bisanya ada seorang bocah yang mengatakan bahwa mereka banci.

Together With You (END)Where stories live. Discover now